Rabu, 11 Desember 2024

Jihadnya Al-Qadhi Asad bin Furat

Share

MENURUT ulama, jihad adalah berdakwah kepada Islam dan berjuang di jalan Allah. Dengan demikian, jihad adalah menyerang siapa saja yang menghalangi jalan penyebaran Islam di dunia dan memerangi siapa saja yang berusaha untuk merendahkan syariat Islam di muka bumi ini.

Para ulama, setelah masa tabi’in, model perjuangannya bermacam-macam. Ada yang berjuang dengan harta mereka, ada yang berjuang dengan lisan mereka, dan ada pula yang selain dalam kapasitas keulamaan mereka dalam membimbing umat, mereka juga turun ke medan jihad.

Para ulama itu memadukan antara ilmu dan jihad.Jumlah mereka sangat banyak. Dan Al-Qadhi Asad bin Furat, seperti ditulis Syekh Abdul Aziz Al-Badri dalam kitabnya “Al-Islam Bainal Ulama wal Hukkam”, adalah salah satu model ulama yang juga turun berjihad.

Syekh Asad bin Furat memimpin pasukan besar untuk menaklukkan kota Cicilia, wilayah kekuasaan Romawi, pada musim semi tahun 212 H. Hari itu adalah hari yang sangat cerah di mana ketika dia keluar semua penduduk negeri mendukungnya.

Ketika orang alim dan mujahid itu menaiki kudanya dan berjalan di kerumunan orang banyak, dengan membawa bendera dan pedang, dia menjelaskan tentang keutamaan ilmu seraya berkata, “Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu. Demi Allah wahai manusia, saya tidak pernah diasuh oleh ayah atau kakek sama sekali, dan saya tidak pernah melihat apa yang kalian lihat kecuali pena, maka berjihadlah dengan jiwa kalian, teruskanlah dalam mencari dan menyalin ilmu, bersungguh-sungguhlah dan bersabarlah menghadapi kesulitannya, niscaya kalian mendapatkan dunia dan akhirat.”

Pada 212 H, dia naik perahu memimpin pasukan untuk menaklukkan kota Fa’zar di negeri Cicilia. Kedua pasukan itu bertemu dan kaum Muslimin dapat menguasai musuh-musuhnya.

Asad bin Furat berada di depan pasukan kaum Mukminin memberikan semangat perang
kepada mereka dengan perkataan dan perbuatan. Mereka pun bisa mengepung tentara Romawi dan menghancurkan benteng pertahanan mereka serta menguasai Sarkusah.

Di tengah-tengah pengepungan itu, dia mengalami luka parah sehingga darahnya mengalir membasahi bendera yang dibawanya hingga akhirnya meninggal dunia sebagai seorang syuhada.

Ketika pasukan melihat panglima mereka gugur, para Mujahidin menyerang pasukan Romawi mati-matian, hingga mereka mundur dan melarikan diri.

Ziyadatullah, Gubernur Afrika, lalu menulis surat kepada Khalifah Al-Makmun bahwa Allah telah menyempurnakan penaklukan Cecilia di bawah pimpinan Asad bin Furat. [SR]

Sumber Klik disini

Tinggalkan Balasan

Table of contents

Read more

Berita lainnya