Islampos.com
10 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Tempat Kerja
DI tempat kerja, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari agar tetap profesional dan menjaga hubungan baik dengan rekan kerja. Berikut 10 hal yang tidak boleh dilakukan di tempat kerja:1. Gosip & DramaBergosip tentang rekan kerja atau atasan bisa merusak hubungan dan menciptakan lingkungan kerja yang toxic.2. Datang Terlambat & Pulang Lebih Awal Terus-MenerusSesekali mungkin bisa dimaklumi, tetapi jika menjadi kebiasaan, ini bisa menunjukkan sikap tidak profesional.BACA JUGA: 9 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Pagi Hari3. Bermain HP & Media Sosial BerlebihanMenggunakan ponsel untuk hal pribadi saat jam kerja bisa mengurangi produktivitas dan memberi kesan tidak serius dalam bekerja.4. Bekerja dengan Sikap Malas & Tidak PeduliTidak menunjukkan inisiatif, menunda-nunda pekerjaan, atau sering mengeluh bisa membuat atasan dan rekan kerja kehilangan kepercayaan.5. Mengabaikan Aturan PerusahaanTidak mengikuti kebijakan perusahaan, seperti berpakaian tidak sesuai atau melanggar aturan keamanan, bisa berakibat buruk.6. Makan di Meja Kerja Secara BerantakanSelain mengganggu rekan kerja dengan bau makanan, sisa makanan yang berserakan juga bisa menciptakan lingkungan kerja yang kotor.7. Menggunakan Fasilitas Kantor untuk Kepentingan PribadiMenggunakan printer, alat tulis, atau internet kantor untuk keperluan pribadi tanpa izin bisa dianggap tidak etis.8. Berbicara Terlalu Keras atau Mengganggu Rekan KerjaBerbicara dengan suara keras saat menelepon atau bercanda berlebihan bisa mengganggu konsentrasi orang lain.BACA JUGA: Ini 7 Hal yang Tidak Boleh Dijualbelikan dalam Islam9. Tidak Bertanggung Jawab & Sering Menyalahkan Orang LainMenghindari tanggung jawab dan menyalahkan tim saat terjadi masalah akan menurunkan kepercayaan orang lain terhadap Anda.10. Menyepelekan Kebersihan & KerapihanMeja kerja yang berantakan, tidak menjaga kebersihan di pantry, atau meninggalkan sampah sembarangan bisa menciptakan lingkungan yang tidak nyaman.Menjaga profesionalisme dan etika di tempat kerja akan membuat Anda lebih dihargai oleh atasan dan rekan kerja. []
Islampos.com
Kerja Tidak Tepat Waktu dan Mengulur Pekerjaan Sama dengan Mencuri?
DALAM dunia kerja, disiplin waktu adalah salah satu aspek penting yang menentukan produktivitas dan kredibilitas seseorang. Namun, ada kebiasaan yang sering terjadi di tempat kerja, yaitu datang terlambat, mengulur-ulur pekerjaan, atau menyelesaikan tugas di luar jam yang telah disepakati. Lalu, muncul pertanyaan: Apakah kerja tidak tepat waktu bisa dianggap sebagai bentuk pencurian?Konsep Mencuri dalam Islam dan Etika KerjaDalam Islam, mencuri (sariqah) adalah tindakan mengambil hak orang lain tanpa izin. Rasulullah ﷺ bersabda:“Barang siapa yang menipu kami, maka ia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim)Meskipun dalam konteks hukum syariat mencuri sering dikaitkan dengan mengambil barang milik orang lain secara fisik, prinsip ini juga bisa diterapkan dalam dunia kerja. Jika seorang karyawan menerima gaji penuh tetapi tidak bekerja dengan waktu dan usaha yang seharusnya, bukankah itu berarti ia telah mengambil sesuatu yang bukan haknya?BACA JUGA: 7 Manfaat Membiasakan Anak Membantu Pekerjaan Rumah Menurut PenelitianBentuk “Pencurian Waktu” di Dunia KerjaDatang Terlambat dan Pulang Lebih CepatJika seorang pegawai seharusnya mulai bekerja pukul 08.00 tetapi baru datang pukul 08.30 tanpa alasan yang jelas, maka ia telah mengurangi hak waktu kerja yang dibayarkan oleh perusahaan. Begitu juga jika ia meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya.Mengulur-ulur PekerjaanSebagian karyawan mungkin datang tepat waktu, tetapi sering menunda pekerjaan atau mengerjakan sesuatu dengan lambat agar terlihat sibuk. Ini bisa dianggap sebagai bentuk penggelapan waktu yang seharusnya digunakan secara produktif.Menggunakan Jam Kerja untuk Kepentingan PribadiMisalnya, bermain media sosial, mengobrol terlalu lama, atau bahkan menjalankan bisnis pribadi di sela-sela jam kerja tanpa izin atasan. Jika dilakukan secara berlebihan, ini termasuk tindakan mengambil sesuatu yang bukan haknya.Mengabaikan Tanggung Jawab KerjaJika seseorang tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik atau dengan sengaja mengabaikannya, tetapi tetap menerima gaji penuh, maka ia telah mengambil hak yang seharusnya diberikan kepada perusahaan atau instansi tempatnya bekerja.Dampak dari Tidak Tepat Waktu dalam BekerjaMerugikan Perusahaan atau InstansiKetidakdisiplinan dalam waktu bisa berdampak pada penurunan produktivitas dan keuntungan perusahaan. Hal ini juga bisa mempengaruhi rekan kerja yang harus menanggung beban lebih karena ketidaktepatan waktu seseorang.Menurunkan Kredibilitas dan ReputasiPegawai yang tidak disiplin waktu sering kali dianggap tidak dapat dipercaya. Ini bisa berdampak pada karier mereka di masa depan.Dosa dan Pertanggungjawaban AkhiratDalam Islam, setiap tindakan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Jika seseorang menerima gaji dari pekerjaan yang tidak dilakukannya dengan benar, maka ada hak orang lain yang telah ia ambil tanpa izin.Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap?Menjaga Amanah dalam BekerjaIslam mengajarkan bahwa bekerja adalah amanah. Oleh karena itu, setiap orang yang bekerja harus melakukannya dengan sungguh-sungguh dan tepat waktu.Menghargai Waktu dan DisiplinWaktu adalah salah satu nikmat Allah yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jika sudah diberikan tugas atau jam kerja tertentu, maka jalankan dengan penuh tanggung jawab.Menghindari Perbuatan CurangJangan menganggap kerja tidak tepat waktu sebagai hal sepele. Jika suatu pekerjaan dibayar untuk diselesaikan dalam waktu tertentu, maka lakukan dengan baik dan sesuai dengan yang telah disepakati.BACA JUGA: 7 Contoh Pekerjaan Haram yang Wajib DihindariKerja tidak tepat waktu, jika dilakukan dengan sengaja dan berulang kali, bisa dikategorikan sebagai bentuk pencurian dalam arti mengambil sesuatu yang bukan haknya. Islam mengajarkan kejujuran dan tanggung jawab dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam dunia kerja. Oleh karena itu, disiplin waktu dan bekerja dengan penuh amanah adalah bagian dari etika dan ibadah yang harus dijaga oleh setiap Muslim. []
Islampos.com
Yang Menyebabkan Seseorang Tidak Bisa Shalat Dhuha
ADA beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang tidak bisa melaksanakan shalat Dhuha, baik itu karena alasan fisik, mental, atau kebiasaan sehari-hari. Berikut beberapa penyebabnya:1. Kesibukan dan Prioritas yang SalahTerlalu sibuk dengan pekerjaan atau aktivitas lain sehingga lupa atau menunda shalat Dhuha.Tidak memasukkan shalat Dhuha sebagai bagian dari rutinitas harian.BACA JUGA: Hukum Shalat Dhuha Setiap Hari2. Kurang Ilmu dan PemahamanTidak mengetahui keutamaan dan manfaat shalat Dhuha.Menganggap shalat Dhuha tidak penting atau tidak memiliki pengaruh dalam kehidupan.3. Malas atau Kurang MotivasiKurangnya dorongan dari diri sendiri untuk beribadah.Terlalu nyaman dengan kebiasaan yang tidak produktif, seperti bermalas-malasan di pagi hari.4. Gangguan Fisik atau KesehatanSedang sakit atau mengalami kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk shalat.Rasa lelah berlebihan akibat begadang atau kurang istirahat.5. Godaan Setan dan Hawa NafsuSetan membisikkan alasan-alasan untuk meninggalkan ibadah.Hawa nafsu lebih condong pada kesibukan duniawi daripada mendekatkan diri kepada Allah.6. Kurang Istiqomah dalam IbadahTidak terbiasa shalat Dhuha, sehingga sulit melakukannya secara konsisten.Hanya shalat Dhuha ketika sedang butuh sesuatu dari Allah, bukan karena niat ibadah.BACA JUGA: Shalat Dhuha Rasulullah, Seperti Apa dan Bagaimana?Solusi Agar Bisa Rutin Shalat Dhuha✅ Bangun Kesadaran: Pelajari keutamaan shalat Dhuha dan niatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah.✅ Atur Waktu: Sisihkan beberapa menit di pagi hari khusus untuk shalat Dhuha.✅ Hindari Begadang: Tidur lebih awal agar bisa bangun pagi dalam keadaan segar.✅ Lingkungan yang Mendukung: Bergaul dengan orang-orang yang rajin beribadah agar termotivasi.✅ Doa dan Istiqomah: Mohon pertolongan Allah agar diberikan kemudahan dalam melaksanakan shalat Dhuha.Semoga bermanfaat dan memotivasi untuk lebih rajin shalat Dhuha! []
Islampos.com
8 Cara Menghindari Perselingkuhan Antara Suami/Istri dengan Ipar
DALAM kehidupan rumah tangga, kehadiran ipar—baik kakak, adik, maupun sepupu pasangan—sering kali menjadi bagian dari interaksi sehari-hari. Hubungan baik antar keluarga sangat penting, tetapi ada batasan yang harus dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk perselingkuhan antara pasangan dan ipar. Meskipun terdengar tabu, kasus seperti ini bisa terjadi jika tidak ada pengendalian diri dan batasan yang jelas.Lalu, bagaimana cara menghindari perselingkuhan antara pasangan dengan ipar? Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa diterapkan:1. Menjaga Batasan dalam PergaulanDalam Islam, ipar yang bukan mahram dianggap sebagai “kematian” dalam hal pergaulan yang tidak syar’i. Ini berarti bahwa batasan interaksi harus lebih diperhatikan. Hindari bercanda atau bersikap terlalu akrab dengan ipar yang bukan mahram agar tidak menimbulkan fitnah atau perasaan yang berkembang di luar kendali.BACA JUGA: Maksud Hadist “Ipar Adalah Maut”2. Tidak Berdua-duaan (Khalwat)Rasulullah ﷺ bersabda:“Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang wanita kecuali ada mahramnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)Berduaan dengan ipar, baik dalam rumah maupun di luar, bisa membuka peluang setan untuk membisikkan godaan. Oleh karena itu, pastikan selalu ada orang lain ketika berinteraksi dengan ipar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.3. Menjaga Pandangan dan Adab BerpakaianMenundukkan pandangan adalah salah satu cara untuk menjaga kesucian hati. Jika ada interaksi dengan ipar, pastikan untuk tidak menatap dengan cara yang bisa menimbulkan perasaan yang tidak pantas. Selain itu, berpakaian yang sopan dan sesuai syariat juga membantu mengurangi potensi godaan.4. Jangan Terlalu Sering Berkomunikasi Secara PribadiMengobrol atau bertukar pesan dengan ipar sebaiknya hanya dilakukan jika ada keperluan penting. Hindari komunikasi yang tidak perlu, seperti bercanda lewat chat atau telepon, karena dari hal kecil seperti inilah perasaan bisa mulai berkembang tanpa disadari.5. Menghindari Curhat Masalah Rumah Tangga ke IparCurhat masalah rumah tangga kepada ipar bisa menjadi awal dari kedekatan emosional yang berbahaya. Sebaiknya, jika ada masalah dalam rumah tangga, komunikasikan langsung dengan pasangan atau konsultasikan kepada orang yang lebih bijak, seperti orang tua atau ustaz.6. Suami dan Istri Saling Meningkatkan Kualitas HubunganSalah satu alasan seseorang tergoda untuk berselingkuh adalah kurangnya kepuasan dalam hubungan pernikahan, baik secara emosional maupun fisik. Oleh karena itu, suami dan istri harus terus membangun komunikasi yang baik, saling memenuhi kebutuhan, dan menjaga keharmonisan rumah tangga agar tidak mudah tergoda oleh orang lain, termasuk ipar.7. Menciptakan Lingkungan Keluarga yang SehatSebisa mungkin, aturlah lingkungan rumah tangga agar tetap sehat dan aman dari fitnah. Misalnya, jika ipar sering berkunjung, buatlah suasana yang lebih formal dan tidak terlalu bebas dalam bergaul. Jika tinggal serumah dengan ipar, pastikan ada batasan privasi yang jelas agar tidak terjadi interaksi yang berlebihan.BACA JUGA: Membuka Wajah di Hadapan Ipar dan Suaminya Sepupu8. Saling Mengingatkan dalam KebaikanJika melihat ada tanda-tanda interaksi yang mulai melampaui batas, jangan ragu untuk menegur dengan baik. Suami dan istri harus saling menjaga dan mengingatkan agar tidak terbawa oleh godaan setan. Jika perlu, libatkan keluarga atau orang yang dihormati untuk memberikan nasihat yang bijak.Perselingkuhan dengan ipar bisa terjadi jika batasan dalam interaksi tidak dijaga dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi suami dan istri untuk selalu waspada, menjaga adab dalam bergaul, serta membangun hubungan yang harmonis agar tidak ada celah bagi setan untuk menggoda. Dengan komunikasi yang baik dan komitmen dalam menjalankan ajaran agama, rumah tangga bisa tetap terjaga dari ujian yang berat seperti ini. []
Islampos.com
6 Penyebab Banyak Orang Tua Muslim Izinkan Anaknya Pacaran, Padahal Islam Melarang!
DALAM ajaran Islam, pacaran bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Bahkan, dalam banyak hadis dan ayat Al-Qur’an, Islam menekankan pentingnya menjaga batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Namun, di dunia nyata, banyak orang tua Muslim yang tetap mengizinkan anak-anak mereka berpacaran. Mengapa hal ini bisa terjadi?1. Perubahan Sosial dan BudayaDalam kehidupan modern, nilai-nilai budaya dan sosial terus berkembang. Konsep pacaran yang dulunya dianggap tabu kini semakin dianggap sebagai hal yang wajar. Media sosial, film, dan lingkungan pergaulan juga berperan besar dalam membentuk pandangan masyarakat, termasuk para orang tua. Akibatnya, sebagian dari mereka lebih permisif terhadap fenomena pacaran.BACA JUGA: Mengapa Taaruf Sebelum Menikah Lebih Baik daripada Pacaran? Ini 6 Alasannya2. Kurangnya Pemahaman Agama yang MendalamTidak semua orang tua Muslim memiliki pemahaman yang kuat tentang hukum Islam terkait pergaulan. Ada yang menganggap pacaran sebagai bagian dari proses mengenal calon pasangan sebelum menikah, tanpa menyadari bahwa pacaran dalam Islam bisa membawa dampak negatif, seperti zina, fitnah, atau maksiat lainnya.3. Takut Anak Terlalu Kaku dan Sulit Menyesuaikan DiriBeberapa orang tua khawatir jika mereka melarang anaknya pacaran, anak akan kesulitan dalam bergaul atau menjalin hubungan di masa depan. Mereka berpikir bahwa pacaran bisa menjadi sarana belajar membangun hubungan yang sehat sebelum masuk ke jenjang pernikahan.4. Anggapan Bahwa Pacaran Bisa DikontrolSebagian orang tua berpikir bahwa selama anak mereka pacaran dengan batasan tertentu—seperti tidak melewati batas fisik dan tetap dalam pengawasan—maka pacaran masih bisa diterima. Mereka percaya bahwa anak-anak mereka cukup bertanggung jawab untuk tidak melanggar aturan agama.5. Tekanan Lingkungan dan PergaulanKetika mayoritas teman-teman anak sudah mulai berpacaran, ada tekanan sosial yang membuat orang tua merasa aneh jika melarang anak mereka. Mereka tidak ingin anaknya merasa dikucilkan atau berbeda sendiri dalam pergaulan.6. Kurangnya Komunikasi dan Alternatif IslamiBeberapa orang tua tidak memberikan alternatif Islami yang jelas dalam menjalin hubungan sebelum menikah, seperti ta’aruf. Akibatnya, anak-anak lebih memilih pacaran sebagai jalan utama untuk mengenal lawan jenis. Jika orang tua tidak memberikan edukasi yang cukup, anak akan mengikuti tren yang ada di sekitarnya.Bagaimana Sikap yang Seharusnya?Agar tidak terjebak dalam budaya pacaran yang bertentangan dengan ajaran Islam, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh orang tua Muslim:BACA JUGA: Mengapa Banyak Anak Muda Pacaran Meski Dilarang dalam Islam? Ini 7 AlasannyaMeningkatkan Pemahaman Agama – Orang tua perlu memperdalam ilmu agama dan memahami bagaimana Islam mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan.Memberikan Pendidikan Seks dan Pergaulan Islami – Anak perlu memahami konsekuensi dari pacaran, baik secara agama maupun kehidupan nyata.Mengenalkan Konsep Ta’aruf – Orang tua bisa mengajarkan cara Islami untuk mengenal calon pasangan tanpa harus pacaran.Menjadi Teladan – Jika orang tua sendiri menjalankan ajaran Islam dengan baik, anak akan lebih mudah mengikuti.Menjalin Komunikasi yang Baik dengan Anak – Daripada melarang secara keras tanpa penjelasan, lebih baik ajak anak berdiskusi agar mereka memahami alasan mengapa pacaran tidak dianjurkan dalam Islam.Meski Islam melarang pacaran, masih banyak orang tua Muslim yang mengizinkan anaknya melakukannya karena berbagai alasan, seperti perubahan budaya, kurangnya pemahaman agama, hingga tekanan sosial. Namun, sebagai Muslim, penting untuk memahami bahwa ada cara yang lebih baik dan lebih sesuai dengan ajaran Islam dalam menjalin hubungan, yaitu dengan proses ta’aruf yang lebih terarah dan berkah. []
Islampos.com
8 Sikap Seorang Istri Jika Suaminya Sering “Jajan” di Luar
DALAM pernikahan, kesetiaan adalah salah satu pilar utama yang menjaga keharmonisan rumah tangga. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian suami yang tergoda untuk “jajan” di luar, baik itu dalam bentuk perselingkuhan emosional maupun hubungan fisik dengan wanita lain. Bagi seorang istri yang menghadapi situasi ini, tentu bukan hal yang mudah. Lalu, bagaimana sebaiknya sikap seorang istri jika mengetahui suaminya sering “jajan” di luar?1. Tetap Tenang dan Jangan Bertindak EmosionalMengetahui suami tidak setia bisa sangat menyakitkan, tetapi bereaksi dengan emosi yang meledak-ledak sering kali hanya memperburuk keadaan. Sebisa mungkin, cobalah untuk tetap tenang dan berpikir jernih sebelum mengambil tindakan.2. Kumpulkan Fakta dengan JelasSebelum menuduh atau mengonfrontasi suami, pastikan dulu bahwa dugaan tersebut benar. Jangan hanya berasumsi berdasarkan gosip atau perasaan curiga tanpa bukti yang jelas.3. Komunikasikan dengan SuamiSetelah memiliki bukti yang cukup, ajak suami berbicara dari hati ke hati. Tanyakan alasannya dan bagaimana ia melihat pernikahan kalian saat ini. Hindari nada menghakimi, karena hal ini bisa membuatnya defensif dan justru tidak mau mengakui kesalahannya.4. Evaluasi Hubungan PernikahanTerkadang, suami yang mencari kesenangan di luar bisa jadi merasa ada sesuatu yang kurang dalam rumah tangga, baik itu perhatian, kasih sayang, atau bahkan kebutuhan biologis. Bukan berarti menyalahkan istri, tetapi penting untuk mengevaluasi apakah ada hal yang perlu diperbaiki dalam hubungan kalian.5. Beri Peringatan dengan TegasJika suami masih mencintai keluarganya, ia harus memahami bahwa perbuatannya bisa menghancurkan rumah tangga. Jelaskan dengan tegas bahwa perbuatannya tidak bisa diterima dan bahwa Anda memiliki batasan yang jelas dalam menghadapi perselingkuhan.6. Perbaiki Diri dan Bangun KemandirianDi tengah rasa sakit, cobalah untuk fokus memperbaiki diri sendiri, baik secara mental, spiritual, maupun finansial. Jangan biarkan diri Anda terlalu bergantung pada suami, karena ini bisa membuat Anda kehilangan kekuatan dalam menghadapi situasi sulit.7. Libatkan Orang yang Bisa DipercayaJika suami sulit diajak bicara, Anda bisa meminta bantuan orang yang dihormatinya, seperti orang tua, mertua, atau ustaz yang ia hormati. Nasihat dari pihak ketiga sering kali lebih didengar dibandingkan dari pasangan sendiri.8. Pertimbangkan Langkah TerakhirJika suami terus mengulangi perbuatannya dan tidak ada perubahan meskipun sudah diberi kesempatan, maka Anda perlu mempertimbangkan langkah terakhir, apakah masih ingin bertahan atau memilih berpisah. Islam memperbolehkan perceraian jika memang pernikahan sudah tidak bisa dipertahankan dan hanya membawa lebih banyak mudarat.Menghadapi suami yang sering “jajan” di luar adalah ujian besar bagi seorang istri. Namun, dengan ketenangan, komunikasi yang baik, dan ketegasan dalam bertindak, seorang istri bisa mencari solusi terbaik untuk dirinya dan keluarganya. Pada akhirnya, keputusan ada di tangan Anda—apakah ingin tetap bertahan dengan syarat perbaikan atau memilih jalan lain yang lebih baik untuk masa depan. Yang terpenting, jangan pernah kehilangan harga diri dan kebahagiaan Anda sendiri. []
Islampos.com
Sebab Terhalang Shalat Malam
APA yang menghalangi kita untuk shalat malam?Fudhail bin ‘Iyâdh berkata, “Bila engkau tidak sanggup melaksanakan shalat (tahajjud) di malam hari dan puasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau orang yang terhalang (dari kebaikan) lagi banyak dosa.”Seorang lelaki berkata kepada Hasan al-Bashri , “Sesungguhnya aku tidur dalam keadaan sehat, aku sangat ingin bangun melaksanakan shalat malam dan telah ku persiapkan air untuk bersuci, namun mengapa aku tetap tidak bisa bangun (disepertiga malam terakhir)?”
Islampos.com
6 “Keuntungan” Memiliki Masyarakat Miskin bagi Penguasa
DALAM sistem sosial dan politik, keberadaan masyarakat miskin sering kali dianggap sebagai masalah yang perlu diselesaikan. Namun, bagi sebagian penguasa, kemiskinan justru bisa menjadi alat untuk mempertahankan kekuasaan dan mencapai berbagai keuntungan strategis. Berikut adalah beberapa alasan mengapa keberadaan masyarakat miskin dapat menguntungkan penguasa:1. Ketergantungan terhadap Bantuan PemerintahMasyarakat miskin cenderung sangat bergantung pada bantuan pemerintah, baik dalam bentuk subsidi, program kesejahteraan, atau bantuan sosial lainnya. Ketergantungan ini dapat digunakan oleh penguasa untuk menciptakan loyalitas politik, di mana rakyat terus mendukung pemimpin yang memberikan bantuan, meskipun tidak ada perbaikan struktural dalam kesejahteraan mereka.BACA JUGA: Berapa % Sedekah buat Fakir Miskin?2. Kontrol Politik melalui Manipulasi EkonomiKemiskinan membuat masyarakat lebih mudah dikendalikan melalui kebijakan ekonomi yang menguntungkan penguasa. Misalnya, dengan memberikan lapangan pekerjaan berupah rendah atau kebijakan yang menekan akses terhadap pendidikan dan sumber daya, masyarakat tetap berada dalam kondisi yang sulit untuk berkembang dan menantang kekuasaan.3. Rendahnya Partisipasi PolitikOrang yang hidup dalam kemiskinan sering kali lebih fokus pada perjuangan hidup sehari-hari daripada terlibat dalam politik. Hal ini membuat mereka lebih mudah dimanipulasi atau diabaikan dalam proses demokrasi. Rendahnya kesadaran politik juga mengurangi ancaman oposisi terhadap penguasa yang sedang berkuasa.4. Buruh Murah untuk Industri dan KapitalismeMasyarakat miskin sering kali menjadi tenaga kerja murah bagi industri yang membutuhkan buruh dengan upah rendah. Hal ini menguntungkan bagi pengusaha dan elite ekonomi yang memiliki hubungan erat dengan penguasa. Dengan mempertahankan tingkat kemiskinan tertentu, penguasa dapat memastikan pasokan tenaga kerja murah yang menguntungkan ekonomi kapitalistik.5. Alat Propaganda dan Legitimasi KekuasaanKemiskinan dapat digunakan sebagai alat propaganda untuk menunjukkan bahwa pemerintah sedang “bekerja keras” membantu rakyat. Program-program bantuan yang diberikan bisa digunakan sebagai bukti keberhasilan, meskipun pada kenyataannya, kemiskinan tetap dipertahankan untuk kepentingan politik.BACA JUGA: Ngeri, Ini 10 Kebiasaan yang Akan Menyebabkan Miskin Selamanya!6. Mencegah Munculnya Kelas Menengah yang KritisKelas menengah yang kuat sering kali menjadi sumber kritik dan perlawanan terhadap penguasa karena memiliki akses ke pendidikan, informasi, dan kesadaran politik yang lebih tinggi. Dengan mempertahankan tingkat kemiskinan yang tinggi, penguasa dapat mencegah terbentuknya kelompok sosial yang kritis dan mampu menantang status quo.Meskipun secara moral dan etis mempertahankan kemiskinan adalah hal yang tidak dapat dibenarkan, dalam praktiknya, beberapa penguasa melihat keberadaan masyarakat miskin sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan. Oleh karena itu, untuk menciptakan perubahan yang nyata, masyarakat harus menyadari bagaimana kemiskinan dapat dimanfaatkan oleh elite politik dan berupaya untuk membangun sistem yang lebih adil dan merata. []
Islampos.com
10 Hal yang Disukai oleh Rasulullah Muhammad ﷺ
RASULULLAH Muhammad ﷺ memiliki banyak hal yang beliau sukai dan cintai dalam hidupnya. Berikut adalah 10 di antaranya:1- Shalat – Rasulullah ﷺ sangat mencintai shalat dan sering menjadikannya sebagai sumber ketenangan hati. Beliau bersabda: “Dijadikan penyejuk mataku dalam shalat.” (HR. Ahmad)2- Membaca dan Menghafal Al-Qur’an – Rasulullah ﷺ sangat mencintai Al-Qur’an, sering membacanya, mendengarkannya, dan merenungkan maknanya.BACA JUGA: Ibrahim bin Rasulullah3- Wangi-wangian (Parfum) – Rasulullah ﷺ menyukai wangi-wangian dan sering memakai minyak wangi, terutama sebelum shalat dan bertemu orang lain.4- Madu dan Makanan Manis – Beliau menyukai madu dan makanan yang manis, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim.5- Bersedekah dan Berbuat Baik – Rasulullah ﷺ sangat menyukai kedermawanan dan sering memberi kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.6- Menjaga Kebersihan – Beliau sangat menjaga kebersihan diri, pakaian, rumah, serta kebersihan gigi dengan siwak.7- Orang yang Jujur dan Amanah – Rasulullah ﷺ sangat menghargai sifat jujur dan amanah, dan beliau sendiri dikenal sebagai Al-Amin (orang yang terpercaya).8-Mencintai Keluarga – Rasulullah ﷺ sangat menyayangi istri, anak, dan cucu-cucunya, serta mencontohkan bagaimana seharusnya seorang kepala keluarga bersikap.BACA JUGA: Hewan-hewan yang Menyayangi Rasulullah9- Berdakwah dan Menyebarkan Islam – Rasulullah ﷺ mencintai dakwah dan menyampaikan Islam dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.10 Memaafkan dan Menyayangi Sesama – Rasulullah ﷺ adalah pribadi yang pemaaf dan penuh kasih sayang, bahkan kepada musuh-musuhnya.Semua hal yang disukai Rasulullah ﷺ mencerminkan akhlak mulia dan bisa menjadi teladan bagi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Islampos.com
10 Sikap Istri yang Membuatnya Diceraikan oleh Suami
PERCERAIAN bisa terjadi karena berbagai alasan, baik dari pihak suami maupun istri. Namun, ada beberapa karakteristik atau kebiasaan dalam diri seorang wanita yang mungkin dapat meningkatkan risiko perceraian jika tidak diperbaiki. Berikut beberapa sikap istri yang sering membuatnya diceraikan oleh suami berdasarkan pengalaman dan penelitian psikologi pernikahan:1. Kurang Penghargaan terhadap SuamiWanita yang sering meremehkan atau tidak menghargai suaminya bisa membuat pasangan merasa tidak dihargai. Pria umumnya ingin merasa dihormati dan diapresiasi dalam perannya sebagai suami dan kepala keluarga.2. Sikap Kasar dan Suka MenghinaWanita yang sering berkata kasar, merendahkan, atau bahkan menghina suami dapat membuat hubungan menjadi tidak sehat. Hal ini bisa melukai harga diri suami dan menyebabkan retaknya pernikahan.BACA JUGA: Hukum Suami Bercanda dengan Mengucapkan Kata “Cerai” kepada Istri3. Terlalu Menuntut dan MatreJika seorang istri hanya fokus pada materi tanpa menghargai usaha suaminya, suami bisa merasa terbebani dan frustrasi. Hubungan yang didasarkan pada uang semata jarang bertahan lama.4. Kurang Perhatian dan Kasih SayangSeorang istri yang tidak peduli terhadap kebutuhan emosional suami, baik dalam hal komunikasi, perhatian, atau kebersamaan, bisa membuat suami mencari kenyamanan di tempat lain.5. Sering Membandingkan dengan Orang LainSering membandingkan suami dengan pria lain, entah itu dalam hal finansial, penampilan, atau sifat, bisa membuat suami merasa tidak cukup baik. Ini bisa menurunkan kepercayaan dirinya dan membuatnya menjauh.6. Terlalu Dominan dan Tidak Menghormati SuamiWanita yang terlalu dominan dalam rumah tangga dan tidak memberi ruang bagi suami untuk memimpin bisa menimbulkan konflik. Hubungan yang sehat memerlukan keseimbangan antara kedua belah pihak.7. Selingkuh atau Tidak SetiaKetidaksetiaan adalah salah satu penyebab utama perceraian. Wanita yang berselingkuh atau menunjukkan ketertarikan pada pria lain bisa menghancurkan kepercayaan suami.8. Tidak Bisa Mengelola EmosiWanita yang mudah marah, emosional, dan sering meledak-ledak tanpa alasan jelas bisa membuat suami merasa tidak nyaman. Konflik yang terus-menerus tanpa solusi dapat menyebabkan perceraian.9. Malas dan Tidak Bertanggung JawabSeorang istri yang tidak peduli terhadap tanggung jawab rumah tangga, malas mengurus rumah, anak, atau bahkan dirinya sendiri, bisa membuat suami merasa tidak betah.BACA JUGA: 5 Syarat Cerai dalam Islam10. Terlalu Bergantung pada Orang Lain (Termasuk Keluarga atau Teman)Wanita yang selalu mengutamakan pendapat orang tua atau teman daripada suami bisa menimbulkan masalah dalam rumah tangga. Campur tangan pihak ketiga sering menjadi penyebab perceraian.KesimpulanSetiap hubungan memiliki tantangan tersendiri, dan tidak ada wanita yang sempurna. Namun, menjaga komunikasi yang baik, saling menghormati, dan berusaha untuk memahami pasangan bisa membantu menghindari perceraian.Jika ada masalah dalam rumah tangga, mencari solusi bersama atau berkonsultasi dengan ahli bisa menjadi langkah terbaik. []
Islampos.com
Yang Lemah, Yang Dimenangkan?
APAKAH yang kuat selalu menang? Apakah yang perkasa selalu mengalahkan yang lemah? Apakah yang kejam selalu sukses meneror yang tak berdaya?Faktanya, di surat Al-Baqarah, perintah perang tidak menunggu kekuatan Muslimin melampaui kekuatan Musyrikin Quraisy terlebih dahulu. Berarti, ada faktor lain untuk memenangkan pertempuran.Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al-Baqarah [2]:190)Fakta lain di surat Al-Baqarah, Rasulullah saw sukses mengirimkan ekspedisi kecil untuk menghalau rombongan besar Quraisy dari Syam. Firaun terkalahkan saat mengejar kaumnya Nabi Musa yang lemah. Kelompok kecil Thalut, mengalahkan kelompok besar dan perkasanya Jalut.Jadi, apa penyebab yang lemah justru dimenangkan? Yang kuat terjatuh pada tindakan melampaui batas. Menjadi penindas, penyiksa, membumihanguskan dan genosida. Sebab, Allah swt tidak menyukai mereka yang melampaui batas.Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya ada suatu kaum yang lemah dan miskin. Mereka diperangi oleh kaum yang perkasa dan penuh permusuhan. Tetapi Allah swt memenangkan kaum yang lemah itu.”Lalu, apa terjadi? Saat kaum lemah yang dimenangkan Allah swt berubah menjadi penindas, “Mereka (yang tadinya lemah) dengan sengaja memperkerjakan dan menindas musuh mereka itu, sehingga menjadikan Allah murka kepada mereka hingga hari Kiamat.”Definisi melampaui batas dalam pertempuran menurut Hasan Al-Bashri, seperti menyiksa, menipu, membunuh para wanita, anak-anak, lanjut usia yang sudah lemah pikirannya dan tak mampu berperang, para pendeta, penghuni rumah ibadah, membakar pohon, dan membunuh hewan tanpa ada suatu maslahat.BACA JUGA: Saat Yahudi Melanggar PerjanjianBagaimana fakta di perang modern saat ini? Penjajah Zionis Israel terkalahkan di Gaza. Mereka hendak mengulanginya lagi di Tepi Barat. Rezim Assad pun tumbang di Suriah.Logika manusia sangat kontradiksi dengan takdir Allah. Yang akan terjadi sesuai takdir-Nya, dimana para penindas yang kuat akan dikalahkan dengan mereka yang lemah. []