Hidayatullah.com—Wilayah Vladimir menjadi wilayah pertama di Rusia yang melarang anak sekolah mengenakan jilbab dan niqab, kutip media Rusia The Moscow Times.
Larangan bagi siswa sekolah untuk mengenakan pakaian dan barang-barang yang menunjukkan keyakinan agama dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Vladimir pada 22 Oktober.
“Mengenakan pakaian dan unsur-unsurnya yang menunjukkan keyakinan agama siswa (termasuk hijab, niqab, dll) tidak diperbolehkan di organisasi pendidikan umum,” demikian bunyi dokumen yang dikutip Nemoskva.
Larangan tersebut bukanlah undang-undang baru, namun sebuah klausul baru – yang ditambahkan ke peraturan tahun 2017 tentang persyaratan penampilan siswa.
Dokumen tersebut dengan jelas menjelaskan bagaimana anak-anak harus berpakaian dimana “penampilan dan pakaian siswa lembaga pendidikan harus sesuai dengan standar gaya bisnis yang berlaku umum di masyarakat dan bersifat sekuler”.
Kebanyakan masyarakat di kawasan ini menerima inovasi tersebut dan menekankan bahwa Rusia adalah negara sekuler dan sekolah adalah institusi sekuler.
Seruan untuk melarang jilbab di Rusia muncul kembali awal tahun ini di tengah meningkatnya diskriminasi dan xenofobia yang dipicu oleh serangan mematikan di tempat konser Moskow pada bulan Maret. Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas penembakan massal itu.
Serangan mematikan lainnya di Republik Dagestan, Kaukasus Utara, Rusia pada bulan Juni mendorong seorang ulama Muslim senior untuk sementara melarang niqab, cadar yang menutupi seluruh wajah, sebagai “tindakan keamanan.”
Meskipun umat Islam merupakan kelompok agama terbesar kedua di Rusia, aktivis hak asasi manusia dan media regional secara teratur melaporkan kejadian diskriminasi terhadap wanita yang mengenakan pakaian keagamaan Islam.
Rusia yang juga menjadi anggota pengamat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah mencatat, Islam sebagai adalah agama terbesar kedua, dengan sekitar 26 juta pengikut, atau 15% dari total populasi.
Diperkirakan bahwa umat Islam akan mencapai sepertiga dari populasi Rusia pada tahun 2050. *
Sumber Klik disini