Mantan Pejabat AS: Tentara Zionis Cabuli Anak-Anak Palestina di Penjara ‘Israel’

Share

Hidayatullah.com—Direktur Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) yang mengundurkan diri, Josh Paul mengungkap kejahatan tentara Israel yang telah mencabuli tahanan pria di penjara Moscovia, Yerusalem.

Josh Paul mengungkapkan insiden meresahkan yang melibatkan dugaan pemerkosaan terhadap seorang anak laki-laki Palestina berusia 13 tahun di sebuah penjara ‘Israel’.

Penyelidikan Departemen Luar Negeri terhadap kasus ini mengakibatkan pejabat Israel menutup badan amal yang terlibat dalam mengungkap kasus ini. Ia menyampaikan hal ini dalam sebuah wawancara dengan Christiane Amanpour di CNN hari Senin (4/12/2023) ketika sebuah pernyataan dilontarkan tentang sifat kemanusiaan di Gaza yang sekarang berada pada tingkat yang tidak dapat diterima.

“Anda menyebutkan kekerasan seksual, saya (adalah) bagian dari proses pemeriksaan hak asasi manusia, menyaring persenjataan yang diberikan kepada Israel,” katanya.

Amanpour mengungkit peristiwa 7 Oktober, yang ia gambarkan sebagai peristiwa “biadab” seraya mengutip “kisah pemerkosaan” yang dilakukan tentara zionis.

“Sebuah organisasi kesejahteraan bernama International Defense of Palestine Children (DCIP) menarik perhatian kami, mengenai serangan seksual atau sebenarnya (kasus) pemerkosaan terhadap anak laki-laki berusia 13 tahun yang terjadi di penjara Israel di Moscovia di Yerusalem, “ ujarnya.

“Kami menyelidiki klaim ini, kami menganggapnya kredibel dan kami meminta pertanggungjawaban pemerintah Israel,” tambah dia.

Paul juga menceritakan aksi tentara Zionis ketika mereka menggerebek sebuah organisasi yang menyimpan informasi tentang anak-anak Palestina yang berada dalam tahanan penjajah.

“Anda tahu apa yang terjadi keesokan harinya? IDF memasuki kantor petugas DCIP, menyita komputer mereka, dan menuduh mereka sebagai entitas pejuang pembebasan Palestina,” katanya kepada Amanpour.

Paul mengatakan kekejaman tidak boleh menimpa siapa pun, baik itu kekejaman pelecehan seksual atau pelanggaran HAM ekstrem lainnya. Paul mengutuk kekejaman yang sedang berlangsung di Gaza dan Tepi Barat dan menyerukan pertanggungjawaban pihak penjajah.

Dia juga mempertanyakan dampak kebijakan luar negeri AS terhadap persepsi global dan apakah AS bisa menggunakan ‘pengaruh’ untuk mengakhiri serangan teroris ‘Israel’ di Gaza.

Paul menyebut peristiwa pada hari itu sebagai “seribu kekejaman” namun kembali pada seruan Amanpour bahwa pejuang Palestina telah memperkosa orang Israel pada hari itu.

Diketahui, penjajah ‘Israel’ dan sekutunya telah mendorong kampanye media baru, menghidupkan kembali klaim yang belum diverifikasi bahwa pejuang Hamas melakukan “pemerkosaan massal” terhadap warga ‘Israel’ selama operasi militernya pada 7 Oktober.

Meskipun liputan menampilkan orang-orang seperti Jode Biden dan Hillary Clinton, namun sampai hari ini penjajah ‘Israel’ tidak bisa memberikan informasi spesifik mengenai korban kekerasan seksual yang dimaksud, atau menunjukkan video, bukti forensik untuk menguatkan bahwa ada pemerkosaan skala besar yang mereka tuduhkan.

Josh Paul mengundurkan diri dari Departemen Luar Negeri AS pada bulan Oktober karena keputusan Biden yang terus mengirimkan senjata dan amunisi mendukung penjajah ‘Israel’ dalam serangan ke Gaza.

Menurut data statistik DCIP menunjukkan, hingga hari ini, 156 anak ditahan karena alasan “keamanan”, 23 anak ditahan karena alasan hukum dengan pemutakhiran terakhir pada September lalu.

Sedangkan jumlah kematian anak pada tahun 2023 akibat peluru tajam yang dilaporkan DCIP sebanyak 92 korban dengan update terakhir pada bulan ini.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News