Paus Fransiskus: Ideologi Gender Bahaya Paling Buruk

Share

Hidayatullah.com—Paus Fransiskus mengutuk teori gender sebagai “ideologi jelek di zaman kita”, dan memperingatkan bahwa penghapusan perbedaan gender merupakan ancaman bagi kemanusiaan, ujarnya dikutip laman vaticannews.va.

Hal itu diungkapkan pemimpin Kristen Katolik itu pada simposium internasional ‘Pria-Wanita: Citra Tuhan’ di Vatikan, Jumat lalu. Menurutnya, ideologi gender telah menghilangkan semua perbedaan yang menjadikan umat manusia menjadi unik.

Menurut Paus, ideologi gender adalah ideologi jelek karena menghapus semua perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Menghilangkan perbedaan ini “berarti menghapus kemanusiaan. Sebaliknya, laki-laki dan perempuan berada dalam ‘ketegangan’ yang bermanfaat,” katanya.

“Pertemuan ini penting untuk dilakukan, pertemuan antara laki-laki dan perempuan, karena yang paling jelek saat ini, bahaya yang paling buruk adalah ideologi gender yang tidak mengakui perbedaan, dengan argumen ‘tidak mengakui perbedaan berarti menghapus kemanusiaan’,” kata Paus berusia 87 tahun itu dikutip RT.

Pernyataan Paus tersebut disampaikan dengan merujuk pada novel distopia, “Lord of the World” yang diterbitkan pada tahun 1907 oleh seorang pendeta Katolik.

Komentar tersebut dipandang bertentangan dengan keputusan Vatikan baru-baru ini yang mengizinkan pemberkatan pasangan sesama jenis yang dianggap sebagian pihak bertujuan untuk membuat gereja, yang menerapkan larangan ketat terhadap pernikahan sesama jenis, dan lebih terbuka terhadap komunitas LGBTQ.

Paus asal Argentina ini telah berulang kali menentang teori gender, yang juga disebut ideologi gender, yang berpandangan bahwa seseorang tidak harus mengikuti gender yang dimiliki sejak lahir, dan bahwa gender dianggap produk dari norma-norma masyarakat, bukan faktor biologis.

Kongres ini diselenggarakan oleh Kardinal Marc Ouellet, Prefek Dikasteri untuk Para Uskup, bersama dengan Pusat Penelitian dan Antropologi Panggilan (CRAV) dan merupakan tindak lanjut dari Simposium tahun 2022 sebelumnya yang didedikasikan untuk teologi imamat.

Saat memperkenalkan pidatonya, Paus sempat mengatakan masih menderita flu dan meminta asistennya Monsinyur Filippo Ciampanelli membacakan untuknya.

“Pria dan wanita diciptakan oleh Tuhan dan merupakan gambar Sang Pencipta; yaitu, mereka membawa dalam diri mereka keinginan akan keabadian dan kebahagiaan yang telah ditaburkan oleh Tuhan sendiri di dalam hati mereka dan yang harus mereka wujudkan melalui panggilan khusus,” tulisnya.

.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}

Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/

“Kita dipanggil menuju kebahagiaan, menuju kepenuhan hidup, menuju sesuatu yang besar yang telah ditakdirkan Tuhan untuk kita.”

“Kita adalah bagian dari rencana cinta, dan kita diundang untuk keluar dari diri kita sendiri dan mewujudkannya, untuk diri kita sendiri dan orang lain,”  tulis Paus.”

Sebelumnya, tahun 2019, Vatikan menerbitkan dokumen pendidikan yang dimaksudkan untuk membantu guru sekolah Katolik melawan gagasan yang “menyangkal perbedaan alami antara laki-laki dan perempuan”.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News