Pesawat Azerbaijan Jatuh Presiden Rusia Minta Maaf

Share

Hidayatullah.com– Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan permintaan maaf atas “peristiwa tragis” kejatuhan pesawat komersial Azerbaijan Airlines pada Hari Natal, tetapi dia tidak mengakui Rusia sebagai penyebabnya.

Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Putin telah berbicara dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada hari Sabtu (28/12/2024) lewat sambungan telepon.

“Vladimir Putin meminta maaf atas insiden tragis yang terjadi di wilayah udara Rusia dan sekali lagi menyampaikan belasungkawa yang dalam dan tulus kepada keluarga korban dan berharap pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka,” kata pernyataan tersebut seperti dilansir The Guardian.

Hari Jumat, juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan AS melihat adanya indikasi awal yang menunjukkan “Rusia kemungkinan pihak yang bertanggung jawab” atas kejatuhan pesawat yang menewaskan 38 dari 67 orang di dalamnya.

Menyusul peristiwa itu, muncul spekulasi bahwa sistem GPS pesawat komersial itu kemungkinan terganggu oleh electronic jamming dan pesawat kemungkinan mengalami kerusakan akibat tersambar misil pertahanan Ukraina yang ditembakkan oleh drone milik Kiev.

Kepala badan penerbangan sipil Rusia mengatakan situasi di Chechnya “sangat rumit” karena banyaknya serangan pesawat drone Ukraina di wilayah tersebut. “Saat itu, Grozny, Mozdok, dan Vladikavkaz diserang oleh drone-drone Ukraina, dan sistem pertahanan udara Rusia menangkis serangan tersebut,” kata Kremlin.

Pernyataan tersebut tidak menegaskan bahwa Rusia merupakan pihak yang menjatuhkan pesawat tersebut.

Pesawat itu, yang terbang dari ibu kota Azerbaijan, Baku, menuju Grozny di Chechnya, berada ratusan mil jauhnya dari rute seharusnya di seberang Laut Kaspia. Tidak jelas kenapa pesawat terbang keluar dari jalur yang semestinya, tetapi kantor-kantor berita Rusia menyebutkan penyebabnya adalah kabut tebal. Malangnya, pesawat itu kemudian jatuh di Kazakhstan.

Setelah kecelakaan itu, Presiden Aliyev mengumumkan hari berkabung di Azerbaijan.

Pemerintah Baku tidak menyalahkan Rusia, tetapi seorang bekas menteri tranportasi era Uni Soviet, hari Jumat, mengatakan bahwa pesawat tersebut terkena “gangguan eksternal” dan mengalami kerusakan sebelum kemudian akhirnya jatuh. “Semua [korban selamat] tanpa kecuali menyatakan mereka mendengar tiga suara ledakan ketika pesawat berada di atas Grozny,” kata Rashad Nabiyev.

Rusia dan Azerbaijan sedang melakukan penyelidikan, sementara Kirby mengatakan Amerika Serikat menawarkan bantuan.

Seorang penyintas bernama Vafa Shabanova mengatakan kepada BBC bahwa sekitar 20 atau 30 menit setelah lepas landas, dia merasakan dua ledakan. “Pesawat itu seharusnya mendarat tetapi tidak jadi. Sesuatu meledak di dalam dua kali… kami panik,” papar wanita itu.

Subhonkul Rakhimov, penyintas yang dirawat di sebuah rumah sakit terdekat, kepada BBC menceritakan bahwa dirinya melihat badan pesawat sedikit rusak. “Kemudian saya merasa takut. Saya pikir pesawat akan hancur. Saya sangat terkejut karena saya ternyata masih hidup.”*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News