MIRIS melihat gaya hidup anak muda hari ini terutama genereasi Z. Maunya hidup mewah, tak mau capek dan mendapatkan kenikmatan instan, malas berpikir, tak mau berkorban, lemah pemikiran, lemah otot.
Mereka hidup ala burjois, ingin dipandang kaya, suka pujian dan memiliki banyak relasi dan teman. Hidup gaya kapitalisme identik flexing diri dengan menunjukan kekayaan yang di spil satu persatu. Karena hari ini kehidupan ala kapitalisme, penghargaan diri diukur dengan materi.
Dalam kehidupan kapitalis orang-orang berlomba-lomba memiliki barang yang diinginkan bukan yang dibutuhkan. Karena mereka mengejar standar dunia kemewahan yang menjadi tujuan hidup masyarakat dalam sistem kapitalisme.
Generasi hari ini bekerja keras untuk menghasilkan uang demi membeli sesuatu barang yang diinginkan. Hanya untuk pergaulan dan dipandang mampu mendapatkan barang mewah yang lagi tren yang dielu-elukan.
Pemahaman berpikir generasi hari ini disebabkan karena jauh dari Islam. Maklumat yang didapat terlingkupi standar kehidupan kapitalis sehingga menjadi orientasi dalam kehidupan. Kemunculan kehidupan yang mat realistis, komsumtif dan hedonisme karena mengejar kesenangan dunia sesaat yang dilakukan generasi hari ini.
Wajar tongkrongan ala kawula muda membanjir kafe-kafe di setiap sudut kota di Indonesia. Kebanyakan hanya nongkrong santai. Soal keuangan tinggal memeras kedua orang tua, bahkan ada yang mendapatkan cara yang tidak halal. Dari jual diri, kurir narkoba, mencuri, melakukan pemerasan dan lain-lain.
Semuanya akibat kehidupan standar kaptalisme yang menggerogoti generasi. Jelas sistem hari ini tidak melindungi generasi maupun umat. Justru menjerumuskan pada jurang yang curam dan sulit untuk diselamatkan.
Sangat disayangkan generasi hari ini terbajak pada kehidupan sekulerisme kapitalisme. Generasi yang menjadi agen perubahan malah buta terhadap tujuan hidup yang sesungghnya. Padahal Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak akan bergeser kaki seorang hamba di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehngga ditanya tentang lima hal : Tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang apa hartanya dari mana ia peroleh, dan dalam apa ia belanjakan dan tentang apa yang ia amalkan dan dari yang ia ketahui (ilmu).” (HR. Tirmidzi)
Sistem hari ini banyak memberikan peluang kejahatan. Berbeda dengan sistem Islam yang menjamin bahkan sudah terbukti memberikan sumbangsih terbaik untuk negeri. Islam membangkitkan generasi Islam dengan prinsip keimanan dengan menjalankan kehidupan berlandaskan ridha Allah SWT.
Keluarga, masyarakat dan negara berperan sangat besar untuk mengarahkan potensi generasi Islam yang berperan di dunia internasional maupun nasional. Negara akan menggali potensi generasi dengan menyiapkan fasilitas terbaik baik dalam pendidikan maupun ekonomi untuk mereka bereksprimen demi kemajuan negara Islam. Wallahu a’lam bishshawwab. []
Ummu Neysa
Sumber Klik disini