Komunitas Muslim AS Tolak Undangan Buka Puasa Biden

Share

WASHINGTON (Arrahmah.id) – Pemerintahan Biden terpaksa mengubah rencananya untuk mengadakan makan malam buka puasa pada Selasa (2/4/2024) setelah sejumlah pemimpin komunitas Muslim menolak undangan untuk hadir, karena dukungan AS terhadap perang ‘Israel’ di Gaza.

Gedung Putih pada awalnya akan menjadi tuan rumah acara tersebut dengan para pemimpin komunitas Muslim namun malah memutuskan untuk mengadakan pertemuan yang lebih kecil dengan pejabat pemerintah Muslim.

Dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Al Jazeera bahwa acara tersebut dibatalkan setelah anggota komunitas Muslim memperingatkan para pemimpin agar tidak hadir.

Edward Ahmed Mitchell, wakil direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), mengatakan bahwa banyak pemimpin menolak menghadiri acara tersebut karena keterlibatan Gedung Putih dalam perang ‘Israel’ di Gaza.

“Komunitas Muslim Amerika telah mengatakan sejak awal bahwa sangat tidak dapat diterima bagi kami untuk berbagi roti yang sama dengan Gedung Putih yang memungkinkan pemerintah ‘Israel’ membuat kelaparan dan membantai rakyat Palestina di Gaza,” kata Mitchell kepada Al Jazeera.

Salah satu peserta, Dr Thaer Ahmad, seorang dokter ruang gawat darurat yang telah menghabiskan tiga pekan menjadi sukarelawan di Rumah Sakit Al-Nasser di Gaza awal tahun ini, mengatakan kepada CNN bahwa dia telah keluar dari pertemuan Selasa (2/4) sebelum pertemuan itu berakhir.

“Untuk menghormati komunitas saya, untuk menghormati semua orang yang menderita dan terbunuh dalam proses tersebut, saya harus keluar dari pertemuan tersebut,” kata Ahmad.

Ahmad, yang mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya orang Palestina-Amerika yang hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan “tidak banyak tanggapan” dari Biden.

“Dia bilang dia mengerti, dan saya pergi,” kata Ahmad kepada CNN.

Pemerintahan Biden telah menghadapi kritik tajam dari umat Islam, Arab, dan aktivis anti-perang atas kebijakan AS terhadap perang ‘Israel’.

Presiden AS telah menghadapi tekanan dari mitra asing, kelompok hak asasi manusia, dan beberapa rekan Demokratnya untuk menerapkan persyaratan pada transfer senjata guna mengendalikan serangan ‘Israel’ di Gaza, di mana lebih dari 32.000 warga Palestina telah terbunuh sejak 7 Oktober.

Terungkap juga bahwa mayoritas warga Amerika kini menentang perang ‘Israel’ untuk pertama kalinya sejak serangan terhadap wilayah kantong tersebut dimulai pada Oktober. (zarahamala/arrahmah.id)

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News