Hidayatullah.com—Hanya sekitar 30 hingga 35 persen pejuang Hamas yang dibunuh oleh pasukan penjajah ‘Israel’ setelah lebih dari tujuh bulan operasi militer rezim penjajah di Jalur Gaza, tulis Politico mengutip sumber intelijen AS.
Mayoritas pejuang yang tergabung dalam gerakan pembebasan Palestina sebelum serangan 7 Oktober di ‘Israel’ selatan masih hidup, meski jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai lebih dari 35.000 korban yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Sekitar 65 persen infrastruktur terowongan Hamas masih utuh, kata sumber Politico, dan ribuan pejuang baru dikatakan telah direkrut oleh kelompok tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Laporan ini muncul ketika Washington semakin khawatir atas kelayakan tujuan ‘Israel’ untuk melenyapkan kelompok Palestina. Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Charles Brown pada hari Senin dilaporkan mengkritik strategi ‘Israel’ di Gaza.
Dia memperingatkan bahwa kegagalan pasukan ‘Israel’ untuk mengamankan wilayah yang direbut dan melenyapkan Hamas dari Gaza utara menghambat kemampuannya untuk mencapai tujuan militernya.
Komentar Brown merupakan kritik yang jarang terjadi terhadap militer AS, yang membantu ‘Israel’ dalam perang di Gaza dengan menyediakan peralatan militer dan bantuan intelijen.
Sekitar 128 orang yang ditangkap pejuang dan kelompok pejuang pembebasan Palestina lainnya masih berada di Gaza.
Pemerintah ‘Israel’ menegaskan tekanan militer adalah cara terbaik untuk membebaskan tahanan dan menegaskan mereka tidak akan mengakhiri perang sampai mereka “menghilangkan” Hamas ketika puluhan tahanan diyakini tewas akibat serangan ‘Israel’ di Gaza.
Ada peningkatan ketidakpuasan di ‘Israel’ atas status perang Gaza dengan Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu yang dituduh mengabaikan tawanan ‘Israel’. *
Sumber Klik disini