Hidayatullah.com – Entitas Zionis ‘Israel’ berencana menerapkan “rencana para jenderal” yakni dengan mengepung Gaza utara dan mengusir seluruh penduduk dari sana.
Melansir Times of Israel pada Senin (23/09/2024), rencana itu disampaikan Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu kepada para anggota parlemen.
Salah satu inisiator, mayor jenderal Giora Eiland, mengklaim bahwa rencana itu akan “mengubah situasi” di Gaza.
“Kami harus memberitahu penduduk Gaza utara bahwa mereka memiliki waktu satu minggu untuk mengevakuasi wilayah itu, yang kemudian menjadi zona militer, [zona] di mana setiap orang menjadi target dan yang terpenting, tidak ada pasokan yang masuk ke wilayah ini,” ujar Eiland.
Para pejuang Hamas yang tersisa kemudian akan dipaksa untuk menyerah atau kelaparan, menurut rencana.
Eiland adalah mantan direktur Dewan Keamanan Nasional dan mantan kepala Departemen Perencanaan Pasukan Pertahanan Israel.
Lembaga penyiaran nasional Israel, Kan, melaporkan pada hari Minggu bahwa Netanyahu, dalam sebuah pertemuan tertutup dengan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, mengatakan bahwa rencana tersebut “sangat masuk akal.”
Eiland mengklaim bahwa pembersihan etnis dan pengepungan di bagian utara Jalur Gaza, di mana sekitar 300.000 orang Palestina masih tinggal, bukan hanya merupakan taktik militer yang efektif, tetapi juga sesuai dengan hukum internasional.
“Apa yang penting bagi [pemimpin Hamas Yahya] Sinwar adalah tanah dan martabat, dan dengan manuver ini, Anda merampas tanah dan martabat,” katanya.
Eiland telah mengkritik strategi ‘Israel’ saat ini dalam perang melawan sayap militer Hamas dan warga sipil Palestina di Gaza, dengan mengatakan bahwa strategi tersebut tidak cukup keras terhadap penduduk Palestina.
“Anda tidak bisa memenangkan perang jika situasi di Gaza seperti ini,” katanya. “Slogan bahwa ‘hanya tekanan militer yang akan membawa kemenangan’ tidak memiliki dasar apapun. Perang di abad ke-21 didasarkan pada hal lain. Parameter yang paling penting adalah populasi, dan mereka yang dapat mengendalikan populasi akan memenangkan perang.”
Pada bulan November, Eiland mengatakan bahwa penyebaran penyakit di Gaza adalah hal yang baik bagi ‘Israel’. “Bagaimanapun, epidemi yang parah di jalur selatan akan membawa kemenangan lebih dekat dan mengurangi korban jiwa di kalangan tentara IDF,” tulisnya di Yedioth Ahronoth.
Anggota komite dari Partai Likud MK Amit Halevi, mengatakan bahwa rencana Eiland menandai “arah yang benar” untuk kebijakan ‘Israel’ di Gaza.
“Untuk mengalahkan Hamas, kita harus menguasai tanah dan penduduknya. Tidak ada cara lain untuk meraih kemenangan,” katanya kepada Times of Israel.
Pada bulan Oktober, sebuah dokumen yang bocor yang dikeluarkan oleh Kementerian Intelijen Israel merekomendasikan pemindahan total 2,3 juta penduduk Gaza ke Semenanjung Sinai di Mesir, dan memastikan bahwa mereka tidak akan dapat kembali.
Dokumen tersebut merekomendasikan agar ‘Israel’ mengevakuasi penduduk Gaza ke Sinai selama perang, membangun kota-kota tenda dan kota-kota baru di Sinai utara untuk menampung penduduk yang dideportasi, dan kemudian menciptakan zona keamanan tertutup yang membentang beberapa kilometer di dalam wilayah Mesir. Orang-orang Palestina yang dideportasi tidak akan diizinkan untuk kembali ke daerah mana pun di dekat perbatasan Israel.
Pada bulan November, Menteri ‘Israel’ Ron Dermer mengusulkan sebuah rencana untuk “menipiskan” populasi Gaza dengan memaksa warga sipil melarikan diri ke Mesir melalui jalur darat atau ke bagian lain di Afrika dan Eropa dengan menggunakan perahu karena “laut terbuka bagi mereka.”
Banyak pemukim ‘Israel’ ingin menaklukkan dan menghancurkan Gaza, membersihkannya secara etnis dari orang-orang Palestina, dan membangun pemukiman untuk orang Yahudi sebagai gantinya.*
Sumber Klik disini