Hidayatullah.com – Pekan lalu, sebuah pesawat tak berawak Houthi yang diluncurkan dari Yaman berhasil meledak di Tel Aviv. Entitas Zionis mengklaim telah melacak drone tersebut oleh Udara setidaknya selama enam menit sebelum menghantam targetnya, menewaskan seorang tentara Israel dan melukai beberapa orang lainnya.
Bagaimana drone Houthi dapat menembus ‘Israel’ yang disebut-sebut memiliki pertahanan udara dan militer tercanggih di dunia ini? Pasukan Penjajahan Israel (IDF) mengklaim bahwa insiden ini dikarenakan kesalahan manusia.
Drone yang diidentifikasi oleh IDF sebagai Samad-3 buatan Iran yang telah dimodifikasi untuk memiliki jangkauan yang lebih jauh, telah terbang selama lebih dari 10 jam untuk mencapai ‘Israel’.
Menurut penilaian militer, pesawat tak berawak itu tidak mengikuti rute langsung ke ‘Israel’ dari Yaman. Drone tersebut melintasi Mesir dan terbang ke Tel Aviv dari arah Laut Mediterania dengan ketinggian rendah, melakukan perjalanan lebih dari 2.000 (1.200 mil) kilometer untuk mencapai I’srael’.
Samad-3 sebelumnya dilaporkan memiliki jarak tempuh sekitar 1.500 kilometer. IDF memperkirakan Houthi telah memodifikasi pesawat tanpa awak buatan Iran itu sehingga dapat membawa bahan peledak di bawah 10 kilogram, turun dari standar 18 kilogram. Sehingga drone ini dapat menampung lebih banyak bahan bakar, terbang lebih lama, dan mencapai ‘Israel’.
Menurut penyelidikan awal Angkatan Udara Zionis (IAF), pesawat tak berawak itu diidentifikasi dan diikuti selama sekitar enam menit, tetapi karena kesalahan manusia yang tidak disebutkan, itu tidak diklasifikasikan sebagai ancaman.
Juru Bicara IDF Daniel Hagari dalam konferensi pers pada hari Jumat membantah bahwa target tersebut dianggap sebagai pesawat tak berawak yang bersahabat dan oleh karena itu tidak dilacak.
“Jawabannya adalah tidak,” katanya menanggapi pertanyaan tentang masalah ini. “Dalam peristiwa ini, ini adalah sebuah kesalahan, ada semacam identifikasi, dan kami sekarang sedang menyelidiki seluruh rantai mengapa tidak ada pencegatan.”
Di tengah serangan tersebut, IAF juga melacak dan menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang mendekat dari arah timur, yang tampaknya diluncurkan dari Irak.
Menurut IAF, pengumuman Komando Pusat AS pada hari Jumat yang menggambarkan rudal dan pesawat tak berawak Houthi yang dihancurkan mengacu pada insiden pada Kamis pagi dan tidak terkait langsung dengan serangan semalam.
IAF telah diberitahu oleh CENTCOM tentang insiden sebelumnya pada hari Kamis, seperti halnya dengan pencegatan dan serangan yang hampir setiap hari dilakukan oleh pasukan AS. Karena jarak satu hari penuh antara kedua peristiwa itu, IAF telah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar tidak ada hubungan langsung antara pesawat tak berawak yang dihancurkan Amerika dan satu UAV yang menghantam Tel Aviv.
Setelah serangan pesawat tak berawak yang mematikan tersebut, militer mengatakan bahwa mereka meningkatkan patroli jet tempur di langit untuk mengidentifikasi ancaman. Israel juga mempertimbangkan untuk menyerang Houthi secara langsung sebagai tanggapan atas serangan tersebut.
Pesawat tak berawak pada hari Jumat merupakan pesawat tak berawak pertama yang diluncurkan Houthi yang mencapai Tel Aviv.*
Sumber Klik disini