Bogor (Mediaislam.id) – Cendekiawan muslim Ustaz Ismail Yusanto menegaskan urgensi penerapan syariat Islam sebagai solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa. Hal itu ia sampaikan dalam acara “Refleksi 2024 dan Resolusi 2025 Perspektif Islam” di Swiss Bell Hotel, Kota Bogor, Rabu (01/01/2025).
Menurut, Ismail akar persoalan saat ini berakar dari penerapan sistem sekuler dan liberal yang dominan dalam pemerintahan dan kebijakan negara.
“Kita harus memahami bahwa berbagai bentuk kemunduran yang terjadi merupakan fasad (kerusakan) yang disebabkan oleh maksiat yang tumbuh dalam struktur dan budaya masyarakat. Ini adalah konsekuensi logis dari meninggalkan kewajiban dan melanggar larangan Allah,” ujarnya.
Ia menambahkan, sistem ekonomi sekuler dan kebijakan liberal hanya memperdalam ketidakadilan dan memperparah ketimpangan sosial.
Ismail juga menyoroti fakta bahwa meskipun akses pendidikan semakin luas, tingkat kriminalitas justru meningkat. “Setiap jam, tindak kejahatan terjadi di negeri ini. Ini bukan hanya statistik, melainkan cerminan nyata dari rusaknya sistem yang berjalan. Kita hidup dalam sistem oligarki yang eksploitatif dan jauh dari nilai-nilai moral,” paparnya.
Menurutnya, kondisi tersebut memperlihatkan ketimpangan yang semakin mencolok. “Ketika individu terdidik tidak dibarengi dengan nilai-nilai spiritual dan moral, peluang melakukan kejahatan semakin besar. Pendidikan yang tinggi tidak menjamin keadilan jika tidak dilandasi syariat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ismail mengkritisi kebijakan fiskal yang menurutnya tidak berpihak kepada rakyat. Ia mencontohkan penerapan PPN 12% yang diperkirakan menghasilkan Rp60-70 triliun, sementara perusahaan batubara mampu meraup dividen yang sama hanya dari satu perusahaan. “Ini adalah ketidakadilan yang nyata. Potensi besar dari kekayaan alam kita justru dinikmati oleh segelintir pihak,” tegasnya.
Menurutnya, kegagalan sistem kapitalisme dan sosialisme di berbagai negara menjadi pelajaran berharga. “Kita melihat bagaimana sosialisme hanya membawa stagnasi, sementara kapitalisme melahirkan kesenjangan yang semakin dalam. Baik di Eropa, Asia Timur, maupun belahan dunia lainnya, sistem ini menunjukkan kehancurannya,” katanya.
Sebagai solusi, Ismail menekankan bahwa syariat Islam adalah jalan yang benar dan wajib ditegakkan. Menurutnya, syariat bukan hanya instrumen moral, tetapi sistem yang mampu mewujudkan keadilan secara menyeluruh. “Syariat Islam adalah kebenaran yang hakiki. Jika kita menginginkan keadilan sejati, maka syariat harus ditegakkan. Agama adalah fondasi, dan kekuasaan adalah penjaganya,” tegasnya.
Ia menyerukan pentingnya dakwah dan konsolidasi umat untuk memperjuangkan syariat Islam secara damai. “Tugas kita hari ini adalah membangun kesadaran dan memperkuat dakwah. Perubahan tidak akan terjadi tanpa kesamaan visi dan misi,” ujarnya.
Ismail menegaskan bahwa perjuangan menegakkan syariat Islam bukan semata-mata persoalan politik, melainkan tanggung jawab spiritual dan moral. “Keadilan sejati hanya bisa terwujud melalui syariat Islam. Perjuangan ini adalah bentuk pengabdian kepada Allah dan ikhtiar untuk membawa rahmat bagi seluruh alam,” tutupnya. [ ]
Sumber Klik disini