Hidayatullah.com—Sebanyak 402 anak-anak dan remaja berusia antara satu dan 17 tahun diselamatkan dari 20 panti asuhan atau rumah penitipan anak yang dikelola oleh kelompok bisnis bermotif keagamaan di sekitar Selangor dan Negeri Sembilan.
Polisi menduga anak-anak ini mengalami penelantaran, penganiayaan, hingga pelecehan seksual. Dari 402 anak yang diselamatkan, terdapat 10 korban disabilitas dan autisme.
Kini, mereka telah dalam perawatan Departemen Kesejahteraan Masyarakat bersama 49 anak-anak lainnya yang berusia lima tahun ke bawah.
Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM) mengaku telah menangkap 171 orang dalam penggerebekan yang merupakan penjaga hingga pengurus rumah penitipan anak terkait.
Menurut Irjen Polisi Tan Sri Razarudin Husain, korban terdiri dari 201 anak-anak dan remaja, laki-laki dan 201 perempuan, berhasil diselamatkan melalui Global Op yang dilakukan pada Rabu pagi, kutip MSTAR.
Menurut dia, dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa kegiatan yang dilakukan di 20 rumah penitipan anak yang dikelola Global Ikhwan Service and Business Holding (GISBH).
Selain itu, kata dia, berdasarkan informasi dan penyidikan yang dilakukan, polisi mencurigai GISB melakukan pelanggaran.
Dikatakannya, para korban yang diselamatkan akan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum proses dokumentasi akan dilakukan di Pusat Pelatihan Polisi, Kuala Lumpur.
Proses ini diperkirakan memakan waktu 14 hari, namun tunduk pada persyaratan lain, katanya dalam konferensi pers hari Rabu.
Lebih lanjut dia mengatakan, total penangkapan yang dilakukan sebanyak 171 orang yang melibatkan 66 tersangka laki-laki dan 105 tersangka perempuan.
Tuduhan Jahat
GISBH mengatakan bahwa tuduhan yang dibuat oleh polisi itu hal serius dan jahat. “Kami membantah tuduhan ini karena panti asuhan ini jelas tidak dioperasikan oleh GISBH,” kata perusahaan itu dikutip Free Malaysia Today (FMT).
“Kami akan mengajukan laporan polisi untuk mendorong penyelidikan dan mereka yang terlibat akan dibawa ke pengadilan,” katanya dalam pernyataan tersebut.
GISBH juga menuduh “pihak tertentu” memiliki agenda tersembunyi yang bertujuan mencoreng reputasinya.
Perusahaan tersebut menyatakan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab menyebarkan informasi palsu.
GISBH, yang mengoperasikan banyak bisnis di Malaysia dan luar negeri, mengatakan pihaknya telah meninggalkan hubungan masa lalunya dengan grup Al-Arqam, dan memposisikan dirinya sebagai perusahaan multinasional.
“Bukan kebijakan kami untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Islam dan hukum,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Tes DNA
GISB telah lama menjadi kontroversi karena hubungannya dengan kelompok Al-Arqam. Al-Arqam dilarang pihak berwenang pada tahun 1994 karena dianggap menyimpang, sementara anggota GISB pada tahun 2011 mendirikan “Klub Istri Taat”.
Menurut situs webnya, GISB menjalankan bisnis mulai dari supermarket hingga restoran, dan beroperasi di beberapa negara termasuk Indonesia, Prancis, dan Inggris.*
Sumber Klik disini