DIRIWAYATKAN oleh Al-Abbas bin Hisyam bin Muhammad Al-Kufi dari ayahnya dari kakeknya ia bercerita; Seorang laki-laki dari Bani Aban bin Daram yang biasa dipanggil Zara’ah menyaksikan dengan mata kepala sendiri peristiwa pembantaian terhadap Husain, cucu Nabi Saw. Setelah berhasil dilumpuhkan dengan bidikan anak panah, tubuh Husain lalu dilemparkan di tengah-tengah mereka.
Sambil mengeluarkan darah dari mulutnya, Husain terus mengucapkan sesuatu seraya menatap ke atas langit. Karena sangat kehausan, sebelum dihabisi nyawanya Husain minta diberi air minum. Tetapi orang-orang yang membantainya tidak mau memberinya. Mereka membiarkan Husain dalam keadaan sangat haus. Husain lalu berdoa kepada Tuhannya, “Ya Allah, terhadap siapa yang menghalangi antara aku dan air, maka hauskanlah ia. Ya Allah, hauskanlah ia.” Dan Allah pun mengabulkan doa Husain.
Ketika orang yang tidak mau memberikan minum kepada Husain bin Ali itu hendak meninggal dunia, Allah menimpakan kepadanya azab kehausan yang teramat sangat. Sekalipun ia meminum air di seluruh dunia, hal itu tidak bisa mengatasi rasa hausnya.
Orang itu merasakan panas yang luar biasa dalam perutnya karena pengaruh haus, dan sekaligus merasakan dingin yang hebat di punggungnya. Keluarganya membuatkan kipas dan menyediakan es di depannya untuk mengatasi panas dan haus. Sementara mereka juga menyalakan tungku di belakangnya untuk mengusir hawa dingin di punggungnya, tetapi ia masih saja merengek-rengek kehausan dan minta diberi minum.
Ia disodori beberapa gelas berukuran sangat besar; ada yang berisi air, ada yang berisi susu, dan minuman-minuman penyegar yang lain, setelah diminum ternyata tidak dapat mengusir rasa hausnya. Buktinya, setelah meminum ia kembali mengeluh kehausan lagi. Padahal minuman sebanyak itu adalah jatah lebih dari sepuluh orang. Setelah menderita kehausan seperti itu, akhirnya perutnya robek seperti perut onta.”
Demikianlah balasan ditimpakan sesuai dengan jenis amal perbuatan yang telah dilakukannya. Benar firman Allah dalam sebuah hadits qudsi, “Barangsiapa yang memusuhi orang yang Aku kasihi, niscaya Aku izinkan ia diperangi.” (HR Bukhari).
Ketika Hasan sampai di tempat pembantaian adiknya, Husain bin Ali bin Abu Thalib, ia menangis pilu seraya berkata, “Aduh celaka sekali mereka tega membunuh putera penyeru Islam dan cucu Nabi mereka!” Hasan kemudian berdoa, “Ya Allah, jadikan untuk adikku ini jalan yang lapang dan semayamkan ia di tempat penantian.”
“Dan orang-orang yang zalim itu akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” (QS. Asy-Syu’ara: 227)[]
Sumber: Sa’ad Yusuf Abu Aziz. Kisah Akhir Hayat Orang-Orang Zalim (terjemahan). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2024.
Sumber Klik disini