Damaskus (MediaIslam.id) – Kepala Koalisi Nasional Revolusi dan Pasukan Oposisi Suriah, Hadi al-Bahra, pada Ahad (8/12/2024) mengumumkan bahwa rezim pemerintahan Presiden Bashar al-Assad sudah tumbang.
“Saya mengumumkan kepada Anda tentang jatuhnya rezim Bashar al-Assad,” kata Hadi kepada rakyat Suriah melalui Al Arabiya.
“Situasinya aman, dan tidak ada ruang untuk balas dendam atau pembalasan,” ujarnya. “Sebuah babak kelam dalam sejarah Suriah telah berakhir,” lanjut dia.
Sementara itu, Perdana Menteri Suriah telah mengumumkan kesiapannya untuk menyerahkan pemerintahan kepada pasukan oposisi dalam transisi yang damai.
Pemimpin Administrasi Operasi Militer, Abu Mohammed al-Jawlani, memerintahkan pasukannya untuk tidak mendekati lembaga-lembaga resmi di Damaskus.
Al-Jawlani menekankan, lembaga-lembaga ini akan tetap berada di bawah wewenang perdana menteri sampai mereka “secara resmi” diserahkan.
Assad sendiri saat rezimnya ditumbangkan, telah kabur ke Rusia. Diktator Suriah itu pergi setelah pasukan kelompok oposisi merebut Ibu Kota Suriah, Damaskus, sebagai bagian serangan mendadak sepekan terakhir.
Tumbangnya rezim Assad sekaligus mengakhiri enam dekade kekuasaan Partai Baath. Warga di ibu kota terlihat bersorak di jalan saat faksi pemberontak mengumumkan kepergian sosok yang mereka sebut “tiran” Assad, dengan mengatakan: “Kami nyatakan kota Damaskus bebas.”
Mengenal HTS dan Al-Jawlani
Salah satu kelompok oposisi yang berjuang di Suriah adalah Hayat Tahrir-Al Sham (HTS). Kelompok tersebut dipimpin pejuang muda, Abu Mohammed al-Jawlani.
HTS adalah salah satu kelompok penentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Banyak kalangan menyebut Al-Jawlani terafiliasi dengan jaringan Al-Qaeda. Walaupun Al-Jawlani sendiri telah mengumumkan perpisahan dirinya dengan Al-Qaeda. Bahkan Amerika Serikat pernah mengganjar US$10 juta (Rp158 miliar) bagi mereka yang bisa menangkap al-Jawlani.
Sumber Klik disini