Hidayatullah.com – Jerusalem Post, surat kabar “Israel”, menerbitkan sebuah laporan yang membahas secara rinci jenis-jenis pesawat tanpa berawak atau drone yang digunakan Hizbullah dan kelompok lain dalam perangnya melawan “Israel”.
Laporan, yang ditulis kepala koresponden Jerusalem Post dan analis Timur Tengah, Steve J. Frantzman, terbit setelah serangan pesawat drone mematikan terbaru Hizbullah ke “Israel” pada Ahad, 13 Oktober 2024. Serangan itu mengakibatkan tewasnya 4 tentara “Israel”, melukai 7 orang, dan puluhan orang lainnya dengan berbagai luka-luka.
Frantzman melaporkan bahwa serangan pesawat tak berawak terhadap “Israel” semakin mematikan dan berbahaya dalam beberapa bulan terakhir. Contohnya, sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh Houthi dari Yaman menargetkan Tel Aviv, kota terbesar kedua di “Israel”, pada bulan Juli.
Sementara pada awal Oktober, sebuah pesawat tak berawak menargetkan Dataran Tinggi Golan yang diduduki “Israel”, menewaskan dua tentara dan melukai 27 lainnya. Hizbullah juga meluncurkan dua drone serupa ke kota Herzliya pada saat Yom Kippur, “salah satunya menghantam sebuah bangunan.”
Jadi, apa yang kita ketahui tentang jenis-jenis drone yang digunakan Hizbullah dan pihak lain dalam serangan mereka ke “Israel”? Berikut ini adalah ringkasan jawaban Frantzman atas pertanyaan tersebut.
Drone pengintai
Hizbullah telah mengerahkan berbagai jenis drone untuk melakukan operasi pengintaian. Karena jangkauan maksimum drone ini tidak diketahui, kelompok ini kemungkinan menggunakan drone quadcopter komersial, serta drone kecil lainnya yang mampu merekam video dan mengumpulkan informasi intelijen. Drone-drone ini telah digunakan untuk terbang di atas pangkalan militer Israel di Galilea dan Dataran Tinggi Golan.
Drone kamikaze
Konsep penggunaan drone sebagai senjata kamikaze atau drone bunuh diri relatif baru. Iran dan Hizbullah awalnya menggunakannya untuk pengintaian sebelum mengubahnya menjadi senjata mirip rudal jelajah.
Jenis pesawat ini disebut “amunisi pengintai” karena merupakan “amunisi” yang dapat terbang dan “ mengintai” di atas target, tidak seperti rudal jelajah.
Namun, Frantzman menunjukkan bahwa pesawat tanpa awak Hizbullah belum tentu memiliki semua kemampuan ini, dan pesawat tanpa awak mereka tidak mungkin bisa terbang berputar-putar dan “berkeliaran” karena tidak mungkin ada orang yang mengarahkannya. Drone milik pihak Lebanon diyakini telah diprogram sebelumnya dengan jalur penerbangan dan tujuan tertentu.
Faksi Houthi dan Irak telah mendapatkan berbagai jenis drone serangan satu arah ini.
Marsad-1 dan Marsad-2
Seri drone Mersad berasal dari drone Ababil dan Mohajer milik Iran. Ababil dan Mohajer adalah bagian dari keluarga besar drone Iran. Hizbullah telah mengakuisisi jenis drone ini selama beberapa dekade dan telah meningkatkannya untuk penggunaannya sendiri.
Mersad dapat membawa bom seberat 40 kilogram dan memiliki jangkauan sekitar 120 kilometer. Mersad-1 didasarkan pada drone Ababil-T yang dikembangkan oleh Iran. Mersad-2, yang digunakan oleh Hizbullah, terlihat seperti drone berekor ganda kecil dan meniru drone Mohajer-4 Iran.
Ababil
Drone Ababil telah mengalami banyak modifikasi dan penyempurnaan oleh Iran. Salah satu drone ini memiliki panjang 6 meter dengan sayap yang lebih panjang di bagian belakang dan sayap yang lebih pendek di bagian depan serta baling-baling di ujung badan pesawat, dan diluncurkan dari bagian belakang truk
Drone Mersad milik Hizbullah dan drone Qasef milik Houthi, keduanya tampaknya merupakan salinan dari Ababil-T.
Shahed
Shahed-136 adalah model drone kamikaze utama Iran yang diekspor, dengan berat sekitar 200 kilogram. Drone ini memiliki lebar sayap 2,5 meter dan panjang sekitar 3,5 meter.
Model ini telah menjadi “andalan” atau senjata ampuh yang dimiliki Iran dan sekutunya untuk “menebar teror,” seperti yang dikatakan Frantzman.
Drone Shahed dapat diangkut dalam kontainer pengiriman dan mudah dioperasikan. Drone ini memiliki desain sayap delta yang mirip dengan pesawat terbang besar, dengan mesin di bagian belakang dan hulu ledak di bagian depan. Desainnya yang relatif sederhana dan kemudahan pengangkutan membuatnya ideal untuk kelompok-kelompok seperti Hizbullah.
Samad-3
Samad merupakan jenis drone jarak jauh dan memiliki tiga varian, Samad-1, Samad-2 dan Samad-3.
Samad-3, yang digunakan oleh Houthi untuk menyerang “Israel”, memiliki jangkauan hingga 1.500 km dan mampu membawa muatan peledak. Dimensinya diperkirakan memiliki panjang 2,7 meter dan lebar saya 4,5 meter.
Secara kualitatif, Samad-3 digambarkan sebagai senjata yang “murah, kecil, lambat dan kikuk” dan tidak mungkin menyerang sasaran dengan akurasi yang baik.
Karrar dan jenis lainnya
Menurut laporan dari Pusat Penelitian Alma Israel, Hizbullah kemungkinan besar telah memperoleh drone lain sebagai bagian dari 2.000 pesawat tanpa awak yang dimilikinya.
Pusat penelitian ini meyakini Hizbullah memiliki model-model canggih yang baru, seperti Muhajir, Shahed, Samed, KAS-04, Karrar, dan Saeqeh.
Surat kabar Israel Today melaporkan bahwa “drone Karrar adalah pesawat tak berawak buatan Iran” berdasarkan teknologi pesawat tak berawak “Stryker” Amerika Serikat, yang bertenaga jet dan menggabungkan kemampuan serangan bunuh diri, menjatuhkan bom, dan bahkan meluncurkan rudal udara-ke-udara ke pesawat terbang, serta memiliki jarak tempuh yang relatif jauh.
Hizbullah juga kemungkinan memiliki pesawat tak berawak dengan jarak tempuh 200 kilometer, menurut CNN, yang memiliki penampilan aneh dan pada dasarnya terdiri dari satu sayap besar dengan panjang beberapa meter dengan badan pesawat yang pendek.
Hizbullah memiliki pesawat tak berawak lainnya, Shahed-129, yang memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer. Awalnya dikembangkan oleh Iran, drone ini adalah salinan dari Hermes 450, kekuatan utama armada drone “Israel”.*
Sumber Klik disini