5 Keluarga Allah di Muka Bumi, Siapa Saja?

Share

DALAM sebuah riwayat, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa di antara manusia ada yang menjadi keluargaNya—keluarga Allah di muka bumi.

“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya,” (HR. Ahmad).

Pertanyaannya, apakah kita ini termasuk keluarga Allah yang dimaksud? Lalu bagaimana caranya untuk menjadi keluarga Allah?

BACA JUGA:  MasyaAllah, Perjuangan Seorang Kepala Keluarga Mencari Nafkah

Yang dimaksud Ahlul Quran itu bukan orang yang sekadar membaca atau menghafalkannya saja.

Mereka itu, adalah orang-orang yang mengindahkan Al-Quran.

Mengamalkan Al-Quran meski belum mampu untuk menghafalnya,  itulah mereka para ahli Quran.

Lalu, bagaimana caranya untuk menjadi Ahlul Quran—menjadi keluarga Allah di muka bumi ini? Setidaknya ada tujuh tahapan yang bisa dilakukan.

1- Pertama, jadilah al-Hafidz.

2- Menjadikan Allah hanya sebagai tujuan hidup. Dengan banyak berinteraksi dengan Al-Quran, semata demi ridha Allah.

3- Kemudian lahirkan sikap takwa dan rendah hati, agar Allah memberikan furqan kepada kita. Hal ini sebagaimana sabdanya dalam Surah al-Anfal ayat 29.

“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”

4Lahirkan kerinduan dan rasa cinta yang mendalam terhadap Al-Quran.

4- Pahami ayat yang dibaca, amalkan dan ajarkan.

5- Sebelum membaca Al-Quran, berdoalah. Berdoalah seperti Nabi Muhammad tatkala menerima wahyuNya, seperti dalam surat Taha ayat 114, “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”

BACA JUGA: 4 Orang yang Dicintai Allah

6- Tak lupa, jika ingin menjadi keluarga Allah, lanjut Ustadz Abu Fathin, impikan impian yang terbaik bagi kedua orang tua.

”Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an,” (H.R. Al-Hakim).

7- Terakhir, agar kita  senantiasa menjadikan dzikir dan istigfar sebagai obat penghibur hati di kala futur. []

SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News