BANYAK faktor yang dijadikan Allah Ta’ala untuk memelihara rezeki dan menambahnya juga. Namun, tidak berarti kalau kita melakukannya otomatis rezeki itu akan bertambah banyak, tidak! Tidak ada sesuatu pun yang bisa menentukan kodrat iradat Allah dalam alam raya ini. Akan tetapi, wajiblah kita menempuh berba-gai sarana dan berusaha.
Faktor pertama dan utama ialah ridha dengan takdir Allah dan mensyukuri takdir Allah. Allah akan memberi imbalan dengan menambah rezeki dan nikmat-Nya. Firman-Nya: “Jika kamu bersyukur, niscaya Kutambah nikmat yang ada padamu.” (QS. Ibrahim 7)
Jadi, syukur itu mengundang datangnya nikmat tambahan, dan ridha berdaya mendatangkan kebaikan. Allah Ta’ala telah memberi tahukan dalam Al-Qur’anul Karim, bagaimana kufur nikmat itu bisa melenyapkan rezeki, dan tidak ridha dengan karunia-Nya, bisa menggantinya dengan yang lebih buruk.
Marilah kita dengarkan kisah Al-Qur’anul Karim tentang itu, firman-Nya: “Sesungguhnya bagi penduduk Saba’ terdapat suatu ayat bagi mereka, yaitu adanya dua bidang kebun di sebelah kanan dan kiri negeri mereka. Makanlah rezeki Tuhanmu itu dan bersyukurlah kepada-Nya. Demikianlah halnya negeri yang baik (yang diayomi) Tuhan yang Maha Pengampun.” (QS. Saba’ 15)
Demikianlah keadaan penduduk negeri Saba’. Allah Ta’ala memberinya rezeki yang melimpah-ruah. Di kanan kiri negerinya ditumbuhi berbagai kebun yang menghasilkan aneka rupa buah-buahan yang disukainya. Apakah mereka ridha dan bersyukur dengan nikmat Allah itu? Tidak!
Mereka menyambut melimpah ruahnya nikmat Allah itu dan enggan mensyukurinya. Lalu apa yang terjadi terhadap mereka? Al Qur’an melanjutkan kisahnya untuk mengingatkan generasi berikutnya untuk dijadikan ibrah dan pelajaran, firman-Nya:
“Kemudian mereka berpaling, lalu Kami kirimkan kepada mereka banjir besar dan Kami menukar kebun mereka dengan dua kebun lain yang menumbuhkan buah-buahan yang pahit dan pohon atsl (pohon kayu yang tidak berbuah) dan sedikit pohon sidir. Demikianlah balasan Kami, karena kekafiran mereka. Kami tiada membalas seperti itu, kecuali orang-orang yang kafir.” (QS. Saba’ 16-17)
Allah Ta’ala ingin menarik perhatian kita, bahwa kufur nikmat itu bisa melenyapkan nikmat itu sendiri; begitu pula kufur dengan rezeki, bisa meludeskan rezeki itu. Kita wajib menyambut karunia rezeki dan nikmat itu dengan syukur yang tidak berkesudahan.
Kita wajib menyambut berbagai peristiwa kehidupan ini dengan ucapan “Alhamdulillah”. Ucapan tahmid itu berdaya guna menambah segala-galanya. Allah Ta’ala senantiasa terpuji, karena kodrat iradat-Nya selalu baik, tidak ada yang buruk.
Sumber Klik disini