5 Bangsa Paling Malas di Dunia Menurut Penelitian, dan Faktor Penyebab Kemalasan

Share

KEMALASAN sering kali dikaitkan dengan kebiasaan individu, tetapi bagaimana jika sebuah bangsa dinilai berdasarkan tingkat aktivitas fisiknya? Penelitian ilmuwan dari berbagai belahan dunia telah mengkaji perilaku masyarakat global, terutama dalam hal aktivitas fisik harian. Salah satu studi penting berasal dari Universitas Stanford, yang menganalisis data dari pelacak aktivitas pada smartphone milik lebih dari 700.000 orang di 111 negara. Berikut adalah lima bangsa yang dianggap “paling malas” berdasarkan hasil penelitian tersebut.

1. Kuwait

Kuwait menempati posisi teratas sebagai salah satu bangsa paling malas di dunia. Studi Stanford mengungkap bahwa rata-rata orang Kuwait hanya berjalan sekitar 2.700 langkah per hari, jauh di bawah rata-rata global sebesar 5.000 langkah. Selain cuaca panas ekstrem yang menjadi salah satu alasan, gaya hidup yang sangat bergantung pada kendaraan dan fasilitas modern turut memengaruhi tingkat aktivitas fisik masyarakatnya.

BACA JUGA: 8 Tips Islami Terhindar dari Rasa Malas: Raih Produktivitas dan Keberkahan

2. Arab Saudi

Arab Saudi juga masuk dalam daftar bangsa yang dianggap kurang aktif. Dengan rata-rata langkah harian yang hanya sedikit lebih tinggi dibanding Kuwait, banyak penduduknya yang menjalani gaya hidup sedentari (minim gerak). Faktor budaya, seperti preferensi penggunaan kendaraan meskipun untuk jarak pendek, serta iklim gurun yang panas, menjadi penghalang utama untuk menjalankan aktivitas fisik.

3. Malaysia

Di Asia Tenggara, Malaysia disebut sebagai salah satu bangsa yang kurang aktif secara fisik. Studi tersebut menunjukkan bahwa rata-rata penduduk Malaysia hanya berjalan sekitar 3.000 langkah per hari. Gaya hidup perkotaan yang serba praktis, tingkat obesitas yang tinggi, serta kebiasaan konsumsi makanan tinggi kalori turut menjadi kontributor rendahnya tingkat aktivitas fisik di negara ini.

4. Indonesia

Indonesia juga masuk dalam daftar ini. Berdasarkan penelitian, rata-rata warga Indonesia berjalan hanya sekitar 3.500 langkah per hari. Faktor utama yang memengaruhi tingkat kemalasan di Indonesia termasuk kemacetan lalu lintas yang membuat orang lebih sering duduk berjam-jam, minimnya fasilitas pejalan kaki di beberapa wilayah, serta budaya yang cenderung tidak menempatkan olahraga sebagai prioritas.

5. Afrika Selatan

Afrika Selatan juga menjadi salah satu bangsa yang memiliki tingkat aktivitas fisik rendah. Rata-rata langkah harian penduduknya berada di bawah 4.000 langkah. Ketidakamanan di beberapa daerah menjadi alasan mengapa masyarakat lebih memilih tinggal di rumah dibandingkan beraktivitas di luar ruangan. Selain itu, meningkatnya urbanisasi dan ketergantungan pada transportasi pribadi turut memengaruhi gaya hidup.

Faktor Penyebab Kemalasan

Beberapa faktor umum yang membuat suatu bangsa dinilai malas antara lain:

  1. Kondisi Iklim
    Cuaca panas ekstrem atau kondisi lingkungan yang tidak mendukung menjadi penghalang untuk bergerak aktif.
  2. Urbanisasi
    Di banyak negara, urbanisasi membuat masyarakat lebih banyak menggunakan kendaraan daripada berjalan kaki atau bersepeda.
  3. Gaya Hidup Modern
    Ketersediaan teknologi, seperti layanan antar-makanan dan belanja daring, membuat masyarakat semakin nyaman untuk tetap diam di rumah.
  4. Kurangnya Kesadaran Akan Kesehatan
    Di beberapa negara, olahraga dan gaya hidup sehat belum menjadi bagian dari budaya.

BACA JUGA: Malas Baca Alquran, Bolehkah?

Dampak Kemalasan

Kemalasan tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, seperti meningkatkan risiko obesitas, diabetes, dan penyakit jantung, tetapi juga memengaruhi produktivitas masyarakat secara keseluruhan.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi masyarakat global untuk lebih aktif menjaga kesehatan. Aktivitas fisik sederhana, seperti berjalan kaki, sudah cukup untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko penyakit kronis.

Meskipun penelitian ini memberikan gambaran, penting untuk diingat bahwa kemalasan bukanlah karakter tetap dari suatu bangsa. Ada banyak individu aktif di setiap negara, dan perubahan gaya hidup bisa mengubah tren ini. []

Sumber Klik disini

Read more

Local News