Bencana di Masa Khalifah Al-Mutawakkil ‘Alallah

Share

AL-MUTAWAKKIL ‘Ala Allah adalah khalifah ke-10 dari Bani Abbasiyah di Baghdad. Namanya adalah Abu al-Fadhl bin al-Mu’tashim bin ar-Rasyid. Ibunya adalah seorang mantan budak yang bernama Syuja’.

Al-Mutawakkil lahir pada 31 Maret 822 M atau 205 H, ada pula yang menyatakan 207 H, Wafat pada 10 Desember 861. Dia dilantik sebagai khalifah pada bulan Dzulhijjah tahun 232 H (847 M), setelah kematian al-Watsiq.

Berbeda dengan pemimpin sebelunya yang mengadopsi paham Mu’tazilah, Al-Mutawakkil lebih cenderung pada Ahli Sunnah. Ia banyak membantu mereka yang memiliki akidah dan pandangan Ahli Sunnah.

Dia juga mencabut aturan yang selama ini berlangsung yang mengharuskan tiap orang untuk mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk. Dia menyebarkan perintah itu ke seluruh wilayah kekuasaannya. Ini dia lakukan pada tahun 234 H.

Al-Mutawakkil dikenal sebagai orang yang sangat pemurah dan banyak dipuji karena kemurahan hatinya. Hingga ada orang yang mengatakan bahwa tidak ada seorang khalifah pun yang memberikan hadiah uang kepada penyair melebihi pemberian Al-Mutawakkil.

Meski demikian, sebagai manusia biasa, seperti ditulis Imam As-Suyuthi dalam “Tarikh Al-Khulafa’”, Al-Mutawakkil juga terkenal sebagai orang yang senang dengan kenikmatan hidup dan senang minum-minum. Dia memiliki empat ribu budak wanita dan dia gauli semuanya.

Sebagaimana ditulis oleh As-Suyuthi, di masa pemerintahan Al-Mutawakkil terjadi sejumlah bencana alam.

Menurut As-Suyuthi, pada 232 H, terjadi angin yang bertiup dengan kencang di Irak. Sebuah peristiwa yang belum pernah sama sekali terjadi sebelumnya.

Angin kencang itu telah memporak-porandakan tanaman yang ada di Kufah, Bashrah dan Baghdad serta menewaskan orang-orang yang sedang berada di dalam perjalanan. Angin puyuh itu berlangsung selama lima puluh hari.

Angin kencang itu bahkan merambat hingga ke Hamdzan serta memporak-porandakan tanaman dan membuat binatang pada mati. Kemudian angin itu terus bertiup ke Mushil dan Sinjar serta membuat orang-orang tidak mampu melakukan aktivitas apa pun di pasar. Bahkan untuk keluar ke jalan saja mereka tidak bisa. Peristiwa ini mengakibatkan banyak sekali korban.

Pada tahun sebelumnya telah terjadi gempa besar yang mengguncang Damaskus sehingga banyak rumah-rumah ambruk dan menimbulkan banyak korban. Guncangan gempa itu sampai ke Anthakiyah, al-Jazirah dan al-Mushil serta memporak-porandakan kota-kota tersebut. Disebutkan bahwa dalam peristiwa tragis itu korban yang jatuh ada sekitar lima puluh ribu orang.

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News