Hidayatullah.com – Entitas Zionis ‘Israel’ dilaporkan merekrut sejumlah tentara bayaran asing, termasuk sekelompok tentara bayaran keji dari Spanyol, dalam perang melawan pejuang Palestina di Jalur Gaza.
El Mundo, surat kabar terkenal Spanyol, mewawancarai salah satu anggota dari kelompok tentara bayaran yang terkenal kejam bernama Pedro Diaz Flores. Dia mengatakan “banyak” kelompok tentara bayaran yang bergabung dengan tentara ‘Israel’ yang membayar mereka dengan “sangat baik.”
“Jadi saya datang karena ekonomi, untuk uang. Mereka membayar dengan sangat baik, mereka menawarkan peralatan yang bagus dan pekerjaannya santai. Gajinya 3.900 euro [$ 4.187] per minggu, di luar misi-misi pelengkap,” kata Pedro menjawab motif dirinya bergabung dengan pasukan ‘Israel’.
Pedro Diaz Flores sebelumnya pernah bertempur bersama kelompok neo-Nazi di Ukraina setelah Rusia memulai operasi militer khusus di wilayah Donbas tahun lalu.
“Kami hanya memberikan dukungan keamanan kepada konvoi senjata atau pasukan angkatan bersenjata Israel yang berada di Jalur Gaza. Kami tidak memerangi Hamas secara langsung, dan juga tidak terlibat dalam operasi penyerangan,” ujarnya.
“Kami bertanggung jawab atas keamanan pos-pos pemeriksaan dan kontrol akses di perbatasan Gaza dan Yordania. Ada banyak PMC (perusahaan militer swasta) di sini dan mereka berbagi tugas. Secara umum mereka menjaga terminal perbatasan antara Eliat dan Aqaba,” tambahnya.
Munculnya kabar mulai bergabungnya tentara bayaran yang ditempatkan di Ukraina ke militer ‘Israel’ sebelumnya telah diperkirakan. Hal tersebut dikarenakan fokus negara-negara Barat telah bergeser dari Ukraina ke ‘Israel’.
“Sudah jelas bahwa perang di Timur Tengah mengalihkan fokus dari Ukraina,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Sabtu.
Zionis mengobarkan perang dan pembantaian di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Islam Hamas melakukan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas penjajah sebagai tanggapan atas kejahatan rezim ‘Israel’ selama beberapa dekade terhadap warga Palestina.
Tel Aviv juga telah memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga menjerumuskan wilayah pesisir tersebut ke dalam krisis kemanusiaan.
Menurut kementerian kesehatan yang berbasis di Gaza, setidaknya 10.022 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan tersebut, 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.*
Sumber Klik disini