Tag:
Zulhas
Hidayatullah.com
Ini Klarifikasi PAN Soal Video Zulhas Terkait Amin dan Dua Jari dalam Shalat
Hidayatullah.com– Ketua Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, video viral ucapan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zuhas) terkait candaan Amin dan gerakan dua jari dalam tahiyat tidak bermaksud melecehkan agama.
Ia mengatakan, bahwa dalam konteks tersebut, Ketua PAN tersebut hanya ingin mengajak semua pihak agar menjaga Pilpres tetap teduh, tertib, aman, dan damai. Tidak ada sedikitpun maksud untuk melecehkan agama.
“Jika video tersebut diikuti secara keseluruhan, dapat dipahami bahwa Zulkifli Hasan ingin mengajak semua pihak untuk menjaga agar Pilpres tetap teduh, tertib, aman, dan damai. Tidak ada sedikitpun maksud untuk melecehkan agama,” ungkap Saleh dalam keterangannya.
Ia menjelaskan, bahwa video yang beredar terkait praktik shalat oleh Zulhas tersebut perlu diberi pemaknaan lengkap. Sehingga semua bisa menilai dengan baik.
“Padahal, di banyak tempat bang Zulhas selalu mengingatkan agar umat beragama selalu rukun dalam segala situasi,” kata dia.
Sebab menurutnya, Zulhas tidak punya rekam jejak yang buruk terhadap agama Islam. Sehingga, tidak mungkin ia melecehkan agamanya sendiri.
“Bang Zulhas itu kan memberi contoh agar mudah dipahami masyarakat. Nah, yang gampang diingat mungkin ya pada akhir bacaan surat Al-Fatihah. Termasuk gerakan jari pada saat tahiyat. Dalam konteks ini, bang Zulhas mengingatkan bahwa tarikan politik begitu luar biasa. Dia khawatir, umat terpecah,” ujarnya.
Saleh turut menyinggung terdapat video yang sama muncul dari Abdul Somad dan Adi Hidayat. Pernyataannya kedua ustaz tersebut, menurutnya, kurang lebih sama namun tidak ada yang menyebut bahwa itu penistaan.
“Bang Zulhas itu kagum dengan kedua ustad tersebut. Dia menganggap mereka adalah guru-guru terbaik. Lalu, bahan ceramah mereka dikutip. Itulah yang disampaikannya dalam video tersebut,” terangnya.
Diketahui, dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Zulhas yang hadir sebagai Mendag mengungkapkan adanya kelompok yang sangat fanatik terhadap pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Begitu fanatisnya sampai saan menjalankan shalat ia tidak berani mengucapkan ‘Amin’ saat imam selesai membaca Surat Al Fatihah. Kata Zulhas, bahkan saat tasyahud akhir, ia tidak mengacurngkan satu jari, tapi dua.
“Jadi saat sholat Maghrib baca Alfatihah, waladholin, ada yang diem sekarang, Pak, ada yang diem. Saking cintanya sama Pak Prabowo,” ungkap Zulhas, pada video yang betebaran di medsos.
“Terus kalau tahiyyatul akhir kan begini pak ya (menggunakan jari telunjuk), sekarang begini (menggunakan dua jari),”kata Zulhas.
Sebagaimana diketahui, selama masa kampanye saat ini, kata “Amin” disematkan pada pasangan capres cawapres nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).*
Hidayatullah.com
MUI Sumbar: Candaan Zulhas Kebablasan, Amin Shalat Beda dengan “Amin” Capres
Hidayatullah.com—Ketua MUI Sumatera Barat (Sumbar) Buya Gusrizal Gazahar menilai candaan Ketua PAN, Zulkifli Hasan soal candaan “Aamin” dalam gerakan shalat sudah kebablasan dan melampaui batas.
“Saya rasa itu sangat kebablasan. Itu melampaui batas apapun motivasi yang mendorong itu. Walaupun ada kawan berkata itu sebagai guyonan atau kalakar. Tentu orang bijak, seorang pemimpin harus tau mana objek yang bisa dibuat guyonan dan mana yang tidak,” ungkap Buya Gusrizal Gazahar dikutip Katasumbar, Rabu 20 Desember 2023.
Ia menjelaskan, sebagai seorang pejabat negara dan pejabat politik, Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan harus bisa memilih objek lain padan sebagai guyonan pidato, bukan asal pilih objek, sehingga menjadi hal diributkan umat Islam.
Ia menjelaskan, perkara ucapan Amin dalam shalat ada sebuah perkara ibadah yang sudah baku dalam ajaran Islam. Sehingga, ketika itu dibawa ke dalam guyonan, tentu akan menjadi sebuah pelecehan dan penistaan.
“Kalau perkara ibadah, dan itu baku bagi umat Islam. Walaupun tidak wajib. Tapi itu ajaran dalam agama Islam. Kemudian dijadikan sebagai objek guyonan dan dikaitkan sebagai nuansa kampanye saat ini. Itu masuk pada ranah pelecehan. Karena hal seperti itu tidak tepat posisinya dijadikan sebagai guyonan, apalagi berhadapan dengan pihak kompetitor,” terangnya.
Buya Gusrizal Gazahar meminta Zulhas untuk sadar dan meminta maaf kepada umat Islam, serta tidak mencari pembenaran atau alibi dalam membela diri terkait hal itu.
Karena menurutnya, Amin bacaan dalam shalat merupakan hal yang baku dan tidak bisa dijadikan sebagai bahan lelucon atau guyonan. Apalagi dalam pidato politik dan kampanye capres.
“Itu ajaran dijadikan sebagai guyonan tidak wajar, tidak patutlah. Saya berharap beliau itu tidak usah mencari alibi. Mencari justifikasi apapun, yang salah ya salah minta maaf pada umat. Mudah-mudahan jadi pelajaran bagi beliau,” ujarnya.
Kelakar Zulhas soal
Diketahui, dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Zulhas yang hadir sebagai Mendag mengungkapkan adanya kelompok yang sangat fanatik terhadap pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Begitu fanatisnya sampai saan menjalankan shalat ia tidak berani mengucapkan ‘Amin’ saat imam selesai membaca Surat Al Fatihah. Kata Zulhas, bahkan saat tasyahud akhir, ia tidak mengacurngkan satu jari, tapi dua.
“Jadi saat sholat Maghrib baca Alfatihah, waladholin, ada yang diem sekarang, Pak, ada yang diem. Saking cintanya sama Pak Prabowo,” ungkap Zulhas, pada video yang betebaran di medsos.
“Terus kalau tahiyyatul akhir kan begini pak ya (menggunakan jari telunjuk), sekarang begini (menggunakan dua jari),”kata Zulhas.
Tidak Elok
Sementara itu, Pakar Politik Universitas Andalas (Unand), Najmuddin M. Rasul P.hD menilai, kelakar politik Zulkifli Hasan bawa agama adalah contoh tidak elok.
Dr. Najmuddin Rasul mengaku, tidak menyangka, seorang tokoh politik seperti Zulkifli Hasan alias Zulhas itu akan memberikan contoh tidak baik.
Ia mengatakan, hal tersebut merupakan suatu contoh tidak elok, karena ucapan tersebut dinilai melanggar etika politik, dan telah melecehkan sebuah ajaran agama.
“Yang pertama menurut saya itu pelecehan agama, dan kedua dari sisi komunikasi politiknya hal yang kurang elok dilakukan oleh seorang politisi,” ungkapnya pada Katasumbar, Kamis 21 Desember 2023.
Ia menjelaskan, sebagai elit politik, Zulhas seharusnya bisa memilih narasi-narasi yang baik untuk menjadi contoh bagi masyarakat, bukan hal yang membuat gaduh dan kontroversi.
Sehingga dengan narasi yang baik dan pendidikan yang baik, masyarakat bisa terdorong untuk berpartisipasi untuk memilih tanpa ada dorongan politik praktis atau lainnya.
“Kalau elit politik semacam mempermainkan agama, kemudian menjelekan orang lain. Itu tidak pendidikan politik namanya, tapi termasuk pembodohan politik,” terangnya.
Ia mendorong, agar para elit politik Indonesia untuk dewasa dalam berpolitik, bukan menimbulkan kontroversi dan menuai konflik antar pendukung.*
Islampos.com
Ketum MUI Tanggapi Candaan Zulhas soal AMIN dan Tahiyat dalam Shalat
KETUA Umum MUI KH Anwar Iskandar ikut menanggapi viralnya video Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) soal Amin dalam salat. Anwar Iskandar mengatakan, dalam salat membunyikan kata Amin di ujung surat Al-Fatihah merupakan sunah.Oleh sebab itu, Kiai Anwar Iskandar berharap agar candaan yang disampaikan Zulhas itu tidak dilebih-lebihkan dan dipolitisir.“Suatu kalimat yang disunahkan oleh syariat untuk dibunyikan setelah orang membaca waladdhollin atau ketika orang berdoa. Itu hukumnya sunnah, aslinya seperti itu,” ujar Anwar Iskandar di kediamannya di Kota Kediri, dikutip dari detikJatim, Kamis (21/12/2023).“Artinya, Amin (di penghujung surat Al-Fatihah ketika salat) itu mudah-mudahan Allah mengijabah permintaan saya, orang tua saya, dan guru-guru saya,” tambahnya.BACA JUGA: Jika Prabowo Tak Pilih Erick Thohir Jadi Cawapres, Begini Kata ZulhasPengasuh Ponpes Al-Amien Kediri ini menyatakan bacaan Amin di penghujung surat Al Fatihah sudah ada sejak zaman dahulu.“Itu sudah ada sejak partai-partai ini ada, sudah ada sejak Indonesia belum ada, sudah ada sejak dahulu kala, dan akan selalu ada sampai kiamat,” ungkapnya.Anwar mengatakan hal biasa ketika para jemaah mengikuti salat tidak menyebut bacaan Amin di penghujung bacaan Al-Fatihah. Ia meminta bacaan Amin tidak dipolitisir oleh semua pihak dan tidak dicampuradukan dalam politik.“Jadi itu biasa saja, tidak ada urusannya sama Anies-Muhaimin. Tidak mengucapkan, tidak berarti salatnya tidak sah, nggak ada urusannya sama politik. Bisa saja orang itu diam karena mulutnya sakit atau apa. Jadi nggak ada urusan, tidak ada larangan orang mengucapkan atau tidak dan tidak ada urusannya sama politik. Saya minta jangan mengait-ngaitkan Amin dalam salat dengan AMIN Anies Baswedan,” jelasnya.“Akhir-akhir ini dalam rangka pilpres ada calon presiden dan wakil presiden, kebetulan namanya satunya Anies, wakilnya Muhaimin untuk memudahkan kemudian disingkat jadi AMIN, artinya Anies dan Muhaimin. Tetapi dua kalimat ini tidak sama, yang satu itu nuansa agama murni, yang satu nuansa politik Pilpres 2024,” lanjutnya.Anwar meminta publik tidak melebih-lebihkan dan membuat polemik lebih panjang terkait apa yang disampaikan Ketum PAN Zulkifli Hasan soal bacaan Amin dan jari saat tahiyat. Sebab, itu hanya bercandaan.“Nah, kemudian akhir-akhir ini pak Kiai Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, juga Pak Anies Baswedan, dan terakhir Pak Zulhas membuat candaan dengan mengait-ngaitkan orang yang sedang salat karena cintanya pada paslon tertentu, kemudian tidak mau mengucapkan Amin. Bahkan saya lihat di video Pak Kiai Somad menampilkan berbagai mazhab tentang jari yang diucapkan ketika tahiyat. Bagaimana Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i, dan lain-lain,” ungkapnya.“Bahkan, terakhir candaaan Kiai Somad tentang orang yang mendukung calon tertentu, ketika tahiyat tidak pakai satu jari tapi dua jari, itu bercandaan,” bebernya.Anwar menegaskan saat ini suasana politik memanas. Banyak hal dikait-kaitkan dengan politik. Ia juga meminta semua pihak termasuk para capres-cawapres berhati-hati untuk bercanda soal agama.“Nah, karena ini nuansanya politik, sehingga akhirnya jadi ramai. Akhirnya ramai. Tetapi saya berharap bahwa kita ini berhati-hati. Saya minta ketika para ustaz ngaji berhati-hati dalam bercanda. Ketika capres berpidato atau bercanda, hati-hati bercanda. Ketika pimpinan partai bercanda dengan diksi-diksi agama, saya berharap supaya hati-hati,” tegasnya.“Jadi MUI mengambil posisi memberi nasihat kepada para kiai, ulama, politisi juga kepada calon-calon presiden, cawapres untuk berhati-hati dalam menggunakan diksi-diksi agama, karena ada pepatah mengatakan kalamul imam, imamul kalam, ucapan pemimpin itu pemimpinnya ucapan. Itu harus hati-hati, dampaknya nggak baik kalau nggak hati-hati. Agama itu kan memberi nasihat, kata Rasulullah agama itu nasihat. Nasihat kepada pemimpin dan rakyat, para pemimpin, politisi, dai, ulama dinasihati Rasulullah agar hati-hati, karena tajamnya mulut lebih berbahaya daripada tajammya pisau,” tambahnya.BACA JUGA: Soal Zulhas Bagi-bagi Uang Gocapan, Zita PAN: Dia Memang Hobinya SedekahAnwar juga mengimbau seluruh rakyat Indonesia menjaga persatuan di tahun politik 2024 ini. Ia berpesan agar tidak ada perpecahan selama pemilu.“Kami berharap kepada seluruh bangsa, rakyat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan Indonesia. Tetap menjaga Indonesia yang damai, pemilu yang damai, Indonesia yang aman. Jangan sampai karena kasus ini kita terprovokasi. Sebab, tentu kita tidak ingin bahwa pemilu ini akan berakibat pecahnya persatuan Indonesia. Persatuan ini mahal sekali,” jelasnya.“Rakyat juga kita nasihati supaya tidak terprovokasi ke hal-hal yang tidak menguntungkan. Kita tetap pemilu damai, aman. Bahwa ada perbedaan pilihan, ya itu bagian dinamika demokrasi tapi tidak berarti membawa akibat hancurnya Indonesia,” tandasnya. []SUMBER: DETIK
Hidayatullah.com
Ketua PAN Zulkifli Hasan Ditegur Ketua MUI, Dilaporkan Penistaan Agama
Hidayatullah.com—Gara-gara sebuah candaan, akhirnya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan alias Zulhas akan dilaporkan ke kepolisian. Menteri Perdagangan ini dinilai telah melakukan penistaan agama akibat candaanya yang tengah viral.
Ketua Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB), Rahmat Himran mengajak seluruh ormas Islam melaporkan Zulhas ke Mabes Polri pada Kamis, 21 Desember 2023. Rahmat menilai, pernyataan Zulhas merupakan penistaan agama.
“Sehubungan dengan viralnya video pidato Zulkifli Hasan yang dinilai sangat melukai ummat Islam, di mana Zulkifli Hasan menjadikan salat sebagai bahan candaan dan guyonan,” kata Rahmat Himran melalui keterangan resminya, Rabu (20/12/2023).Analisa: nampak sekali kalau dimasa tuanya Zulhas Sholatnya masih main2, karena dalam pikirannya tujuan dalam sholatnya utk menyembah sang Pencipta masih bisa dibelokannya untuk Memuja Manusia yang bernama Prabowo. Jadi menurut saya ini sdh tak waras.pic.twitter.com/EhtdxPkkxz— Lambe Waras (@abu_waras) December 20, 2023Diketahui, dalam rapat kerja nasional (Rakernas) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Zulhas yang hadir sebagai Mendag mengungkapkan adanya kelompok yang sangat fanatik terhadap pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Begitu fanatisnya sampai saan menjalankan salat ia tidak berani mengucapkan ‘Amin’ saat imam selesai membaca Surat Al Fatihah. Kata Zulhas, bahkan saat tasyahud akhir, ia tidak mengacurngkan satu jari, tapi dua.
“Jadi saat sholat Maghrib baca Alfatihah waladholin, ada yang diem sekarang, Pak, ada yang diem. Saking cintanya sama Pak Prabowo,” ungkap Zulhas, pada video yang betebaran di medsos.
“Terus kalau tahiyyatul akhir kan begini pak ya (menggunakan jari telunjuk), sekarang begini (menggunakan dua jari),”kata Zulhas.
Kata Rahmat Himran, gurauan Zulhas ini sebuah penistaan keji. “Dalam pidato tersebut sangat jelas Zulkifli Hasan menyatakan bahwa saat ini banyak jamaah yang salat tidak menyebutkan Amin di akhir bacaan surat Al-Fatihah. Ini merupakan penistaan Agama yang sangat keji,” ujarnya.
Teguran Ketua MUI
Selain Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat (2015-2020), Dr. Cholil Nafis, juga menegur candaan Zulhas yang dinilai tidak pada tempatnya.
“Candaannya kering dan tak lucu. Mungkin bagi sebagian orang merasa agamanya dilecehkan. Tak pas disampaikan Anda ituuuhhh,” demikian tulis Kiai Cholil di media “X”, yang dulunya bernama twitter.
“Pak @ZUL_Hasan cari candaan dan humor yg lucu aja daahh. Jangan nyerempet2 agama gitu ya,” tambah Kiai Cholil Nafis.Candaannya kering dan tak lucu. Mungkin bagi sebagian orang merasa agamanya dilecehkan. Tak pas disampaikan anda ituuuhhh.Pak @ZUL_Hasan cari candaan dan humor yg lucu aja daahh. Jangan nyerempet2 agama gitu ya. pic.twitter.com/JrB0WxXknM— cholil nafis (@cholilnafis) December 19, 2023Menanggapi kasus ini, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan pihak yang menyinggung ritual keagamaan melalui narasi politik sebagai bentuk perilaku kekanak-kanakan.
“Kita ini jangan kayak kanak-kanaklah, urusan ‘Amin’ itu kan tidak berarti calon presiden. Amin itu dari dulu sudah ada,” kata Ma’ruf dikutip laman Tempo, usai menghadiri agenda Anugerah Revolusi Mental diikuti dalam jaringan (daring) di Jakarta, Rabu, 20 Desember 2023.*
Mediaislam.id
Ketua MUI: Candaan Zulhas Kering dan Tidak Lucu
Jakarta (MediaIslam.id)-Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhammad Cholil Nafis mengritik pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan soal jamaah yang tidak mengucap amin dan telunjuk dua jari saat tasyahud dalam shalat karena saking cintanya pada Prabowo.
“Candaannya kering dan tak lucu. Mungkin bagi sebagian orang merasa agamanya dilecehkan. Tak pas disampaikan anda ituuuhhh,” cuit Kiai Cholil melalui akun X-nya, dikutip Kamis pagi (21/12/2023)
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah itu menyarakankan agar Ketua Umum PAN itu mencari bahan humor yang lebih lucu.
“Pak @ZUL_Hasan cari candaan dan humor yg lucu aja daahh. Jangan nyerempet2 agama gitu ya,” lanjut Kiai Cholil.
Sebelunya, Zulhas mengatakan soal kini bila salat orang sudah tak lagi bilang ‘Amin’ setelah imam membaca surat Al Fatihah.
“Saya keliling daerah, Pak Kiai. Sini aman, Jakarta nggak ada masalah, yang jauh-jauh ada lho yang berubah. Jadi kalau salat Maghrib baca, ‘waladholin… ‘, Al-Fatihah baca ‘waladholin..’ Ada yang diem sekarang, pak. Lho kok lain,” ujar Zulhas.
“Ada yang diem sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu,” imbuh Ketum PAN itu.
Adapun yang dimaksud Zulhas, kelanjutan surat Al-Fatihah itu seharusnya adalah “Amin” yang dibaca bersamaan imam dan makmumnya. Kemudian Zulhas juga mengatakan ada yang duduk tahiyat menunjuk menggunakan dua jari.
“Kalau tahiyatul akhir awalnya gini (menunjukan jari telunjuk), sekarang jadi gini (menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah),” ujar Zulhas.[]
Arrahmah.id
MUI Sebut Candaan Zulhas soal Ibadah Sholat Masuk Kategori Penistaan Agama
JAKARTA (Arrahmah.id) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kiai Muhyiddin Junaidi, memandang candaan tentang sholat yang dilontarkan oleh Ketua Umum Partai PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam sebuah video yang viral di media sosial, sebagai penistaan agama. Dalam video tersebut, Zulhas menggambarkan kelompok yang tidak berani melafalkan ‘Amin’ saat sholat, terpengaruh fanatisme terhadap salah […]