PALESTINA tidak serta merta jatuh di tahun 1948. Tapi ada proses panjang, bahkan perlu 52 tahun sejak pertama kali Theodor Herzl, datang menghadap Sultan Abdul Hamid dengan niat membeli tanah Palestina.
Sultan Abdul Hamid 2 menolak permintaan tokoh pendiri negara Zionis Israel, Theodore Herzl, agar memberikan sebagian wilayahnya di Palestina untuk bangsa Yahudi. Permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan Abdul Hamid II, sehingga membuat marah bangsa Yahudi.
Karena ketegasannya itu, musuh-musuh Islam tak henti-hentinya merongrong kekuasaan Sultan Abdul Hamid II.
BACA JUGA: Akhir Tragis Ariel Sharon, Koma 8 Tahun, Membusuk di RS dan dan Pemakamannya Diwarnai Gempa!
Pada masa pemerintahannya, ia harus berhadapan dengan manuver orang-orang Yahudi Dunamah yang ingin mendongkel kekuasaanya. Setidaknya, ada beberapa langkah dan strategi dilancarkan oleh kaum Yahudi menurut sejarawan Muslim Dr Muhammad Harb untuk menembus dinding kokoh Kesultanan Turki Usmani.
Target mereka adalah dapat memasuki Palestina. (Dr Muhammad Harb: 2012).
[embedded content]
Sumber Klik disini