Banyak Mengingat Kematian

Share

MEMPERBANYAK mengingat kematian merupakan salah satu cara ampuh untuk meningkatkan keimanan seorang hamba. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah Saw melalui sabdanya: “Banyak-banyaklah mengingat penebas kelezatan-kelezatan, yakni kematian.” (HR At-Tirmidzi).

Mengingat mati juga dapat mendorong seseorang untuk menghindari berbagai kedurhakaan dan hatinya yang keras pun bisa menjadi lunak.

“Tidaklah seseorang mengingat mati tatkala dia dalam kehidupan yang sempit melainkan akan membuatnya menjadi lapang, dan dia tidak mengingat kematian tatkala hidupnya lapang melainkan justru membuatnya menjadi sempit,” tulis Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam kitabnya “Zhahiratu Dhu’ful Iman”.

Sedangkan cara yang paling ampuh bagi seorang beriman untuk mengingatkan kematian adalah dengan melakukan ziarah kubur. Rasulullah Saw bersabda:

“Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah kubur karena hal itu bisa melunakkan hati, membuat mata menangis, mengingatkan hari akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor.” (HR Al-Hakim).

Bahkan, kata Syekh Shalih, seorang Muslim boleh menziarahi kuburan orang-orang kafir, agar ia bisa mengambil i’tibar.

Ziarah kubur merupakan sarana yang paling nyata untuk melunakkan hati. Orang yang melakukannya bisa mengambil manfaat secara langsung untuk mengingat kematian. Dan orang yang sudah mati pun bisa mengambil manfaat dari doa bagi mereka.

Di antara doa yang disebutkan di dalam sunah ziarah: “Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada kamu sekalian wahai penghuni rumah dari orang-orang Mukmin dan Muslim, semoga Allah merahmati orng-orang yang dahulu dari kita dan orang-orang yang mendatang, sesungguhnya kami juga akan bersua denganmu sekalian insyaallah.” (HR Muslim).

Seseorang yang berhajat melakukan ziarah kubur harus memperhatikan adab ziarah kubur, menghadirkan hatinya dan ziarahnya itu dilakukan karena semata untuk mencari ridha Allah, memperbaiki hatinya yang rusak, kemudian mengambil pelajaran dari orang-orang yang sudah terbujur di tanah, yang terputus sama sekali dari keluarga orang-orang yang pernah dicintainya.

Hendaklah dia juga mengamati keadaan saudara-saudaranya yang telah meninggal dan meninggalkan teman-teman sejawatnya, yang dulunya mereka pernah meraih harapan dan menumpuk harta benda, namun ternyata semua itu tidak dibutuhkan lagi, dan keelokan wajahnya sudah terhapus sama sekali karena dimakan tanah. Kini mereka sudah terkubur di liang lahat, meninggalkan istrinya menjanda dan anak-anak menjadi yatim.

Hendaklah dia selalu ingat bencana tipu daya dan memperhatikan kesehatan serta masa mudanya agar tidak terseret kepada permainan dan canda. Nanti pun mereka akan mengalami apa yang mereka alami. Hendaklah dia memikirkan keadaan orang yang sudah mati, bagaimana kedua kakinya menjadi rusak, tubuhnya membusuk, ulat memakan lidahnya dan tanah menghancurkan gigi-giginya.

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News