MUSAILAMAH Al-Kadzab (مسيلمة الكذاب) adalah seorang tokoh dalam sejarah Islam yang dikenal sebagai salah satu nabi palsu yang muncul pada masa Nabi Muhammad ﷺ. Nama “Al-Kadzab” berarti “si pembohong,” julukan yang diberikan kepadanya karena klaimnya sebagai nabi.
Latar Belakang
Musailamah berasal dari Bani Hanifah, sebuah suku Arab yang tinggal di wilayah Yamamah (sekarang bagian dari Arab Saudi). Ia awalnya memeluk Islam bersama kaumnya ketika utusan Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan Islam di sana.
BACA JUGA: Nabi Palsu Aswad Al-‘Ansiy dan Abu Muslim
Namun, setelah kembali ke Yamamah, Musailamah mengklaim dirinya sebagai nabi dan menyatakan bahwa ia menerima wahyu dari Allah, serupa dengan Nabi Muhammad ﷺ.
Klaim Kenabian
Musailamah berusaha memperkuat posisinya dengan membuat ajaran-ajaran dan wahyu palsu yang meniru Al-Qur’an. Ia juga mengajukan perjanjian kepada Nabi Muhammad ﷺ, menawarkan untuk berbagi kekuasaan atas Arab, namun tawaran ini dengan tegas ditolak oleh Nabi.
Dalam salah satu suratnya kepada Nabi, Musailamah Al-Kadzab menyatakan bahwa dirinya juga diutus oleh Allah untuk mendampingi Nabi Muhammad. Sebagai balasan, Nabi Muhammad menyebutnya sebagai “Al-Kadzab” dalam surat yang dikirimkan kepadanya.
Konflik dengan Muslim
Setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, Musailamah Al-Kadzab menjadi ancaman besar bagi komunitas Muslim karena banyak pengikutnya yang loyal, terutama dari sukunya sendiri. Ia memimpin pemberontakan melawan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam apa yang dikenal sebagai Perang Riddah (Perang Kemurtadan).
Musailamah akhirnya dikalahkan dalam Perang Yamamah (sekitar tahun 632 M) oleh pasukan Muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Ia tewas dalam pertempuran itu, dan kematiannya menandai berakhirnya klaim kenabiannya serta pemberontakan Bani Hanifah.
BACA JUGA: Para Penghina Nabi ﷺ, Begini Akhir Hidupnya!
Pelajaran dari Kisah Musailamah
Kisah Musailamah Al-Kadzab menjadi pengingat penting dalam sejarah Islam tentang bahaya penyimpangan ajaran agama dan pentingnya menjaga kemurnian ajaran Islam.
Perang Yamamah juga menjadi momen penting karena peristiwa itu memicu pengumpulan dan pembukuan Al-Qur’an setelah banyak penghafal Al-Qur’an gugur dalam pertempuran tersebut. []
Sumber Klik disini