Hidayatullah.com – Hanya lima pemimpin Hamas yang mengetahui secara lengkap rencana invasi 7 Oktober, dan mereka baru membuat keputusan akhir untuk menyerang pada Sabtu itu sehari sebelumnya, demikian menurut sebuah laporan baru Asharq Al-Awsat (10/01/2024).
Laporan tersebut, yang mengatakan bahwa hal itu didasarkan pada sumber-sumber Palestina yang terkait erat dengan kepemimpinan Brigade Al-Qassam, menyatakan bahwa keputusan dan waktu penyerangan tersebut dilaporkan hanya dibuat oleh lima orang: Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza; Muhammed Deif, pemimpin Brigade Al-Qassam, Muhammed Sinwar (saudara laki-laki Yahya), Rouhi Mushtaha, rekan dekat Sinwar, dan Ayman Nofal, rekan dekat Deif dan mantan kepala intelijen Brigade Al-Qassam, yang dibunuh oleh Israel pada tanggal 17 Oktober.
Daftar tersebut tidak termasuk pemimpin Hamas Ismail Haniyah, wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri (yang baru-baru ini dibunuh oleh Israel), atau Marwan Issa, yang dianggap sebagai bagian penting dari tiga serangkai internal Hamas di Gaza yang saat ini sedang menjalankan upaya perang dan penyanderaan.
Baca juga: Mantan Diplomat Mesir di Tel Aviv: Inilah 3 Target Utama Taufan Al-Aqsha, Bukan Bebaskan Anak-Anak
Serangan mendadak yang dilancarkan oleh Hamas mengakibatkan kebingungan diantara militer Zionis. Hal ini yang menyebabkan maraknya kasus pembunuhan pemukim “Israel” oleh militer mereka sendiri.
Dalam serangan tersebut, sekitar 1.200 pemukim “Israel” sebagian besar tentara tewas dan sekitar 240 lainnya berhasil ditawan.
Menurut laporan tersebut, “Operasi Taufan Al-Aqsa” dimulai dengan hanya 70 pejuang, melancarkan serangan mendadak di sepanjang perbatasan Jalur Gaza, dari utara ke selatan.
Ke-70 pejuang ini menyeberangi perbatasan “Israel” dengan meledakkan bahan peledak yang telah disiapkan secara strategis untuk menembus tembok tebal pembatas Gaza-Israel.
Selanjutnya, mereka menggunakan paraglider bermotor dan parasut untuk menempatkan para pejuang di belakang, di atas, dan di sekitar lokasi-lokasi pos militer “Israel”.
Entitas penjajah “Israel” lantas menanggapi perlawanan Palestina itu dengan membombardir Jalur Gaza dengan keji. Hingga kini korban terbunuh di Jalur Gaza mencapai 23.000, mayoritas perempuan dan anak-anak.*
Baca juga: Baru Dibuat Sudah Dapat 145 Ribu Follower, Akun Twitter Brigade Al-Qassam Kena Suspend
Sumber Klik disini