Tag:

ulama'

Seandainya Tahu, Raja dan Anak Raja Akan Merebut Kebahagiaan Para Ulama dengan Pedang

INILAH contoh kebahagiaan para ulama salaf, mereka berkata,لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ بِالسُّيُوْفِ“Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang (untuk merebutnya).” [Rawai’ut Tafsir 2/134]Karenakebahagiaan itu bukan pada harta, tahta dan wanita, melainkan pada lezatnya iman,manisnya qonaah dan nikmatnya dekat dengan AllahBACA JUGA: 5 Rahasia Kebahagiaan Rumah Tangga ala Buya HamkaMereka merasakankenikmatan beribadah,kenikmatan bermunajat kepada Allah Ta’ala,kenikmatan mengadu kepada-Nya.Kenikmatan membaca Al-Quran,bergembira dengan janji Allah ketika membaca ayat tentang surga dan kenikmatan dunia-akhirat.Keimanan dan rasa takwa bertambah ketika melewati bacaan ayat-ayat ancaman Allah.Demikianlanberibadah itu lezat bagi mereka yang mendapat taufik dari Allah.Kami berikan Contohnyaadalah shalat malam.Jika dilogika, shalat malam berdiri lama, capek dan bisa jadi bosan.Akan tetapi para Nabi, ulama dan orang shalih bisa berdiri berjam-jam lamanya shalat malam dan tentu pasti mereka merasakan kenikmatan dan ketenangan.BACA JUGA: Menurut para Ulama, Inilah Cara Terbaik untuk BershalawatIya, karenashalat adalah istirahat dari segala kepenatan dan hirup pikuk duniaNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabdaShalat pun dijadikan penyejuk mata bagiku [ketenangan].”“Berdirilah wahai Bilal (lantunkanlah adzan), istirahatkanlah kami dengan shalat.” []SUMBER: TELEGRAM AL-KHANSA SOEPOMO

Ulama dan Penjara

TERJADINYA pertarungan antara kebenaran dan kebatilan, keadilan dan kezaliman, kebaikan dan keburukan adalah sunatullah di muka bumi ini. Karena itu aktivitas mulia yang diperintahkan oleh Allah SWT, yakni amar ma’ruf nahi munkar, terkadang akan berakibat membawa para penyerunya kepada penjara bila mereka berhadapan dengan penguasa yang zalim. Sejarah mencatat, tidak sedikit para ulama besar yang dimasukkan ke dalam penjara karena keberanian mereka dalam menyeru kabaikan dan mencegah kemunkaran. Mereka pun tidak takut menghadapi semua ujian itu, sebab yang mereka takutkan hanyalah Allah SWT. “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.” (QS. Fathir: 28) Bagi para ulama, seperti ditulis Syekh Abdul Aziz Al Badri dalam kitabnya “Al Islam Bainal Ulama wal Hukkam”, penjara-penjara itu bagaikan kawah candradimuka, sehingga setelah keluar darinya, mereka menjadi seperti besi panas memerah. Pembesar ulama, Al-‘Iz bin Abdussalam, yang ditahan di rumahnya sendiri oleh penguasa karena laporan menterinya, lalu dilarang untuk berfatwa dan berkumpul dengan siapapun, beliau berkata: “Wahai Gharaz, syarat-syarat yang kamu ajukan kepadaku itu, merupakan nikmat Allah yang besar kepadaku, yang harus saya syukuri selamanya. Mengenai berfatwa, demi Allah sebenarnya saya membencinya dan saya yakin bahwa seorang mufti (ahli fatwa) itu berada di tepi neraka Jahannam. Seandainya saya tidak yakin bahwa Allah mewajibkanku untuk berfatwa pada saat ini, saya tidak akan menyentuhnya. Sekarang kewajibanku telah gugur dan saya bebas dari tanggung jawab, segala puji bagi Allah. Sedangkan larangan untuk berkumpul dengan manusia dan keharusan saya tinggal di rumah, sebenarnya sekarang saya tidak tinggal di rumah, tetapi tinggal di surga dan saya sangat senang tinggal di rumahku sendiri, menyendiri untuk beribadah kepada Tuhanku. Orang bahagia adalah orang yang tinggal di rumahnya sendiri, menangisi kesalahannya dan sibuk dalam ketaatan kepada Allah. Inilah jalan yang ditunjukkan dan dihadiahkan Allah kepadaku, melalui tangan raja yang marah, sedangkan saya menerima semua itu dengan senang hati. Wahai Gharaz, seandainya saya mempunyai baju serep untuk membungkus surat yang penuh dengan kabar gembira ini, saya akan melepasnya untukmu. Kami selalu terbuka, ambillah sajadah ini dan shalatlah di atasnya, peluk dan ciumlah dia.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika dipenjara di Damaskus, setelah memperlihatkan kebahagiannya, beliau mengatakan, “Sesungguhnya saya telah menunggu-nunggu kesempatan ini, karena di dalamnya banyak kebaikan. Apa yang dilakukan musuh-musuhku terhadapku adalah surgaku. Surgaku berada di dalam dadaku, dia selalu bersamaku dan tidak akan pergi ke mana-mana. Bagiku penjara adalah khalwat, hukuman mati adalah mati syahid, dan pembuangan adalah tamasya.” Ketika masuk wilayah penahanan menuju penjara khusus baginya dan melihat pagar-pagarnya, beliau membuat perumpamaan seraya membaca firman Allah, “….Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.” (QS. Al Hadid: 13) Para ulama yang mulia itu, jika mereka dipenjarakan di dalam sel atau ditahan di dalam rumah, maka mereka menghabiskan hari-harinya untuk beribadah dan menulis. Karena kebanyakan para penguasa hanya menahan fisik mereka saja, sementara hati dan pikirannya tetap bebas berkelana, membaca dan menulis. More pages: 1 2 3

Jihadnya Al-Qadhi Asad bin Furat

MENURUT ulama, jihad adalah berdakwah kepada Islam dan berjuang di jalan Allah. Dengan demikian, jihad adalah menyerang siapa saja yang menghalangi jalan penyebaran Islam di dunia dan memerangi siapa saja yang berusaha untuk merendahkan syariat Islam di muka bumi ini. Para ulama, setelah masa tabi’in, model perjuangannya bermacam-macam. Ada yang berjuang dengan harta mereka, ada yang berjuang dengan lisan mereka, dan ada pula yang selain dalam kapasitas keulamaan mereka dalam membimbing umat, mereka juga turun ke medan jihad. Para ulama itu memadukan antara ilmu dan jihad.Jumlah mereka sangat banyak. Dan Al-Qadhi Asad bin Furat, seperti ditulis Syekh Abdul Aziz Al-Badri dalam kitabnya “Al-Islam Bainal Ulama wal Hukkam”, adalah salah satu model ulama yang juga turun berjihad. Syekh Asad bin Furat memimpin pasukan besar untuk menaklukkan kota Cicilia, wilayah kekuasaan Romawi, pada musim semi tahun 212 H. Hari itu adalah hari yang sangat cerah di mana ketika dia keluar semua penduduk negeri mendukungnya. Ketika orang alim dan mujahid itu menaiki kudanya dan berjalan di kerumunan orang banyak, dengan membawa bendera dan pedang, dia menjelaskan tentang keutamaan ilmu seraya berkata, “Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu. Demi Allah wahai manusia, saya tidak pernah diasuh oleh ayah atau kakek sama sekali, dan saya tidak pernah melihat apa yang kalian lihat kecuali pena, maka berjihadlah dengan jiwa kalian, teruskanlah dalam mencari dan menyalin ilmu, bersungguh-sungguhlah dan bersabarlah menghadapi kesulitannya, niscaya kalian mendapatkan dunia dan akhirat.” Pada 212 H, dia naik perahu memimpin pasukan untuk menaklukkan kota Fa’zar di negeri Cicilia. Kedua pasukan itu bertemu dan kaum Muslimin dapat menguasai musuh-musuhnya. Asad bin Furat berada di depan pasukan kaum Mukminin memberikan semangat perangkepada mereka dengan perkataan dan perbuatan. Mereka pun bisa mengepung tentara Romawi dan menghancurkan benteng pertahanan mereka serta menguasai Sarkusah. Di tengah-tengah pengepungan itu, dia mengalami luka parah sehingga darahnya mengalir membasahi bendera yang dibawanya hingga akhirnya meninggal dunia sebagai seorang syuhada. Ketika pasukan melihat panglima mereka gugur, para Mujahidin menyerang pasukan Romawi mati-matian, hingga mereka mundur dan melarikan diri. Ziyadatullah, Gubernur Afrika, lalu menulis surat kepada Khalifah Al-Makmun bahwa Allah telah menyempurnakan penaklukan Cecilia di bawah pimpinan Asad bin Furat. [SR]

3 Ulama Ini Handal Ilmu Fiqih juga Jago Ilmu Hadis

ILMU hadis dan ilmu fiqih merupakan dua cabang ilmu yang penting dalam Islam. Meski seakan berbeda, sesungguhnya di masa lalu kedua cabang ilmu itu justru berada di dalam rahim yang sama. Dan ulama adalah yang mengajarkannya kepada kita hingga sampai saat ini.Para tokoh atau ulama dalam ilmu hadis ternyata justru merupakan tokoh dalam ilmu fiqih. Bahkan para mujtahid mutlak mustaqil pendiri mazhab-mazhab besar yang mukamat, sejatinya mereka justru merupakan tokoh-tokoh utama dalam meletakkan dasar-dasar ilmu hadis.Banyak sekali tokoh ilmu fiqih yang juga pada saat yang sama merupakan tokoh ilmu hadis. Berikut ini ulasan tentang mereka:1. Imam MalikAl-Imam Malik (w. 179 ) adalah mujtahid mutlak mustaqil, pendiri mazhab fiqih muktamad Maliki. Namun beliau juga ulama senior yang mendapat julukan sebagai imam ahli hadis, sebagai tandingan dari mazhab satunya Hanafi yang lebih dikenal sebagai mazhab ahli ra’yi.Dalam bidang hadis, beliau terbilang ulama yang pertama kali menulis kitab hadis, jauh sebelum masa penulis kutubus-sittah menuliskan karya mereka. Kitab hadis yang lahir dari tangan beliau adalah Al-Muwwaththa’. Kitab ini dianggap sebagai kitab tershahih di zamannya. Kitab ini telah diakui dan disepakati keshahihannya oleh setidaknya 70 ulama Madinah di zamannya.BACA JUGA:  Buku Diari (Harian) Para UlamaKitab Al-Muwaththa’ inilah yang dihafal oleh Asy-syafi’i sejak masa kecilnya. Dan kitab ini pula yang dimintakan oleh Khalifah Harus Ar-Rasyid untuk dijadikan kitab standar resmi yang diberlakukan di seluruh dunia Islam.2. Al-Imam Asy-Syafi’iAl-Imam Asy-Syafi’i (w. 204 H) adalah ulama yang ahli di bidang ilmu fiqih, ushul fiqih dan juga ilmu hadis, juga bahasa Arab dan sastranya. Beliau adalah satu dari empat pendiri mazhab muktamad yang bertahan selama 14 abad dan merupakan mazhab terbesar pengikutnya di seluruh dunia hingga hari ini.Dalam masalah hadis, sejak usia 12 tahun Beliau sudah hafal di luar kepala kitab Al-Muwathta’ yang disusun oleh Al-Imam Malik (w. 179 H). Dalam bidang hadis, meski tidak menulis kitab hadis sendiri, namun justru beliau menulis dasar-dasar ilmu hadis di dalam kitab Ar-Risalah, yang sebenarnya menjelaskan ilmu ushul fiqih. Dan karena ilmu hadis merupakan bagian dari pembahasan ushul fiqih, maka pembahasan tentang ilmu hadis pun tidak luput di dalamnya.Syeikh Abdullah As-Sa’d dalam masalah ini berkata, “Orang yang pertama kali menulis tentang ilmu musthalah hadis adalah Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah. Apa yang beliau tulis di dalam kitab Ar-Risalah, meskipun beliau tulis dalam rangka menjelaskan ilmu ushul fiqih, tetapi salah satu bagian dari ilmu ushul fiqih adalah ilmu ushul hadis. Beliau banyak sekali menyebutkan kaidah-kaidah dalam ilmu musthalah hadis.”Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani (w. 189 H), salah satu murid dari dua murid Abu Hanifah (w. 150 H) yang terkenal pernah memberi komentar tentang sosok Al-Imam Asy-Syafi’i dalam bidang ilmu hadis“Apabila para ahli hadis berbicara pada suatu hari, pastilah itu lewat lisan Asy-Syafi’i, maksudnya mengutip apa yang ada dalam kitab-kitabnya.”Salah satu kitab beliau yang juga sangat penting dipahami oleh para pembelajar ilmu hadis adalah Ikhtilaful Hadis. Kitab yang membahas bagaimana cara kita menyimpulkan masalah apabila ada terdapat hadis-hadis yang sama-sama shahih namun secara lahiriyah nampak bertentangan.3. Imam Ahmad bin HanbalAl-Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) adalah seorang ahli hadis dan juga sekaligus ahli fiqih yang levelnya mencapai derajat muhtahid mutlaq mustaqil. Beliau lahir di Marw (saat ini bernama Mary di Turkmenistan, utara Afganistan dan utara Iran) di kota Baghdad, Irak. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah. Lengkapnya lagi,  Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi.Di bidang ilmu hadis, beliau mendapatkan pujian khusus dari gurunya, Al-Imam Asy-syafi’i .“Ahmad bin Hambal imam dalam delapan hal, Imam dalam hadis, Imam dalam Fiqih, Imam dalam bahasa, Imam dalam Al-Quran, Imam dalam kefaqiran, Imam dalam kezuhudan, Imam dalam wara’ dan Imam dalam Sunnah.”Dalam hal ilmu hadis, Imam ahmad memang sangat menonjol, bahkan sampai ada yang mengatakan bahwa beliau bukan ahli fiqih tetapi sekedar ahli hadis saja. Namun hal itu ditampik oleh Ibnu ‘Aqil Al-Hanbali (w. 513 H) dengan pernyataannya, “Saya pernah mendengar hal yang sangat aneh dari orang-orang jahil yang mengatakan, ‘Ahmad bukan ahli fiqih, tetapi hanya ahli hadis saja. Ini adalah puncaknya kejahilan, karena Imam Ahmad memiliki pendapat-pendapat yang didasarkan pada hadis yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia, bahkan dia lebih unggul dari seniornya”.BACA JUGA:  Mengapa Suami-Istri Tidak Boleh Meninggalkan Jima? Ini Penjelasan UlamaDan bahwa beliau bukan sekedar ahli hadis saja pun mendapat dukungan Al-Imam Adz-Dzahabi (w. 748 H). Beliau menegaskan. “Demi Allah, dia dalam fiqih sampai derajat Laits, Malik dan Asy-Syafi’i serta Abu Yusuf. Dalam zuhud dan wara’ dia menyamai Fudhail dan Ibrahim bin Adham, dalam hafalan dia setara dengan Syu’bah, Yahya Al Qaththan dan Ibnul Madini. Tetapi orang bodoh tidak mengetahui kadar dirinya, bagaimana mungkin dia mengetahui kadar orang lain.”Dari sini kita tidak perlu memperdebatkan lagi bahwa sosok Al-Imam Ahmad adalah ahli hadis, yang justru diperdebatkan apakah selain sebagai ahli hadis, beliau juga ahli fiqih. Tetapi sejarah sampai hari ini kemudian mencatat bahwa Al-Imam Ahmad adalah salah satu imam mazhab yang mencapai derajat mujtahid mutlak mustaqil. Mazhabnya tersebar di beberapa negara Arab seperti Saudi Arabia dan beberapa negara sekitarnya. []SUMBER: RUMAH FIQIH

Persatuan Ulama Internasonal Desak Hentikan Genosida di Gaza

Istanbul (Mediaislam.id) – Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional menyerukan kepada negara Islam dan masyarakat bebas di dunia dengan seruan bantuan mengenai apa yang terjadi di Gaza, terutama di Jalur Gaza utara yang terisolasi dan terkepung. Tindakan segera dan demonstrasi besar-besaran untuk mengungkap kejahatan penjajah Israel harus diambil. Dilansir Pusat Informasi Palestina, Kamis (17/10), Persatuan ulama menjelaskan bahwa penjajah Israel sedang melakukan bentuk kejahatan terburuk terhadap warga Palestina di Gaza, yang menderita “kelaparan, kehausan, kelaparan, pembunuhan dan pemboman, sementara jalanan dibanjiri dengan jenazah para syuhada tanpa belas kasihan atau pencegahan.” Ulama menekankan bahwa apa yang terjadi di Gaza bukan hanya agresi militer, melainkan genosida yang disengaja yang dilakukan di hadapan seluruh dunia, dan mengecam dengan tegas kejahatan keji yang merupakan kejahatan perang ini. Persatuan Ulama Muslim Internasional ini menyerukan “komunitas internasional untuk memikul tanggung jawab hukum, moral dan kemanusiaan terhadap pembantaian yang sedang berlangsung ini.” Ulama Internasional juga mengirimkan seruan mendesak kepada negara Islam dan bangsa merdeka di seluruh dunia, “Sudah saatnya bertindak segera dan efektif dalam mendukung saudara-saudara Anda di Gaza. Anda harus melakukan demonstrasi besar-besaran di mana pun, angkat suara Anda di setiap platform, dan mengungkap kejahatan pendudukan teroris kriminal ini. Setiap menit berlalu tanpa adanya gerakan yang meningkatkan jumlah penderitaan dan jumlah korban.” Dalam konteks terkait, 16 organisasi Islam non-pemerintah meminta para pemimpin negara-negara Arab dan Islam “mendeklarasikan seruan tersebut” dan mengambil tindakan untuk menghentikan perang genosida yang telah dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza selama lebih dari setahun. Hal ini dituangkan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan dengan nama “Pernyataan Para Ulama Pendukung Operasi Badai Al-Aqsha yang ditandatangani oleh organisasi-organisasi Islam terkemuka, termasuk: “Asosiasi Cendekiawan Palestina,” “Organisasi Satu Bangsa,” “Asosiasi Cendekiawan Eritrea, ” dan “Asosiasi Ulama Sunni.” Masyarakat Al-Maali untuk Sains dan Pendidikan di Aljazair, Dewan Pengkhotbah di Lebanon, dan Koalisi Irak untuk Mendukung Al-Aqsa. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa seruan ini datang sebagai tanggapan atas seruan Abu Ubaida, juru bicara “Brigade Al-Qassam,” sayap militer gerakan Hamas, yang meminta para cendekiawan Muslim dunia dalam pidato video Senin lalu untuk meningkatkan solidaritas dan kerja sama. untuk mendukung Gaza. [ ]

Syaikhona Kholil Bangkalan, Guru Para Syekh di Indonesia

Syekh KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau akrab disebut dengan Mbah Kholil adalah ulama besar Indonesia yang berasal dari Bangkalan, Madura, Jawa Timur.Mbah Kholil juga dikenal dengan sebutan Syaikhona Kholil Bangkalan. Penyebutan syaikhona di depan namanya merupakan bentuk penghormatan karena beliau adalah guru dari para syekh atau ulama tanah air.Tak terhitung santri-santrinya yang di kemudian hari menjadi ulama besar dan berpengaruh, termasuk menjadi Pahlawan Nasional. Salah satunya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).ADS: Anda ingin mengenal organisasi profesi dalam bidang farmasi di Kabupaten Bangkalan? Anda bisa mengunjungi pafikabupatenbangkalan.org. PAFI turut mengembangkan profesi kefarmasian di daerah, serta melatih dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya obat-obatan yang aman.Lahir dari Keluarga UlamaMbah Kholil lahir pada Selasa, 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M. Keluarganya merupakan trah keluarga ulama.Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati. Ayah Abdul Lathif adalah Kiai Hamim, anak dari Kiai Abdul Karim. Kiai Abdul Karim adalah anak dari Kiai Muharram bin Kiai Asror Karomah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman. Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati. Maka tak salah kalau KH. Abdul Lathif mendambakan anaknya kelak bisa mengikuti jejak Sunan Gunung Jati yang merupakan kakek moyangnya.Oleh ayahnya, ia dididik dengan sangat ketat. Mbah Kholil kecil memang menunjukkan bakat yang istimewa. Kehausannya akan ilmu, terutama ilmu fiqh dan nahwu, sangat luar biasa. Bahkan ia sudah hafal dengan baik nazham Alfiyah Ibnu Malik (seribu bait yang membahas ilmu nahwu) sejak usia muda.Untuk memenuhi harapan dan juga kehausannya mengenai ilmu fiqh dan ilmu yang lainnya, maka orang tua Mbah Kholil mengirimnya ke berbagai pesantren untuk menimba ilmu.Belajar di PesantrenMengawali pengembaraannya, sekitar tahun 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh tahun, Mbah Kholil muda belajar kepada Kiai Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur.Dari Langitan beliau pindah ke Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok Pesantren Keboncandi. Selama belajar di Pondok Pesantren ini beliau belajar pula kepada Kiai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri. Kiai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengannya.Jarak antara Keboncandi dan Sidogiri sekitar tujuh kilometer. Tetapi, untuk mendapatkan ilmu, Mbah Kholil muda rela melakoni perjalanan yang terbilang lumayan jauh itu setiap harinya. Di setiap perjalanannya dari Keboncandi ke Sidogiri, ia tak pernah lupa membaca Surah Yasin. Ini dilakukannya hingga ia -selama perjalanannya itu- khatam berkali-kali.Orang yang MandiriSebenarnya, bisa saja Mbah Kholil muda tinggal di Sidogiri selama belajar kepada Kiai Nur Hasan, tetapi ada alasan yang cukup kuat baginya untuk tetap tinggal di Keboncandi. Meskipun Mbah Kholil muda sebenarnya berasal dari keluarga yang dari segi perekonomian cukup berada. Akan tetapi, Mbah Kholil muda tetap saja menjadi orang yang mandiri dan tidak mau merepotkan orangtuanya.Karena itu, selama nyantri di Sidogiri, Mbah Kholil tinggal di Keboncandi agar bisa nyambi menjadi buruh batik. Dari hasil menjadi buruh batik itulah dia memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Persatuan Ulama Serukan Pertemuan KTT Darurat Hentikan Genosida di Gaza

Istanbul (Mediaislam.id) – Ketua Persatuan Ulama Muslim Dunia, Ali Al-Qaradaghi, menyerukan pertemuan KTT darurat Arab-Islam untuk membahas dan menghentikan kegilaan Israel yang merajalela, yang tidak hanya menargetkan Gaza dan Lebanon, namun dampaknya meluas ke seluruh Arab” dan ibu kota serta negara-negara Islam.” Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan sedikitnya 182 orang tewas dan 727 lainnya luka-luka, termasuk wanita, anak-anak dan paramedis, akibat serangan Israel di Lebanon selatan sejak Senin pagi, bersamaan dengan perang pemusnahan yang sedang berlangsung di Gaza. sejak 7 Oktober 2023. Al-Qaradaghi menegaskan dalam pernyataannya. Namun, Lebanon dan Jalur Gaza tidak boleh dibiarkan menjadi “mangsa empuk dari serangan terang-terangan terhadap rakyat dan tanah air mereka. Umat harus berdiri melawan yang dilakukan Perdana Menteri pemerintah penjajah Benjamin Netanyahu dan “kelompok ekstremis”. Ia menambahkan bahwa apa yang terjadi adalah bagian dari kebijakan Netanyahu dan kelompok sayap kanannya untuk memperluas jajahan termasuk Yerusalem, Tepi Barat, Gaza, dan sebagian dari Lebanon dan Yordania. Al-Qaradaghi mengatakan, “Ketidaksepakatan kami dengan kebijakan partisan beberapa partai di Lebanon atau Palestina tidak memberi kami hak untuk mendukung agresi apa pun yang menargetkan masyarakat.” Kita tidak boleh bersuka cita dalam dalam serangan rakyat Lebanon atau Palestina dengan dalih apa pun. Ia menekankan bahwa “kita tidak boleh membiarkan Lebanon atau Gaza menjadi mangsa empuk bagi penargetan dan perpecahan, demi perselisihan sektarian atau politik, karena musuh tidak membeda-bedakan umat Islam dalam genosida terhadap mereka, seperti halnya setiap orang yang tidak bersama mereka menentang mereka dan anti-Semitisme.” Ketua Persatuan Ulama Muslim Dunia menyatakan, “Agresi ini adalah serangan terang-terangan, dan umat Islam serta pemerintah mereka harus berupaya mencegahnya.” “Sebagai Presiden Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, saya menyerukan kepada negara Islam dan Arab untuk melakukan tugas mereka dalam menghadapi agresi dan genosida Israel.” Al-Qaradaghi mengatakan, “Orang-orang Arab dan Muslim mempunyai banyak kartu, termasuk mengumumkan penghentian minyak dan gas sampai agresi berhenti, termasuk boikot politik dan ekonomi terhadap entitas Zionis dan pemutusan hubungan diplomatik.” Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naeem Al-Qassem, mengkonfirmasi dalam konferensi pers kemarin bahwa mereka telah memasuki fase baru bertajuk “Pertempuran Perhitungan Terbuka” tanpa merinci bagaimana menanggapi agresi tersebut, sehari setelah pembunuhan dua 15 pemimpin dan pejuang dari Pasukan Radwan. Al-Qassem menekankan bahwa Front Dukungan Lebanon tidak akan berhenti sampai perang genosida di Gaza berakhir. Intensitas konfrontasi antara Israel dan Hizbullah telah meningkat sejak pembunuhan komandan militer mereka, Fouad Shukr, dan ledakan perangkat komunikasi nirkabel dalam dua gelombang minggu lalu meningkatkan kemungkinan konfrontasi yang meluas. Sejak 8 Oktober, perbatasan utara Palestina yang diduduki terjadi ketegangan intens dan baku tembak rudal setiap hari antara tentara pendudukan dan Hizbullah Lebanon. Hizbullah bergantung pada penghentian serangannya terhadap pendudukan Israel yang akan mengakhiri perang pemusnahan yang telah dilancarkan dengan dukungan Amerika di Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober, yang telah mengakibatkan lebih dari 137.000 orang menjadi martir dan terluka, 10.000 orang hilang, kehancuran infrastruktur besar-besaran, dan kelaparan yang mematikan. sumber: infopalestina

Al-Matien Gelar Rakornas Perdana di Jakarta

Jakarta (MediaIslam.id) – Perkumpulan Relawan Aliansi Ulama Alumni Timur Tengah (Al-Matien) yang berkontribusi mengantarkan Pasangan Prabowo-Gibran menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2029, menggelar Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) perdana. Bertempat di Hotel Balairung Matraman Jakarta Pusat. Rakornas perdana ini digelar pada Selasa-Rabu, 24-25 September 2024. Rakornas dihadiri para pengurus Pusat dan beberapa utusan perwakilan wilayah. Pada kegiatan pembukaan yang digelar Selasa siang (24/09), Ketua Pembina KH. Toha Ma’shum, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso secara resmi membuka rakornas. Dalam sambutannya KH. Toha mengajak Al-Matien mengawal dan memastikan pemerintahan baru berjalan dengan baik. “Kita harus hadir ikut andil berperan aktif mengawal pemerintahan Prabowo sedari awal, memastikan 100 hari pertama kepemimpinannya efektf, sehingga menjadi starting poin yang positif dalam perjalannya memimpin Indonesia serta mengantarkannya menjadi negara yang maju,” kata dia. Ketua Al-Matien, KH. Dr. Arip Rahman dalam sambutan yang disampaikannya pada pembukaan Rakornas kembali menegaskan tugas Al-Matien mengawal pemerintahan baru sebagai bentuk tanggungjawab Al-Maten atas pilihan politik yang telah dipilih. Ia berharap kegiatan rakornas ini menjadi bentuk tansiq (kordinasi) di antara pengurus Al-Matien. Rakornas ini diharapkan juga sebagai pemanasan mesin organisasi menjelang Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang akan digelar beberapa bulan ke depan. Adapun agenda pembahasan rakornas kali ini berkisar pada tiga pokok pembahasan yaitu; kelembagaan dengan membahas AD/ART, kemudian program keumatan dan kemandirian organisasi.[]