Hidayatullah.com—Tokoh masyarakat Aceh yaitu Panglima Laot Aceh Miftach Cut Adek mengatakan masyarakat Aceh tidak bisa menolak kehadiaran pengungsi Rohingya. Hal ini karena ada alasan agama (Islam) dan alasan kemanausiaan.
Meski demikian, ia mendesak Pemerintah dan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) bisa menyelesaikan masalah pengsungsi ini agar tidak menimbulkan masalah di Aceh.
“Masyarakat meminta agar pengungsi Rohingya ada yang menguruslah,” kata Miftah dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Ahad (10/12/2023) malam.
“Kita tidak mengharapkan mereka datang, tetapi mereka datang tiba-tiba. Kalau kita tolak menyalahi hukum dan agama,” ujarnya.
Senada dengan Miftach, Senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc MAg, atau akrab disapa Syech Fadhil, meminta Pemerintah Pusat di Jakarta mencari solusi kongkrit terkait kedatangan para pengungsi Rohingya di Aceh.
Pasalnya, kata dia, hampir ribuan Rohingya terus berdatangan ke Aceh selama sebulan terakhir. Sementara di sisi lain, banjir bandang akibat curah hujan tinggi juga melanda berbagai kabupaten kota di Aceh.
“Jangan sampai ini persoalan ini kemudian menjadi tanggungjawab pemerintah daerah di Aceh. Pasalnya, Pemkab dan Pemprov di Aceh sendiri sedang fokus menangani persoalan banjir bandang yang melanda di beberapa daerah. Begitu juga masalah lain, seperti pembahasan APBA dan lainnya, ” kata Syech Fadhil kepada wartawan di sela-sela acara UIN Langsa, Ahad (10/12/2023).
“Kita berharap tanggungjawab penanganan masalah Rohingya harus menjadi konsentrasi Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat dan UNHCR harus mencari Solusi kongkrit terkait masalah Rohingya,” kata senator muda ini dikutip Harian Rakyat Aceh.
“Atas nama kemanusiaan, kita memang diharuskan membantu. Tapi ketika kebaikan orang Aceh dalam memuliakan tamu disalahartikan dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu, maka harus ada langkah tegas, sebelum muncul konflik sosial yang lebih luas di Aceh di masa depan,” ujar Syech Fadhil lagi.
Sebagaimana yang diketahui, sekitar 400 pengungsi Rohingya mendarat di Aceh pada hari Ahad (10/12/2023) dini hari. Pertama di Pantai Desa Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, kedua di Desa Blang Ulam Kecamatan Masjid Raya Kabupaten Aceh Besar.
Saat ini mereka masih berada di tepi pantai dan belum diizinkan beranjak ke lokasi lain. “Kedua kapal ini mendarat dini hari tadi. Kapal yang mendarat di Pidie pada pukul 3.30 WIB, sementara di Kabupaten Aceh Besar pukul 5.30 WIB,” kata Miftach.
Ahad malam, sebanyak 135 pengungsi Rohingya yang mendarat di Dusun Blang Ulam, Gampong Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, dievakuasi ke Camp Pramuka, Seulawah, Pidie. Mereka diangkut menggunakan empat unit truk yang dipinjam dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Aceh Besar dan Satpol PP/WH Kota Banda Aceh.
Seorang petugas UNHCR Perwakilan Indonesia Ann Maymann, mengatakan saat ini mereka sedang mengusahakan penempatan sementara supaya dapat menyelesaikan persoalan darurat, hingga pihak UNHCR menetapkan keputusan baru setelah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Indonesia.*
Sumber Klik disini