Manajemen Rumah Tangga Rasulullah Saw

Share

Nabi Muhammad Saw adalah contoh teladan yang luar biasa. Sisi kemanusiaannya tercermin dengan indahnya. Ia penuh kasih sayang terhadap semua makhluk. Ia terkenal karena cintanya terhadap anak kecil, belas kasihan terhadap hewan, dan kepeduliannya terhadap yang lemah. Juga, ia menghormati dan mengasihi kaum perempuan.

Rasulullah Saw membuktikan komitmennya melalui tindakannya, baik di dalam lingkup keluarga maupun masyarakat.

Saat menjalani kehidupan rumah tangga, ia tidak memandang dirinya sebagai penguasa dan anggota keluarganya sebagai hamba. Sebaliknya, ia menganggap semua orang sebagai bagian yang sama penting dari kesatuan. Ia turut serta dalam tugas-tugas rumah tangga, membantu para istrinya, dan bahkan ikut terlibat dalam pengasuhan anak dan cucunya.

Rasulullah Saw memperlakukan para istri beliau dengan penuh kemuliaan. Begitu pula, istri-istri beliau menunjukkan kesetiaan, rasa puas dengan apa yang ada, kesabaran, kerendahan hati, dan memenuhi hak-hak suami serta menjalankan kewajiban sebagai istri dengan sungguh-sungguh.

Berikut sejumlah sikap Nabi Muhammad Saw kepada para istrinya yang dapat dijadikan teladan umatnya:

Adil

Rasulullah Saw selalu bersikap adil kepada seluruh istrinya tanpa kecuali. Nabi Saw tidak mendahulukan sebagian dan mengakhirkan sebagian istri-istrinya. Seperti contoh dalam masalah menginap, beliau selalu mengelilingi istri-istrinya tanpa melihat yang tua ataupun yang muda, kecuali diantara istrinya merelakan jatah menginapnya karena ada uzur.

Lemah lembut

Nabi Muhammad Saw senantiasa berlemah lembut kepada istri-istrinya. Hal itu diketahui melalui cerita tentang kehidupan rumah tangga nabi yang disampaikan oleh istri-istrinya.

Dalam sebuah riwayat dari ibunda ‘Aisyah ra diceritakan. “Aku pernah minum di saat aku haid, lalu aku berikan kepada Nabi, maka nabi meletakkan mulutnya di bekas mulutku, lalu nabi minum. Aku juga pernah menggigit daging ketika aku sedang haid, lalu sisa daging aku berikan kepada nabi saw, maka nabi meletakkan mulutnya di tempat mulutku.”

Bersenda gurau

Nabi Muhammad Saw selalu bersenda gurau (bercanda) dengan istri-istrinya. Pernah suatu hari ketika bepergian, waktu itu ‘Aisyah masih kurus, nabi mengajak ‘Aisyah untuk lomba lari dan ‘Aisyah menang. Kemudian pada waktu yang lain, ‘Aisyah mulai gemuk dan luput (atas kenangan itu), bepergian lagi bersama Nabi dalam salah satu perjalanannya, kemudian Rasulullah Saw mengadakan lomba lari bersama istrinya, ‘Aisyah. Pada awalnya ‘Aisyah mendahului Nabi Saw, kemudian Nabi mendahului ‘Aisyah, sehingga hal itu membuat Nabi tertawa dan bertutur: “Kali ini aku menang sebagaimana dahulu kamu pernah menang dariku”.

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News