Hidayatullah.com – Organisasi Mavi Marmara yang berbasis di Turki, terkenal karena berpartisipasi dalam “Freedom Flotilla” atau “Kafilah Kebebasan Gaza”, pada hari Rabu mengumumkan rencana baru untuk meluncurkan armada kapal lain yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Kami akan berangkat lagi ke Gaza sebagai gerakan sipil dan independen, sesuai dengan keputusan yang kami buat dengan International Freedom Flotilla, di mana kami menjadi anggotanya,” demikian organisasi itu mengumumkan dalam sebuah pernyataan.
Para anggota Koalisi Freedom Flotilla telah mengadakan pertemuan di London untuk merencanakan armada berikutnya dari Eropa ke Gaza, yang akan berlayar tahun depan dalam upaya untuk menembus blokade angkatan laut yang diberlakukan di Jalur Gaza.
“Tujuan kami tetap pada hak asasi manusia penuh untuk semua warga Palestina,” tulis kelompok itu di situs resminya tentang armada berikutnya: “Khususnya, kebebasan bergerak di wilayah Palestina yang bersejarah dan hak untuk kembali.”
Mavi Marmara mengoperasikan salah satu dari 37 kapal yang menjadi bagian dari armada 2010 – sebuah kapal penumpang yang mengangkut lebih dari 600 penumpang. Pasukan penjajahan “Israel” (IDF) kemudian membajak kapal tersebut setelah kapal itu menolak perintah Zionis untuk mengubah rute ke Pelabuhan Ashdod.
“Kami berangkat lagi ke Gaza untuk melawan blokade di Palestina dengan armada kapal yang dibentuk dari berbagai negara. Dukunglah pembelian kapal-kapal untuk armada dan pasokan bahan bantuan kemanusiaan, dan angkat suara Anda untuk menentang blokade dan embargo,” demikian pernyataan tersebut.
“Sekarang adalah waktunya untuk mengakhiri blokade dan embargo,” demikian pernyataan dalam selebaran yang dibuat oleh Mavi Marmara.
Pembajakan Armada Freedom Flotilla 2010
Armada Freedom Flotilla yang pertama tiba di perairan Palestina pada bulan Mei 2010. Setelah beberapa kali mendapat peringatan, pasukan angkatan laut IDF mencegat enam kelompok kapal yang sedang dalam perjalanan menuju Gaza.
Armada ini disponsori oleh Free Gaza Movement (FGM), beberapa organisasi solidaritas Palestina di Eropa, dan Insani Yardim Vakfi (IHH), sebuah lembaga kemanusiaan Islam yang berbasis di Istanbul.
Pasukan Zionis lantas berusaha membajak Mavi Marmara, salah satu kapal terbesar yang ditumpangi ratusan aktivis pro-Palestina. Akibatnya sepuluh anggota armada syahid dan puluhan lainnya luka-luka.*
Baca juga: Tiga Tahun Tragedi Mavi Marmara – Freedom Flotilla (1)
Sumber Klik disini