Hidayatullah.com—Delegasi Hamas pada hari Ahad mengadakan pembicaraan dengan kepala intelijen Mesir di Kairo tentang upaya untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza dan perjanjian pertukaran sandera dengan ‘Israel’.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan delegasi dari gerakan itu tiba di Kairo dan bertemu dengan Abbas Kamel, tulis Anadolu Agency.
“Delegasi menekankan tuntutan Hamas, keinginannya untuk mencapai kesepakatan yang akan mencapai penghentian total permusuhan, penarikan pasukan rezim dari Jalur Gaza, kembalinya penduduk tunawisma ke wilayah dan rumah mereka secara mandiri, bantuan kepada penduduk dan awal rekonstruksi apa yang dihancurkan oleh tentara penjajah,” katanya.
Hamas juga menekankan perlunya “mencapai kesepakatan pertukaran sandera di mana tahanan Palestina dibebaskan dengan imbalan pembebasan sandera (Israel) yang ditahan oleh Hamas di Gaza.
Pernyataan itu menambahkan bahwa “Hamas menegaskan kembali tekad bersama dengan semua kelompok pejuang dan faksi Palestina untuk mencapai tujuan nasional serta mendirikan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kota, hak untuk kembali ke rumah dan penentuan nasib sendiri.”
Sebelumnya pada hari Ahad, penjajah ‘Israel’ memutuskan untuk mengirim delegasi ke Kairo untuk terlibat dalam proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan pejuang Hamas.
Rincian Proposal Baru
Al Jazeera mengutip sumber yang mengatakan bahwa para mediator mengajukan proposal baru pada putaran terakhir perundingan di Kairo untuk gencatan senjata dalam 3 tahap.
Menurut Al Jazeera, usulan tersebut mencakup pemulangan warga sipil tak bersenjata yang terlantar ke Jalur Gaza utara, tanpa menyebutkan jumlah mereka.
Proposal tersebut termasuk penjajah ‘Israel’ wajib membuka Jalan Al-Rashid dan Salahuddin dan menempatkan pasukannya sejauh 500 meter dari jalan tersebut.
Usulan tersebut mencakup pengiriman 500 truk bantuan setiap hari ke Jalur Gaza, termasuk wilayah utara.
Sumber menambahkan kepada Al Jazeera bahwa proposal tersebut termasuk ‘Israel’ membebaskan 900 tahanan Palestina, termasuk 100 orang dengan hukuman seumur hidup, pada tahap pertama.
Sumber tersebut menyatakan, usulan tersebut tidak mencantumkan jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan pada tahap kedua atau penarikan ‘Israel’.
.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Diketahui, Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS) berusaha menyelesaikan pertukaran sandera dan perjanjian gencatan senjata di Gaza setelah jeda kemanusiaan pertama hanya berlangsung seminggu pada akhir November tahun lalu.
Upaya ini memungkinkan bantuan kemanusiaan terbatas untuk memasuki Jalur Gaza serta pertukaran sandera ‘Israel’ untuk tahanan Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak yang ditahan di penjara-penjara ‘Israel’.
Hampir 33.200 warga Palestina telah tewas dan 75.577 terluka di Gaza di samping penghancuran besar-besaran rumah dan infrastruktur dan kurangnya pasokan setelah serangan Israel sejak Oktober tahun lalu.*
Sumber Klik disini