<img width="650" height="365" src="https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/04/indo-israel.jpeg?fit=650%2C365&ssl=1" class="attachment-full size-full wp-post-image" alt="" decoding="async" fetchpriority="high" srcset="https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/04/indo-israel.jpeg?w=650&ssl=1 650w, https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/04/indo-israel.jpeg?resize=300%2C168&ssl=1 300w" sizes="(max-width: 650px) 100vw, 650px" data-attachment-id="470745" data-permalink="https://www.arrahmah.id/media-israel-klaim-indonesia-setuju-lakukan-normalisasi-dengan-israel-demi-oecd/indo-israel/" data-orig-file="https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/04/indo-israel.jpeg?fit=650%2C365&ssl=1" data-orig-size="650,365" data-comments-opened="1" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="indo israel" data-image-description="" data-image-caption="
Bendera “Israel” dan Indonesia.
” data-medium-file=”https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/04/indo-israel.jpeg?fit=300%2C168&ssl=1″ data-large-file=”https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2024/04/indo-israel.jpeg?fit=650%2C365&ssl=1″ />
TEL AVIV (Arrahmah.id) – Media “Israel” mengklaim bahwa Indonesia setuju untuk melakukan normalisasi atau menjalin hubungan resmi dengan “Israel”, sebagai imbalan agar bisa bergabung dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Beberapa media “Israel” seperti Ynet, Yediot Ahronoth, dan Times of “Israel” pada Kamis (11/4/2024) merilis berita terkait kesepakatan normalisasi antara Indonesia dan “Israel” yang telah melalui pembicaraan “rahasia” selama tiga bulan.
“Ini adalah upaya ‘di balik layar’, dibutuhkan banyak upaya untuk mencapai kesepakatan, setelah Menteri Luar Negeri Katz awalnya menentang aksesi Indonesia karena pernyataannya mengenai perang dan dukungannya terhadap klaim DRAF. Proses peningkatan hubungan diperkirakan akan berlangsung lebih dari dua tahun,” tulis Ynet.
Ynet juga menyebutkan bahwa Sekjen OECD Matthias Korman mengatakan kepada Katz, yang kata-katanya, menurut media “Israel” itu, disetujui Indonesia.
“Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa Dewan (OECD) telah secara resmi menyetujui syarat yang jelas bahwa Indonesia harus menjaga hubungan diplomatik dengan seluruh anggota organisasi untuk bisa diterima OECD. Terlebih lagi, setiap keputusan di masa depan untuk menerima Indonesia sebagai anggota organisasi memerlukan kesepakatan bulat di antara semua anggota, termasuk ‘Israel’,” ungkap Ynet melansir pernyataan Korman.
Lebih lanjut, Ynet dan Yediot Ahronoth mengutip ucapan selamat yang diberikan Katz kepada Korman atas terobosan tersebut.
“Saya memiliki harapan yang sama dengan Anda bahwa proses ini akan menjadi perubahan bagi Indonesia, karena saya mengharapkan perubahan positif dalam kebijakannya. terhadap ‘Israel’ dan khususnya penolakan terhadap kebijakan diskriminatif terhadap ‘Israel’, menuju pembentukan hubungan diplo,atik penuh antar pihak,” ungkap Katz.
Sementara itu, Times Of “Israel” dalam melaporkan bahwa seorang pejabat “Israel” yang tak disebut identitasnya, membenarkan laporan surat kabar Yedioth Ahronoth yang merinci pembicaraan diam-diam selama berbulan-bulan antara Yerusalem, Jakarta, dan Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann.
“Indonesia dapat menormalisasi hubungan dengan ‘Israel’ sebagai bagian dari kesepakatan untuk memuluskan masuknya negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia ke dalam forum global negara-negara maju,” uajr pejabat itu, seperti dikutip Times of “Israel” pada Kamis (11/4).
Ia menyebut, normalisasi akan menandai perubahan yang menakjubkan bagi Indoensia di tengah tingginya sentimen anti-“Israel” menyusul genosida yang mereka lakukan di Jalur Gaza.
Namun, normalisasi juga akan mengakhiri penolakan “Israel” terhadap bergabungnya Indoensia ke OECD, menurut laporan tersebut.
Sebagaimana diketahui, OECD merupakan organisasi kerjasama dalam bidang pembangunan ekonomi. Selama ini, OECD dikenal sebagai lembaga pemikir terbesar di dunia yang merekomendasikan kebijakan ekonomi bagi anggotanya.
OECD diketahui memiliki pengaruh besar terhadap pembuatan peraturan internasional, seperti perpajakan. (Rafa/arrahmah.id)
Sumber Klik disini