Hidayatullah.com—Meski penjajah ‘Israel’, negara Barat, dan sekutunya terus lebih mendukung Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin Mahmoud Abbas dan memberikan citra negatif kelompok Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), namun fakta menunjukkan warga Palestina lebih memilih Hamas, demikian kutip The Jerusalem Post.
Hasil survei terbaru ini dilakukan sejak adalah peluncuran Operari Taufan (Banjir) Al-Aqsha oleh Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang membuahkan agresi balasan bertajuk “Operasi Pedang Besi” yang sampai saat ini menyebabkan 13.000 warga Gaza gugur, lebih 5500 adalah anak-anak.
Dalam agresi yang oleh sebagian besar masyarakat lebih tepat disebut pembantaian (genosida) dan holocaust ini, membuat warga dunia terpecah menjadi dua. Sebagian membela Israel, namun mayoritas mengutuk dan mendukung bangsa Palestina memperoleh hak kemerdekaan.
Menariknya, masyarakat Palestina sendiri tampaknya tidak terlalu terpecah dalam masalah ini dibandingkan dengan masyarakat lain di dunia. Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Arab World for Research and Development (Dunia Arab untuk Penelitian dan Pengembangan) pada tanggal 14 November menunjukkan fakta-fakta mengejutkan.
Ketika masyarakat Palestina ditanya “Seberapa besar mendukung operasi militer yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober?” Tanggapan Palestina menunjukkan dukungan luar biasa.
Warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat, wilayah yang masih terjajah, dan kuasai Otoritas Palestina (PA), mayoritas menjawab mereka mendukung serangan tersebut hingga tingkat ekstrem atau “agak” (83,1%).
Hanya 6,9% yang menjawab bahwa mereka “sangat” atau “agak” menentang serangan tersebut, dan 8,4% menyatakan bahwa mereka “sangat” atau “agak” menentang serangan tersebut.
Begitu juga halnya dengan warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza. Secara keseluruhan mayoritas mendukung serangan tersebut.
Sebanyak 63,6% mengatakan bahwa mereka mendukung serangan tersebut “sangat” atau “agak”. Hanya 14,4% lainnya menjawab bahwa mereka tidak menentang atau mendukung serangan tersebut.
Survei juga menunjukkan sebanyak 75% responden justru setuju dengan serangan 7 Oktober oleh kelompok Hamas.
Apakah laki-laki Palestina dan perempuan Palestina mempunyai pandangan berbeda terhadap serangan tersebut?
Sangat sedikit perbedaan yang ditemukan dalam keyakinan antara perempuan Palestina dan laki-laki Palestina ketika mendukung serangan 7 Oktober. Laki-laki mendukung serangan tersebut sampai (75,2%) sedikit lebih banyak dibandingkan perempuan (74,9%).
Saat ditanya alasan utama dilancarkannya operasi kelompok perlawanan Palestina pada tanggal 7 Oktober, 31,7% responden yang tinggal di Tepi Barat dan 24,9% responden yang tinggal di Gaza mengklaim alasan serangan itu adalah untuk “membebaskan Palestina” dari penjajah ‘Israel’.
Sebanyak 23,3% responden yang tinggal di Tepi Barat dan 17,7% responden yang tinggal di Jalur Gaza menyatakan bahwa alasan serangan tersebut adalah “mematahkan pengepungan di Jalur Gaza” yang telah dilakukan Zionis dan sekutunya lebih dari 16 tahun.
Tambahan 35% dari total responden mengklaim bahwa serangan itu adalah untuk “menghentikan penodaan terhadap Masjid Aqsha”, merujuk pada Masjid Al-Aqsha dimana umat Islam harus diizinkan untuk shalat di tempat tersebut.
Hanya 0,9% dari total responden yang percaya bahwa motif Hamas di balik serangan itu adalah untuk “menghentikan proses perdamaian.” Sebanyak 0,7% lainnya mengatakan bahwa mereka yakin motivasinya adalah untuk “menghentikan penyelesaian.”
Hanya Satu Negara, Palestina
Sementara ketika responden ditanya “Apakah Anda mendukung solusi pembentukan satu atau dua negara?” mayoritas (74,7%) responden menjawab bahwa mereka mendukung negara tunggal Palestina “Dari Sungai Hingga Laut”.
Merujuk slogan yang pernah dipakai kelompok perlawanan Palestina tahun 1960, yakni kemerdekaan dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania, yakni batas-batas wilayah Palestina sebelum dirampok ‘Israel’, yakni mencakup tanah Palestina yang saat ini dibangun menjadi ‘Negara Israel’, Tepi Barat, yang mencakup Timur Yerusalem (Baitul Maqdis), dan Jalur Gaza.
Dukungan terhadap ‘Satu Negara Palestina” banyak dipegang oleh warga Palestina yang kini tinggal di Tepi Barat (77,7%) dibandingkan warga Palestina yang tinggal di Gaza (70,4%).
Hanya 17,2% responden saja mengatakan mereka mendukung ‘Solusi Dua Negara”. Untuk warga Palestina di Gaza (hanya 22,7%) dan warga Tepi Barat (hanya 13,3%).
Hanya 5,4% responden yang mengatakan mereka akan mendukung solusi “Satu Negara untuk Dua Bangsa”.
Perang Siapa?
Sementara itu ketika masyarakat ditanya siapa pelaku perang ini sebenarnya? Secara umum, mayoritas (sebanyak 63,6%) merasa ini adalah perang antara penjajah ‘Israel’ dan Banga Palestina” dan 9,4% lainnya menyatakan bahwa mereka melihat ini sebagai perang antara “dunia Barat dan dunia Arab”.
Hanya 18,6% responden saja yang setuju perang ini dibingkai seolah-oleh hanyak konflik antara Hamas dan ‘Israel’. Dengan survei terbaru ini menunjukkan kepada siapa sebenarnya rakyat Palestina percaya.*
Sumber Klik disini