Hidayatullah.com— Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Buya Anwar Abbas mengatakan bangsa Palestina telah menderita dari penjajahan Israel lebih dari 75 tahun lamanya.
Meski sudah ratusan ribu rakyat Palestina yang meregang nyawa, mereka tak menyerah, hingga kemerdekaan bisa diperoleh. “Semangat perlawanan yang mereka miliki semakin menyala-nyala,” kata Buya Anwar Abbas dalam pernyataan yang diterima hidayatullah.com, Ahad (17/12/2023).
Dalam kasus perang di Gaza yang terjadi akhir-akhir ini dimana penjajah ‘Israel’ menuduh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) telah melakukan aksi yang mendorong terjadinya agresi besar-besaran, sesungguhnya tidak bisa dijadikan pembenaran.
Sebab apa yang dilakukan sayap militer Hamas dengan melakukan penyerangan ke bukanlah aksi tapi reaksi terhadap sikap dan tindakan yang telah dilakukan penjajah ‘Israel’ selama ini.
“‘Israel’ selain telah mengekang kebebasan dari rakyat Palestina, mereka juga telah merampas dan menjarah tanah-tanah dari rakyat Palestina serta menjadikannya sebagai bagian dari negaranya,” ujarnya.
Akibatnya, Kota Yerussalem (Baitul Maqdis) yang dahulu adalah milik rakyat Palestina sekarang justru dicaplok penjajah dan telah dijadikan sebagai ibu kota negara palsunya.
“Semua itu telah berakumulasi menjadi kemarahan yang sudah bersangatan di kalangan rakyat Palestina sehingga telah mendorong Hamas untuk menyerang ‘Israel’,” katanya lagi.
Pertanyaannya, siapakah yang salah dalam hal ini? Hamas atau ‘Israel’? “Tentu jelas ‘Israel’ karena mereka telah merampas hak hidup, hak kebebasan dan kemerdekaan dari rakyat Palestina,” ujarnya.
Menurut Buya Anwar Abbas, yang menjadi biang keladi dari semua peristiwa berdarah di tanah Palestina tersebut adalah ‘Israel’.
Untuk itu dunia harus bersatu melawan dan mengucilkan ‘Israel’ dalam pergaulan internasional. Agar dengan tekanan ini hak rakyat Palestina yang merdeka dikembalikan.
“Tanpa itu maka darah tidak akan pernah berhenti mengucur di kalangan kedua warga bangsa yang berseteru tersebut dan hal itu tentu jelas tidak kita inginkan,” ujarnya lagi.
Sementara itu, rencana penjajah meratakan Jalur gaza merupakan sebuah rencana tidak bermoral dan tidak manusiawi. Menurutnya, Palestina akan terus bergolak selama hak kemerdekaan rakyat Palestina tidak kembalikan.*
Sumber Klik disini