NABI Ibrahim menghadapi kezaliman Namrudz. Dia melawan dengan menghancurkan mindset dan logika berfikir tentang ketuhanan berhala. Nabi Ibrahim pun dipanggang di dalam api. Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim.
Nabi Musa menghadapi kezaliman Firaun. Kemukjizatan Nabi Musa ditampakkan. Logika Firaun diputarbalikan. Namun Firaun tetap mengaku sebagai tuhan dan memerangi Nabi Musa. Nabi Musa diburu. Allah menenggelamkan Firaun di laut merah.
Ashabul Ukhdud sebuah peristiwa genosida raja yang beragama Yahudi terhadap pemeluk Nasrani di Yaman. Seluruh pemeluk Nasrani dibakar hidup-hidup dalam parit lautan api karena tidak mau mengikuti agama penguasa. Ashabul Kahfi, sebuah perlawanan terhadap raja zalim dengan cara yang unik. Mereka tidak melakukan konfrontasi dengan penguasa tetapi cukup menyembunyikan keimanannya, sambil menunggu pergantian kekuasaan.
BACA JUGA: Interaksi Walisongo dengan Majapahit
Bagaimana menghadapi kezaliman penguasa? Bisa mencontoh pada Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Ashabul Ukhdud dan Ashabul Kahfi. Strategi mana yang diambil? Tergantung kemaslahatannya. Semua pilihan strategi tersebut adalah benar. Tidak ada yang lebih utama atau terbaik, semua tergantung timbangan kemaslahatan.
Akhir dari seluruh strategi adalah rakyat beriman kepada Allah. Allah yang membimbing strategi yang cocok dengan zaman dan tempatnya. Menghadapi penguasa saat ini? Atau diam terlebih dahulu menunggu kondisi yang kondusif seiring dengan kesadaran baru yang tumbuh pada diri masyarakat.
BACA JUGA: Saat Munafikin Menghianati Yahudi Madinah
Ashabul Kahfi hanya sekelompok pemuda yang tidak memiliki kekuatan besar menghadapi kezaliman raja. Maka solusinya, menyembunyikan diri hingga terjadi perubahan besar di masyarakat. Momentum perubahan besar selalu ada, hanya butuh kesabaran penantian dan keistiqamahan bergerak saja.
Menyembunyikan diri. Mendidik tunas generasi baru yang tak terendus. Membangun pondasi spiritual generasi baru sebelum mereka diberikan momentum besar untuk merubah keadaan. Diam yang terus bergerak, mendidik dan memperbaiki. Diamnya air laut. Di atasnya tentram, namun dibawahnya terdapat arus besar perubahan. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: [email protected], dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.
Sumber Klik disini