Tag:
Headline
Hidayatullah.com
3 Juta Warga ‘Israel’ Alami Trauma dan Depresi sejak 7 Oktober 2023
Hidayatullah.com—Laporan resmi ‘Israel’ mengungkapkan bahwa tiga juta warga menderita gangguan stres pascatrauma setelah peristiwa 7 Oktober 2023, tetapi hanya 0,6 persen dari mereka yang menerima perawatan karena kegagalan sistem perawatan kesehatan di negara penjajah tersebut.Laporan tersebut dikeluarkan pada hari Selasa oleh Pengawas Keuangan Negara Matanyahu Engelman tentang kegagalan pemerintah penjajah ‘Israel’ dalam merawat warga sebelum dan sesudah pecahnya perang.Laporan tersebut mengungkap serangkaian kegagalan dan kurangnya kesiapan sistem kesehatan mental, menurut media ‘Israel’.“Laporan Pengawas Keuangan Negara tentang perawatan kesehatan mental bagi korban serangan 7 Oktober menunjukkan kegagalan dan runtuhnya sistem kesehatan mental,” kata Calcalist.“Hanya sekitar 0,6 persen dari populasi yang menerima perawatan kesehatan mental melalui organisasi manajemen kesehatan (HMO) dan pusat ketahanan, meskipun 38 persen dari populasi melaporkan gejala sedang hingga berat,” selama enam bulan pertama perang.Dalam sebuah laporan tentang sistem kesehatan mental, Pengawas Keuangan Negara Matanyahu Engelman mengatakan bahwa setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 dan genosida ‘Israel’ ke Gaza, sekitar 3 juta orang di antara populasi dewasa mengalami kecemasan, depresi, dan gejala gangguan stres pascatrauma (PTSD).“Sistem kesehatan mental, yang kesulitan berfungsi bahkan sebelum 7 Oktober, runtuh pada hari-hari pertama perang,” kata Engelman dikutip Time of ‘Israel’.Menurut temuan laporan itu, diperkirakan 580.000 warga ‘Israel’ menderita setidaknya satu gejala PTSD pada tingkat yang parah sebagai akibat langsung dari peristiwa 7 Oktober dan akibatnya.Survei tersebut dilakukan oleh Pengawas Keuangan Negara pada bulan April 2024, enam bulan setelah genoside ‘Israel’ dimulai pada tanggal 7 Oktober, diperkirakan sekitar 1.200 orang tewas dan sebanyak 251 orang ditawan pejuang Hamas.Engelman mengatakan bahwa ia menyampaikan temuan pertamanya kepada perdana menteri pada tanggal 13 November 2023, setelah mengunjungi zona konflik di selatan dan utara negara tersebut segera setelah pembantaian dan dimulainya perang.Ia menuduh Menteri Kesehatan Uriel Buso dan Direktur Jenderal Kementerian Moshe Bar Siman-Tov tidak memperbarui persiapan sistem kesehatan mental untuk perang dan peristiwa traumatis lainnya, meskipun ada penilaian Otoritas Manajemen Darurat Nasional yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2001.Setelah perang meletus dan ribuan warga ‘Israel’ dievakuasi, Engelman mengatakan bahwa sistem kesehatan mental gagal dalam perawatannya terhadap para pengungsi.Sistem tersebut beroperasi “tanpa pendekatan terstruktur, bersamaan dengan inisiatif sukarelawan lokal, dan tanpa menjaga kesinambungan dan dokumentasi perawatan,” kata Engelman.Dari sampel pengawas keuangan yang terdiri dari 1.010 orang dewasa, sepertiga dari peserta melaporkan gangguan stres pascatrauma atau gejala depresi sedang atau berat. Sekitar seperlima melaporkan gejala kecemasan.Survei tersebut memperkirakan bahwa sekitar 900.000 orang akan mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental di masa mendatang.Namun, hingga saat ini, laporan tersebut menemukan bahwa sejak pembantaian tersebut, dana kesehatan dan pusat kesehatan telah memberikan perawatan kepada kurang dari satu persen populasi.Menurut Engelman, dari 10.500 anak yang dievakuasi dari Sderot, perawatan hanya diberikan kepada 440 (4%).Dari orang dewasa, hanya sekitar 11% dari semua pengungsi dari komunitas selatan dan utara yang menerima perawatan kesehatan mental dari dana kesehatan dan pusat ketahanan hingga akhir 24 Maret.*
Hidayatullah.com
Rahasia Kekuatan Utama Muslim
Orang yang punya kekuatan ruhiyah yang kuat, ia tidak akan peduli apakah dia akan menang atau kalah, kaya atau miskin, terkenal atau tidak, yang penting baginya ridha AllahHidayatullah.com | SETIAP orang punya alasan kenapa mereka melakukan suatu perbuatan. Ada yang termotivasi karena ingin sukses, ingin eksis, pun ada yang terdorong karena marah atau dendam, dan ada juga yang rela berjuang bahkan sampai titik darah penghabisan karena merasa itu adalah panggilan hati.Semua dorongan itu sebenarnya datang dari kekuatan yang ada dalam diri kita.Nah, kekuatan dalam diri manusia ini ada tiga jenis: kekuatan fisik, kekuatan moral, dan kekuatan ruhiyah. Masing-masing punya peran dalam mendorong seseorang bertindak, tapi tidak semuanya punya pengaruh yang sama besar.Kekuatan fisik memiliki pengaruh, kekuatan moral cukup kuat, tapi yang paling hebat adalah kekuatan ruhiyah. Berikut penjelasannya:Pertama, kekuatan fisik: Penting, tapi tidak selalu jadi faktor utama Kekuatan fisik itu yang paling dasar. Ini berkaitan dengan tubuh kita dan semua hal yang bisa kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.Contohnya, otot yang kuat, sarana untuk beraktivitas, uang untuk membeli barang, atau kendaraan untuk bepergian. Tapi ada satu masalah besar: kekuatan fisik ini nggak bisa mendorong seseorang bertindak kalau dia sendiri tidak merasa butuh atau tidak punya motivasi lain.Misalnya, kamu punya tubuh kuat dan senjata lengkap, tapi kalau tidak ada alasan buat berperang, kamu tidak bakal akan turun ke medan perang.Bahkan kalau kamu merasa sudah cukup kuat untuk bertarung, ada faktor lain yang bisa bikin kamu ragu. Misalnya, tiba-tiba kamu kepikiran, “Gimana kalau ternyata musuh lebih kuat? Gimana kalau ada jebakan?”Keraguan ini bisa bikin kamu mundur, meskipun secara fisik kamu siap. Jadi, meskipun kekuatan fisik itu penting, dorongannya terbatas. Ia hanya berfungsi kalau ada faktor lain yang memperkuat niat seseorang untuk bertindak. Atau contoh sederhana, kamu punya akun Facebook, ada sinyal, smartphone ready, kamu belum tentu akan update status meski kekuatan fisik itu ada, namun jika ada dorongan lain semisal sekedar ingin eksis.Kedua, kekuatan moral: Lebih besar dari fisik, tapi masih labilKekuatan moral berkaitan dengan nilai-nilai yang dia pegang, seperti keinginan untuk membela yang lemah, mendapatkan kehormatan, membela bangsa atau sukunya, maupun memperjuangkan sesuatu yang dia anggap perlu dibela. Beda dengan kekuatan fisik yang tergantung pada kondisi luar, kekuatan moral muncul dari dalam hati. Kalau seseorang merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu demi keadilan, kehormatan, atau harga diri, dia bisa nekat melakukannya meskipun secara fisik dia lemah. Misalnya, ada seorang pejuang yang bertarung melawan penjajahan. Dia tahu bahwa musuhnya jauh lebih kuat, tapi dia tetap berjuang karena dia percaya bahwa itu adalah panggilan hati. Motivasi moralnya lebih besar dari sekadar perhitungan fisik. Atau ada aktivis yang menggebu-gebu melawan oligarki ketika masih mahasiswa tapi ketika sudah tua dan mendapat jatah duniawi dia menjadi penjilat.Karena terdapat kelemahan dalam kekuatan moral ini dan ia cenderung berubah-ubah. Orang yang awalnya semangat berjuang bisa kehilangan motivasi kalau tergoda oleh harta, jabatan, atau rasa takut.Misalnya, seorang pemimpin yang awalnya ingin membela rakyatnya, tapi ketika mendapat iming-iming kekayaan atau langgengnya kududukan oleh oligarki, dia malah bisa berbalik arah. Begitu juga aktivis tadi.Itulah kenapa, meskipun kekuatan moral lebih kuat daripada kekuatan fisik, tapi masih ada kelemahanKetiga, kekuatan ruhiyah: Pengaruh yang paling dahsyatNah, sekarang kita masuk ke kekuatan yang paling luar biasa: kekuatan ruhiyah. Ini adalah kesadaran seseorang bahwa dia punya hubungan dengan Allah Swt. Kesadaran ini muncul dari pemikiran yang jernih.Beda dengan kekuatan fisik dan moral yang masih tergantung pada situasi, kekuatan ruhiyah tidak akan goyah dalam kondisi apapun.Orang yang punya kekuatan ruhiyah yang kuat, ia tidak akan peduli apakah dia akan menang atau kalah, kaya atau miskin, terkenal atau tidak. Yang paling penting baginya adalah menjalankan perintah Allah untuk mencari ridha Allah.Contohnya, seorang pejuang yang berperang karena Allah. Dia nggak peduli apakah dia akan dapat harta rampasan atau tidak, apakah dia akan dikenang sebagai pahlawan atau tidak.Dia hanya ingin menjalankan perintah Allah, karena itulah yang paling penting baginya. Kekuatan ruhiyah juga bikin seseorang tetap teguh, bahkan ketika dihadapkan pada situasi yang mustahil. Seorang pengemban dakwah dengan kekuatan ruhiyah yang tinggi tidak akan mundur meskipun dia menghadapi tantangan yang besar.Kenapa? Karena dia yakin bahwa pertolongan Allah itu nyata, dan yang terpenting adalah memenuhi perintah-Nya. Tapi ada satu hal yang harus diperhatikan: kalau kekuatan ruhiyah hanya muncul dari perasaan sesaat, maka ia bisa melemah. Misalnya, seseorang yang tiba-tiba merasa dekat dengan Allah saat sedang dalam masalah, atau ruhiyah kuat saat bulan Ramadhan saja, tapi begitu masalahnya dan Ramadhan selesai, dia melemah lagi.Itu sebabnya, kekuatan ruhiyah harus didasarkan pada keyakinan yang kokoh melalui pemikiran yang cemerlang.Karena itu, kekuatan ruhiyah bukan sekadar tambahan, tapi justru jadi fondasi utama kehidupan seorang muslim. Sedangkan kekuatan fisik adalah tambahannya.Semua yang dilakukan seorang muslim harus didasarkan pada kesadaran akan hubungannya dengan Allah. Halal dan haram jadi standar dalam bertindak yang bukan hanya sekadar melihat untung-rugi duniawi, namun dalam rangka mencari keridhoan Allah.Semakin kuat kesadaran seseorang akan hubungannya dengan Allah, semakin besar pula kekuatan ruhiyahnya. Inilah yang membuat seorang muslim tetap tegar dalam menghadapi berbagai dinamika kehidupan dan menjadi alasan utama akan keteguhannya dalam membela kebenaran.رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡلَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ “Ya Rabbana, janganlah Engkau menjadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau. Sungguh, Engkaulah Maha Pemberi (karunia).” (QS Ali Imran: 8). Semoga Allah membimbing kita semua. Aamiin. Wallahu A’lam.*/ Ali Mustofa Akbar
Hidayatullah.com
Video: Pria ‘Bersenjata” Menyerang ‘Pembakar Al-Qur’an’ di Depan Konsulat Turki d London
Hidayatullah.com—Seorang pria bersenjata mirip pisau menyerang pria yang sedang ‘membakar Al-Qur’an’ di di luar Konsulat Turki di London.Seorang aksi dramatis pada Kamis (13/2/2025), sore, penyerang terlihat mengacungkan benda mirip pisau sambil berdiri di atas pria pembakar ‘Al-Quran’ yang jatuh di jalan saat dikejar.A person burned the Quran in front of the Turkish embassy in London, prompting an elderly man to attack him, spit on him, and extinguish the flames.Also a delivery worker stopped, got off his bike, hit him, and then resumed his work. pic.twitter.com/y8etC7ahw9— Suppressed News. (@SuppressedNws) February 14, 2025Rekaman yang diunggah di akun X menunjukkan seorang pria dengan ransel dan tutupala, memegang sebuah buku yang terbakar, diduga mushaf Al-Quran.Aksi itu terjadi di dekat Konsulat Turki di Rutland Gardens, Knightsbridge, London.Aksi pria berkacamata itu terekam kamera seorang Youtuber bernama @Ay_audits hingga viral di media sosial.Dalam video terlihat pelaku membakar Al-Quran sambil meneriakkan caci maki terhadap Islam.“Al-Quran terbakar, persetan Islam, Islam adalah agama terorisme, Muhammad adalah pedofil,” umpatnya.Seorang pria berkacamata dan berambut putih kemudian nampak melewati pelaku.Setelah sadar bahwa Al-Quran lah yang dibakar, pria tersebut kemudian mengkonfrontasinya.“Apa ini? Mengapa kamu membakar Al-Quran? ,” tanya pria berkacamata itu.“Al-Quran teroris,” jawab pelaku.“Teroris? Kamu idiot, pergi dari sini idiot,” ujar pria berkacamata berbalik badan meninggalkan pelaku.Meski begitu, pelaku terus melanjutkan penistaannya terhadap Al-Quran sambil mencaci Islam.Beberapa saat kemudian, pria berkacamata kembali sambil membawa sesuatu yang tampak seperti pisau.Pelaku, yang ketakutan tampak terjatuh dan terguling di jalan. Pria berkacamata kemudian menendang pelaku dan meludahinya sebelum memadamkan api yang membakar ‘Al-Quran’.“Ini agamaku, kamu tidak membakar Al-Quran. Kamu bodoh,” kata pria berkacamata.Polisi Metropolitan London menerima laporan tentang upaya pembakaran ‘Al-Quran’ tersebut pada pukul 14.11 pada tanggal 13 Februari dan tiba di lokasi kejadian segera setelahnya.Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki peristiwa tersebut dan kemungkinan implikasi hukumnya.Petugas mengonfirmasi bahwa mereka menangkap seorang pria atas dugaan kepemilikan senjata berbahaya dan cedera tubuh yang parah.Polisi mengatakan seorang pria dibawa ke rumah sakit dengan luka di jarinya, tetapi tidak ada luka tusuk.Menurut media Inggris, akun X, yang diyakini dijalankan oleh Attack, telah memposting komentar tentang insiden tersebut. Akun yang sama juga menulis bahwa ‘dia diserang’ setelah apa yang disebut protesnya.Dalam posting sebelumnya, pengunjuk rasa tersebut mengatakan bahwa dia akan melakukan protes untuk mengenang Salwan Momika, seorang pembakar Al-Quran di Swedia, yang terbunuh di Södertälje, Stockholm baru-baru ini selama siaran langsung di TikTok.Meski pria tersebut akhirnya ditangkap polisi, aksinya mendapatkan pujian dari warganet.*
Hidayatullah.com
Kartu Merah Untuk ‘Israel’, Fans Celtic Serukan Seluruh Suporter Sepak Bola Dukung Palestina
Hidatatullah.com – Pendukung klub Celtic menyerukan kepada suporter sepak bola di seluruh penjuru dunia untuk terus mendukung Palestina, salah satunya dengan mengibarkan bendera Palestina.Seruan itu setelah aksi fans Celtic membentangkan banner besar bertuliskan ‘Berikan Kartu Merah kepada Israel’ dalam laga Liga Champion antara Celtic vs Bayern Munich pada Kamis (13/02/2025).“Tadi malam, para pendukung Celtic menampilkan ‘Israel’ kartu merah. Ini adalah pesan langsung kepada UEFA dan FIFA untuk melaksanakan statuta masing-masing dan menangguhkan ‘Israel’ dari kompetisi,” tulis North Curve Celtic di X pada Kamis.North Curve menegaskan bahwa ‘Israel’ sedang melakukan genosida dan pembersihan etnis dengan menerapkan apartheid, dan secara ilegal menduduki wilayah Palestina.“Semua ini adalah pelanggaran terhadap hukum internasional,” imbuhnya.Menurut North Curve, dalam 15 bulan ‘Israel’ telah membunuh setidaknya 382 pesepakbola dan sedikitnya 235 olahragawan. Dari jumlah tersebut, 96 diantaranya adalah anak-anak dan 286 diantaranya adalah pemuda.Tak hanya itu ‘Israel’ juga telah menghancurkan 147 fasilitas sepak bola dan 140 fasilitas olahraga di seluruh Palestina. ‘Israel’ juga mencegah sepak bola dimainkan di seluruh Palestina.North Curve Celtic turut menyerukan seluruh suporter sepak bola di dunia untuk mengikuti langkah mereka dengan terus mendukung Palestina dan mendesak UEFA dan FIFA untuk menangguhkan ‘Israel’ dari kompetisi sepak bola.“Kami mengajak para penggemar sepak bola di seluruh dunia yang menghargai kehidupan, kemanusiaan, martabat, kebebasan, perdamaian dan keadilan untuk berani dan menggunakan panggung Anda untuk menentang kejahatan ‘Israel’ dan mendukung Palestina,”“Anda dapat mengambil sikap dengan mengikuti gerakan Tunjukkan Kartu Merah untuk ‘Israel’ dan mengibarkan bendera Palestina. Sepak bola adalah alat yang sangat kuat. Jika dunia sepak bola bersatu untuk mengisolasi ‘Israel’, maka arena-arena lain pasti akan mengikuti contoh ini,”Ini bukan pertama kalinya suporter Celtic menunjukkan dukungan kepada Palestina. Beberapa pekan setelah dimulai operasi Thufan Al-Aqsha pada 7 Oktober 2023, fans Celtic mengibarkan banyak bendera Palestina saat pertandingan Liga Champions melawan Atletico Madrid.*
Hidayatullah.com
Keluarga Gaza Membangun Kembali Rumahnya Melanjutkan Perjuang Hidup
Kepulangan warga Gaza ke rumah mereka yang hancur adalah soal martabat dan hidup akan terus berjalan, seberapa pun resiko dan biayanyaHidayatullah.com | DI TENGAH tengah kehancuran Jalur Gaza akibat aksi genosida penjajah ‘Israel’, dan di antara puing-puing rumah yang hancur, keluarga Khalil al-Madhoun berusaha mengembalikan beberapa fitur lama dalam kehidupan mereka.Setelah berbulan-bulan mengungsi dan menderita di tenda-tenda, keluarga itu memutuskan sudah waktunya untuk kembali, bahkan jika itu berarti kembali ke rumah yang hancur sebagian, dengan dinding yang runtuh dan puing-puing yang menutupinya.Khalil al-Madhoun, mengatakan bahwa begitu mereka mendengar tentang perjanjian gencatan senjata, mereka memutuskan untuk segera kembali ke rumah mereka di lingkungan Sheikh Radwan di Jalur Gaza utara.Itu bukan keputusan yang mudah, tempat itu hampir tidak layak huni, tetapi bagi mereka, tidak ada pilihan lain.“Kami memindahkan tumpukan puing dari kamar dan apartemen. Awalnya, kami tidur di atas puing. Kami tidak mengizinkan wanita dan anak-anak kembali sampai kami berhasil memperbaiki situasi sedikit,” kenang Khalil dengan kesedihan bercampur tekad.Dengan kerja keras selama berhari-hari, keluarga itu berupaya memulihkan apa yang masih bisa diperbaiki, meskipun kerusakan besar telah menimpa tempat itu.Masuk ke dalam rumah itu sendiri merupakan usaha yang sangat berisiko, karena hampir semua rumah di wilayah itu hancur total, pintu masuk ke rumah diblokir, dan mereka harus mencari jalan memutar untuk bisa masuk.Tenda bukan rumahKeluarganya tidak menyembunyikan besarnya penderitaan yang mereka alami selama mengungsi. Kehidupan di tenda-tenda sangat keras, dan tidak memiliki kebutuhan dasar minimum.“Kami menghadapi kesulitan yang tak terbayangkan, dan itulah sebabnya kami memutuskan untuk tidak kembali ke tenda, berapa pun biayanya,” kata Khalil dikutip SykNews.Itu bukan sekadar keputusan untuk kembali, tetapi pesan yang jelas bahwa pengungsian tidak akan menjadi nasib permanen mereka, dan bahwa kehidupan harus terus berjalan bahkan di tengah reruntuhan.“Ini tanah kami dan kami tidak akan meninggalkannya,” ujarnya.Keluarga itu mempertahankan rumah mereka bukan hanya karena kenangan, tetapi karena rumah itu merupakan simbol perjuangan dan kerja keras selama bertahun-tahun.“Ayah saya bekerja keras untuk membangun rumah ini. Kami tidak bisa meninggalkannya dan pergi begitu saja. Tempat ini bukan hanya tembok, ini adalah seluruh kehidupan,” seperti dijelaskan Khalil.Kendatipun banyak tantangannya, para anggota keluarga tersebut tetap berusaha menyatukan kembali hidup mereka, berbagi tugas, mengumpulkan batu, membersihkan apa saja yang bisa dibersihkan, dan mencari cara apa saja untuk membantu mereka menyingkirkan puing-puing yang tersisa.Meski ada kendala, Al-Madhoun tetap ngotot menyelesaikan penataan rumah. Di tempat lain, beberapa orang membicarakan rencana untuk mengusir warga Palestina dari Gaza.“Siapa pun yang kembali dengan berjalan kaki ke rumahnya tidak akan menerima deportasi, tidak peduli godaan atau tekanan apa pun. Kami hidup dengan sarana yang minim, tetapi kami berpegang teguh pada tanah kami,” ujar Khalil menolak tegas gagasan ini.Gaza bangkit meski terlukaSeperti keluarga Madhoun, ribuan warga Gaza telah kembali ke rumah mereka yang hancur, membawa serta harapan bahwa kehidupan suatu hari akan kembali normal.Memang benar bahwa jalan masih panjang, dan kehancuran ada di setiap sudut, tetapi di tengah semua kehancuran ini, ada kemauan yang tak tergoyahkan, dan tekad untuk membangun kembali kehidupan bahkan di antara puing-puing.Di Gaza, kepulangan bukan sekadar tentang pulang ke rumah, namun tentang memulihkan martabat dan deklarasi bahwa hidup akan terus berjalan, berapa pun biayanya.*/skynews
Hidayatullah.com
Pemerintah akan Batasi Anak Mengakses TikTok, IG, Facebook
Hidayatullah.com—Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah mempercepat pembahasan regulasi yang membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak.Langkah ini bertujuan untuk melindungi generasi muda di ruang digital yang semakin berkembang pesat.Saat ini, Komdigi sudah mendengarkan masukan dari berbagai ahli dan akademisi terkait aturan yang sedang digodok. Forum Group Discussion (FGD) lebih lanjut akan melibatkan platform digital seperti Facebook, TikTok, Instagram, dan X untuk mencari solusi yang lebih teknis.Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawati, menyampaikan bahwa FGD lanjutan akan melibatkan berbagai pihak, termasuk platform digital.“Kami ingin mendengar masukan dari berbagai sektor, termasuk suara anak, guru, dan tentunya platform digital,” jelas Molly di Jakarta, dikutip rctiplus.Namun, terkait jadwal pembahasan lebih rinci tentang aturan pembatasan usia akses media sosial, Molly belum memberikan informasi lebih lanjut.Ia juga belum dapat memberikan keputusan mengenai batasan usia anak yang akan diterapkan dalam regulasi tersebut.Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyebutkan bahwa tujuan utama regulasi ini adalah untuk melindungi anak-anak dari dampak negatif ruang digital.“Kami ingin anak-anak bisa mengadopsi teknologi dengan aman dan produktif,” ungkap Meutya, menekankan pentingnya perlindungan anak di dunia maya.Regulasi ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan perlindungan anak dalam ruang digital. Pembahasan terus berlanjut untuk menemukan formula terbaik yang dapat menjaga keselamatan anak-anak sambil tetap memberikan kebebasan mereka untuk berkembang di era digital.*
Hidayatullah.com
Al-Azhar Serukan Arab Dukung Posisi Mesir untuk Membangun Kembali Gaza
Hidayatullah.com—Al-Azhar Al-Sharif menyerukan dukungan bagi posisi Mesir dan Dunia Arab dalam membangun kembali Jalur Gaza, dengan syarat rakyat Palestina tetap tinggal di tanah mereka.Institusi sunni terbesar di dunia ini Al-Azhar menyerukan dukungan internasional dan tekanan global yang maksimal untuk menegakkan perjanjian gencatan senjata Gaza, menuntut agar para pemimpin dunia bersikap bijaksana dalam pernyataan publik yang memengaruhi dunia.Al-Azhar menegaskan kembali bahwa tidak ada entitas yang berhak memaksa warga Palestina untuk menerima proposal yang tidak dapat dilaksanakan, menekankan bahwa seluruh dunia harus menghormati hak mereka untuk hidup di tanah mereka dan mendirikan negara merdeka dengan Al-Quds Ash-Sharif (Baitul Maqdis) sebagai ibu kotanya.Al-Azhar selanjutnya mengimbau para pemimpin Arab dan Muslim, para pendukung keadilan global, dan semua orang yang berhati nurani untuk menolak skema pemindahan yang dirancang untuk menghapus perjuangan Palestina dengan memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air leluhur mereka, tanah yang telah mereka huni selama ribuan tahun.“Tindakan seperti itu secara terang-terangan mengabaikan kesucian tanah air dan ikatan mendalam antara suatu bangsa dan wilayah mereka,” demikian bunyi pernyataan itu dikutip Egypt Today.Lembaga tersebut memperingatkan bahwa kegagalan masyarakat internasional untuk membela yang tertindas akan menjerumuskan dunia ke dalam ketidakstabilan, mereduksinya menjadi arena tanpa hukum di mana yang kuat mengeksploitasi yang lemah.Al-Azhar juga mendesak lembaga-lembaga keagamaan di seluruh dunia untuk memperkuat suara-suara berbasis agama dalam membela yang tertindas di Palestina, memperingatkan bahwa menekan seruan moral ini merupakan pertanggungjawaban yang berat di hadapan Tuhan.Ditekankan bahwa semua agama secara universal mengamanatkan perlindungan terhadap yang lemah dan menolak pengusiran warga Palestina dari tanah mereka.Di dunia yang konon diatur oleh hukum internasional, Al-Azhar mengutuk kekejaman saat ini di Palestina sebagai preseden regresif, yang menyeret umat manusia kembali ke zaman pra-peradaban.*
Eramuslim.com
Anggaran Pendidikan Dipangkas, Pengamat: Biar Rakyat Tetap Bodoh dan Miskin
eramuslim.com – Kondisi pendidikan di Indonesia menjadi sorotan setelah Presiden Prabowo Subianto memangkas anggarannya.
Kebijakan ini menuai reaksi publik. Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto, menilai pemangkasan tersebut dilakukan dengan tujuan tertentu.
Ia berspekulasi bahwa pengurangan anggaran pendidikan dapat berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan masyarakat, yang akhirnya berujung pada kemiskinan.“Biar tetap bodoh dan miskin supaya bisa dimanfaatkan di Pilpres 2029,” kata Gigin dalam unggahannya di X pada Kamis, 13 Februari 2025.
Pemangkasan anggaran ini tertuang dalam Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025 tentang Efisiensi Belanja Kementerian atau Lembaga yang diterbitkan pada 24 Januari 2025.
Kebijakan tersebut memangkas anggaran di 16 pos belanja, termasuk alat tulis kantor, kegiatan seremonial, rapat, kajian, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan. Selain itu, pemangkasan juga mencakup honor profesi, percetakan dan suvenir, sewa gedung, jasa konsultan, bantuan pemerintah, pemeliharaan, perjalanan dinas, peralatan dan mesin, infrastruktur, serta belanja lainnya.
Dua kementerian yang terkena dampak besar dari kebijakan ini adalah Kemendikti-Saintek, yang mengalami pemotongan sebesar Rp22,54 triliun, serta Kemendikdasmen dengan pemangkasan Rp8,04 triliun.
Secara keseluruhan, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pada tahun 2025 mencapai Rp256,1 triliun. Selain pemangkasan di kementerian atau lembaga, pengurangan anggaran juga diberlakukan terhadap dana yang dialokasikan ke berbagai daerah, dengan total pemangkasan mencapai Rp50,59 triliun.(Sumber: Fajar)