Hidayatullah.com—Otoritas Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 700 orang meninggal selama 24 jam agresi keji penjajah ‘Israel’ di Jalur Gaza. ‘Israel’ melanjutkan agresinya pada hari ke-58, melancarkan agresi dan pemboman dengan penghancuran di beberapa lingkungan yang padat penduduk, menyebabkan sejumlah orang mati syahid dan terluka.
“Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza, dan penjajah melakukan pembantaian di seluruh wilayah tersebut, “ kata Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza Ismail al-Thawabta, mengatakan pada Al Jazeera, hari Ahad (3/12/2023).
Akibat agresi tanpa henti ini lebih dari satu setengah juta orang mengungsi di Jalur Gaza. “Kami menyerukan personel medis di Gaza untuk datang mendukung kami. Karena jumlah korban luka cukup banyak,“ katanya.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 193 warga Palestina telah gugur dan 652 lainnya terluka sejak tentara Zionis melanjutkan agresi udara setelah mengumumkan berakhirnya jeda kemanusiaan pada Jumat pagi.
Jeda kemanusiaan dimulai pada 24 November sebagai bagian dari kesepakatan antara penjajah ‘Israel’ dan Hamas untuk menghentikan sementara pertempuran guna memungkinkan pertukaran sandera dan pengiriman bantuan.
Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengumumkan jumlah korban tewas telah melampaui 15.200 dan 70% dari mereka yang tewas adalah perempuan dan anak-anak. Angka tersebut diumumkan pada hari Sabtu oleh juru bicara kementerian Ashraf al-Qidra.
Dalam sebuah siaran langsung reporter Al Jazeera, Ruba Khaled menyaksikan komplek perumahannya di Khan Yunis dibom Zionis. “Komplek ini menampung banyak pengungsi, keluarga saya, suami dan anak-anak saya ada di sana, sampai saat ini saya tidak tahu kabar mereka,” ujarnya hari Ahad (03/12/2023).
PBB mengatakan pertempuran itu akan memperburuk keadaan darurat kemanusiaan yang ekstrem. “Neraka di Bumi telah kembali ke Gaza,” kata juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa, Jens Laerke.
Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan militer ‘Israel’ menginformasikan bahwa semua organisasi dan entitas yang beroperasi di gerbang perbatasan bahwa masuknya truk dilarang dari hari ini dan sampai ada pemberitahuan.
“Keputusan memperburuk penderitaan rakyat dan mengangkat tantangan yang dihadapi oleh organisasi kemanusiaan dan bantuan dalam mengurangi kesulitan rakyat dan mereka yang mengungsi karena invasi berkelanjutan,” kata PRCS dalam pengiriman pada X.*
Sumber Klik disini