Bahan Baku Palestina

Share

<img width="1920" height="1080" src="https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?fit=1920%2C1080&ssl=1" class="attachment-full size-full wp-post-image" alt="" decoding="async" fetchpriority="high" srcset="https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?w=1920&ssl=1 1920w, https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?resize=300%2C169&ssl=1 300w, https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?resize=1024%2C576&ssl=1 1024w, https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?resize=768%2C432&ssl=1 768w, https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?resize=1536%2C864&ssl=1 1536w, https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?resize=750%2C422&ssl=1 750w, https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?resize=1140%2C641&ssl=1 1140w" sizes="(max-width: 1920px) 100vw, 1920px" data-attachment-id="464183" data-permalink="https://www.arrahmah.id/bahan-baku-palestina/pales-3/" data-orig-file="https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?fit=1920%2C1080&ssl=1" data-orig-size="1920,1080" data-comments-opened="1" data-image-meta="{"aperture":"0","credit":"","camera":"","caption":"","created_timestamp":"0","copyright":"","focal_length":"0","iso":"0","shutter_speed":"0","title":"","orientation":"0"}" data-image-title="pales" data-image-description="" data-image-caption="

Anak Palestina

” data-medium-file=”https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?fit=300%2C169&ssl=1″ data-large-file=”https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/12/pales.jpeg?fit=1024%2C576&ssl=1″ />

(Arrahmah.id) – Spontanitas kalimat anak kecil di kelas 3 SD yang hancur rumahnya, hancur sekolahnya, hancur seluruh mainannya, syahid beberapa anggota keluarganya dan teman-teman sekolahnya.

“Musim dingin ini aku tidak bisa tidur. Setiap kali aku menutup mata, aku bangun. Menutup mata, bangun…menutup mata, bangun. Begitu adzan Shubuh aku berselimut hangat, baru bisa tidur.

Aku mau cerita tentang negeriku. Negeriku di sini. Aku akan tetap di sini sampai tetes darah terakhir nyawaku, sampai terakhir nafasku. Kalau aku sudah tidak bisa lagi bernafas, biar aku dikubur di negeriku, di tanah kebunku. Walau dingin, lapar, keadaan sulit, aku tidak akan pergi, aku akan tetap di sini. Anak-anak Palestina tidak mungkin meninggalkan Palestina. Seperti dalam lagu: (أنا دمي فلسطيني، أنا دمي فلسطيني)/aku darahku Palestina, aku darahku Palestina.

Aku punya pesan untuk Netanyahu dan semua musuh kami sekalian: ‘Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik penolong. Kami akan mengajari kalian adab; walau kalian biarkan kami kedinginan, kalian hancurkan rumah kami, dengarkan: kami tidak akan pernah menyerah, kami akan menang atau kami mati. Jangan kamu pikir ini adalah akhir segalanya. Akan datang generasi berikutnya dan berikutnya. Mereka didukung oleh Inggris, Italia dan semua kekuatan bumi. Tapi kami punya Allah yang Maha Gagah, Raja, Maha Suci, Maha Selamat, Maha Kasih, Maha Aman, Maha Kuat. Bersama kami ada Allah’.”

Ah…bergetar semua ruas diri ini saat mendengar kalimat polos, tidak ada ragu kemunafikan, tidak ada polesan pencitraan, kata-kata yang mengalir tanpa koma dari aliran nafas kejujuran imannya. Anak seperti ini tidak hadir gratis begitu saja. Ini hasil lingkungan yang menjaganya dengan Islami dan yang mendidiknya dengan Islami. Tidak ada kata keluh dan kalah walau lapar, dingin dan telah dihancurkan seluruh hidupnya. Inilah bahan baku para mujahid itu. Agar semua tahu, anak-anak yang dididik dengan pendidikan Islami pasti akan menjadi seperti itu. Kalau tidak, mungkin hanya labelnya saja Islam, tapi Zionis!

Dilansir dari chanel Telegram @Budi Ashari Official  pada Senin (25/12/2023)

(Rafa/arrahmah.id)

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News