Tag:

WHO

WHO Hilang Kontak dengan Staf Rumah Sakit Kamal Adwan usai Serangan ‘Israel’

GAZA (Arrahmah.id) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sejak pasukan ‘Israel’ menyerbu Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara pada Jumat pagi (25/10/2024), semua kontak dengan staf hilang. “Kami kehilangan kontak dengan personel di sana,” kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di X. “Perkembangan ini sangat mengganggu mengingat jumlah pasien yang dirawat dan orang-orang […]

WHO dan Saudi Kerjasam Buat Kartu Kesehatan Digital Haji

Hidayatullah.com—Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Arab Saudi memperluas program kartu kesehatan digital haji untuk memastikan keamanan dan kualitas layanan kesehatan yang lebih baik bagi hampir tiga juta jamaah yang menunaikan ibadah haji setiap tahun.Berdasarkan keterangan WHO, kartu sehat haji ini dikembangkan berdasarkan infrastruktur utama (PKI) dalam Jaringan Sertifikasi Kesehatan Digital Global (GDHCN) WHO. Kartu tersebut memuat informasi kesehatan penting seperti persyaratan pengobatan, alergi, status imunisasi, dan masalah kesehatan yang ada. “Hari ini menandai kemajuan penting dalam dukungan WHO kepada Negara Anggota untuk memperluas akses ke alat kesehatan digital yang lebih aman dan berpusat pada individu agar masyarakat dapat meningkatkan akses mereka ke perawatan kesehatan berkualitas kapan dan di mana mereka membutuhkannya,” kata Kepala Ilmuwan WHO Jeremy Farrar dalam pernyataan tersebut. “Kami berterima kasih atas kerja sama yang luar biasa dengan Kerajaan Arab Saudi, negara-negara peserta, dan Kantor Regional WHO untuk Mediterania Timur, dan berharap dapat terus memberikan dukungan dalam membangun kapasitas dan infrastruktur di negara-negara yang beralih ke sistem kesehatan yang lebih digital,” tambah Farrar. Sebagai bagian dari kolaborasi perintis ini, lebih dari 250.000 jamaah haji dari Indonesia, Malaysia, dan Oman menerima kartu kesehatan haji tahun ini. Menyusul keberhasilan program ini, WHO dan Arab Saudi sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam memperluas dan meningkatkan program kartu sehat. Sementara itu, Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur (EMRO), Dr Hanan Balkhy, mengatakan kolaborasi WHO dan Arab Saudi untuk memperluas inisiatif kartu sehat haji akan meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan jutaan jemaah haji. “Dengan memanfaatkan solusi kesehatan digital, kami tidak hanya meningkatkan kualitas layanan kesehatan, namun juga memperkuat sistem kesehatan di Kawasan Mediterania Timur dan di seluruh dunia,” ujarnya. Ibadah haji adalah “ziarah terbesar” di dunia, yang menarik hampir 3 juta Muslim dari lebih dari 180 negara setiap tahun untuk melakukan ritual Islam di Makkah, Arab Saudi, WHO menggarisbawahi, seraya menambahkan bahwa fase uji coba yang dilakukan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa praktik tersebut meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan para jemaah saat melaksanakan haji.*

WHO dan Saudi Kerjasama Buat Kartu Kesehatan Digital Haji

Hidayatullah.com—Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Arab Saudi memperluas program kartu kesehatan digital haji untuk memastikan keamanan dan kualitas layanan kesehatan yang lebih baik bagi hampir tiga juta jamaah yang menunaikan ibadah haji setiap tahun.Berdasarkan keterangan WHO, kartu sehat haji ini dikembangkan berdasarkan infrastruktur utama (PKI) dalam Jaringan Sertifikasi Kesehatan Digital Global (GDHCN) WHO. Kartu tersebut memuat informasi kesehatan penting seperti persyaratan pengobatan, alergi, status imunisasi, dan masalah kesehatan yang ada. “Hari ini menandai kemajuan penting dalam dukungan WHO kepada Negara Anggota untuk memperluas akses ke alat kesehatan digital yang lebih aman dan berpusat pada individu agar masyarakat dapat meningkatkan akses mereka ke perawatan kesehatan berkualitas kapan dan di mana mereka membutuhkannya,” kata Kepala Ilmuwan WHO Jeremy Farrar dalam pernyataan tersebut. “Kami berterima kasih atas kerja sama yang luar biasa dengan Kerajaan Arab Saudi, negara-negara peserta, dan Kantor Regional WHO untuk Mediterania Timur, dan berharap dapat terus memberikan dukungan dalam membangun kapasitas dan infrastruktur di negara-negara yang beralih ke sistem kesehatan yang lebih digital,” tambah Farrar. Sebagai bagian dari kolaborasi perintis ini, lebih dari 250.000 jamaah haji dari Indonesia, Malaysia, dan Oman menerima kartu kesehatan haji tahun ini. Menyusul keberhasilan program ini, WHO dan Arab Saudi sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam memperluas dan meningkatkan program kartu sehat. Sementara itu, Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur (EMRO), Dr Hanan Balkhy, mengatakan kolaborasi WHO dan Arab Saudi untuk memperluas inisiatif kartu sehat haji akan meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan jutaan jemaah haji. “Dengan memanfaatkan solusi kesehatan digital, kami tidak hanya meningkatkan kualitas layanan kesehatan, namun juga memperkuat sistem kesehatan di Kawasan Mediterania Timur dan di seluruh dunia,” ujarnya. Ibadah haji adalah “ziarah terbesar” di dunia, yang menarik hampir 3 juta Muslim dari lebih dari 180 negara setiap tahun untuk melakukan ritual Islam di Makkah, Arab Saudi, WHO menggarisbawahi, seraya menambahkan bahwa fase uji coba yang dilakukan pada tahun 2024 menunjukkan bahwa praktik tersebut meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan para jemaah saat melaksanakan haji.*

WHO: Hampir Semua Warga Gaza Kelaparan

Jakarta (MediaIslam.id) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, hampir seluruh penduduk di Jalur Gaza mengalami kelaparan. WHO menyebut kondisi ini sebagai “tidak manusiawi.” “@WHO menyerukan akses segera untuk semua bantuan kemanusiaan, dimulai dengan makanan dan obat-obatan bagi anak-anak yang sangat kekurangan gizi, yang memerlukan penanganan darurat,” tulis Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui akun X, Kamis (17/10). Karena itu, kata Tedros, WHO terus menyerukan gencatan senjata. “Karena obat terbaik adalah perdamaian,” kata dia. Sepanjang aksi genosida dalam waktu setahun terakhir, lebih dari 42.400 orang warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 99.100 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat. Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Jalur Gaza mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. [Anadolu]

72 Pasien dan Staf Medis di Lebanon Terbunuh Akibat Serangan Zionis Israel

Beirut (MediaIslam .id) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap 72 petugas medis dan pasien terbunuh dan 43 lainnya terluka akibat serangan-serangan Israel di Lebanon. Sejak konflik Israel-Lebanon meletus pada 17 September, WHO telah memverifikasi 23 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Lebanon yang menyebabkan 72 kematian dan 43 cedera di kalangan pekerja kesehatan dan pasien.” Pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu (16/10) itu juga menyebutkan, 100 dari 207 fasilitas kesehatan primer dan apotek telah ditutup di daerah-daerah yang terdampak konflik. Persediaan di fasilitas-fasilitas kesehatan Lebanon juga mulai menipis dan petugas medis mengalami kelelahan, kata WHO. Selain menyerang lewat udara, Israel pada 1 Oktober memulai operasi darat terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon selatan. Hizbullah masih terus melawan dan menembakkan roket yang melintasi perbatasan. Sejak ketegangan meningkat, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Lebanon telah menembus angka 2.300, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon. Israel berdalih serangannya di Lebanon adalah untuk menciptakan kondisi agar 60.000 warga Israel yang mengungsi akibat pertempuran di wilayah utara bisa kembali. [Sputnik]

Dirjen WHO: Dalam 24 Jam, 28 Tenaga Kesehatan Terbunuh di Lebanon

Jenewa (SI Online) – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan, 28 tenaga kesehatan telah terbunuh dalam 24 jam terakhir di Lebanon akibat serangan Zionis Israel.“Banyak pekerja kesehatan tidak melapor untuk bertugas karena mereka menyelamatkan diri dari daerah tempat mereka bekerja karena pemboman,” kata Tedros dalam konferensi pers, Kamis (03/10).“Kondisi sangat membatasi penyediaan manajemen trauma massal dan keberlangsungan layanan kesehatan,” ujarnya, menegaskan.Tedros mengatakan, 37 fasilitas kesehatan di Lebanon selatan telah ditutup, sementara di Ibu Kota Beirut, tiga rumah sakit terpaksa mengevakuasi seluruh staf dan pasien, dan dua rumah sakit lainnya dievakuasi sebagian.Lebih lanjut dia mengatakan bahwa WHO terus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon untuk mendukung manajemen trauma dan korban massal yang efektif di rumah-rumah sakit.“Kami berencana untuk mengirimkan pasokan trauma dan medis dalam jumlah besar besok. Sayangnya, ini tidak mungkin dilakukan karena penutupan bandara Beirut yang hampir menyeluruh,” ujar Tedros.Tedros meminta semua mitra untuk memfasilitasi penerbangan guna mengirimkan “perlengkapan penyelamat yang sangat dibutuhkan” ke Lebanon.“WHO menyerukan de-eskalasi konflik, agar layanan kesehatan dilindungi dan tidak diserang, agar rute akses diamankan dan persediaan dikirimkan, dan untuk gencatan senjata, solusi politik, dan perdamaian,” kata dia.Ia pun menyebut serangan Iran ke Israel adalah eskalasi berbahaya yang memiliki konsekuensi serius bagi Timur Tengah. []Sumber: Anadolu

WHO: Miras Menyebabkan 2,6 Juta Kematian Setiap Tahun

Hidayatullah.com—Minuman keras, atau alkohol adalah jenis minuman yang mengandung etanol, sebuah zat yang dapat menyebabkan efek mabuk pada tubuh. Menurut WHO konsumsi alkohol menyebabkan 2,6 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia serta berkontribusi pada cacat dan kesehatan yang buruk bagi jutaan orang. Meskipun ada kalangan yang mengonsumsinya dalam berbagai kesempatan, misalnya pesta atau adat, namun minuman keras berbahaya untuk kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Alkohol umumnya bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu alkohol yang disuling dan yang tidak disuling. Alkohol yang tidak disuling dibuat melalui proses fermentasi, di mana gula dari bahan-bahan tertentu diubah menjadi alkohol. Sebaliknya, proses penyulingan berfungsi untuk memisahkan bahan fermentasi dan air, sehingga alkohol menjadi lebih terkonsentrasi. Proses ini akan menghasilkan kandungan alkohol yang lebih tinggi. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan beberapa masalah bagi kesehatan sebagai berikut:Menyebabkan pankreatitisMengonsumsi minuman keras dalam jumlah berlebihan dari waktu ke waktu dapat menyebabkan peradangan pada pankreas, yang dikenal sebagai pankreatitis. Pankreatitis dapat memicu pelepasan enzim pencernaan pankreas dan menyebabkan nyeri perut. Kondisi ini bisa menjadi jangka panjang dan menyebabkan komplikasi serius.Menyebabkan peradangan hatiHati berperan dalam memecah dan mengeluarkan racun serta zat berbahaya (termasuk alkohol) dari tubuh. Penggunaan alkohol jangka panjang mengganggu proses ini dan meningkatkan risiko penyakit hati terkait alkohol serta peradangan hati kronis. Penyakit hati terkait alkohol adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang menyebabkan penumpukan racun dan limbah dalam tubuh Anda. Peradangan hati kronis dapat menyebabkan jaringan parut, atau sirosis, yang bisa merusak hati secara permanen.Gangguan sistem pencernaanAlkohol dapat merusak jaringan di saluran pencernaan Anda, menghambat kemampuan usus untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi serta vitamin dengan baik, yang pada gilirannya dapat menyebabkan malnutrisi. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan juga bisa menyebabkan tukak lambung dan ambeien.Mengganggu kesehatan seksual dan reproduksiMinum alkohol berlebihan bisa mempengaruhi terhambatnya produksi hormon seks, menurunkan libido dan mempengaruhi siklus menstruasi bahkan berpotensi meningkatkan risiko infertilitas.Efek psikologisPenggunaan alkohol jangka panjang dapat menyebabkan perubahan di otak yang mempengaruhi berkurangnya kemampuan dalam berkonsentrasi, kecemasan, depresi hingga gangguan bipolar.Mempengaruhi tingkat gula darahMengonsumsi minuman keras yang berlebihan dapat menyebabkan peradangan pada pankreas. Pankreas yang rusak bisa menghalangi produksi insulin yang cukup untuk mengatur gula, yang bisa berujung pada komplikasi terkait diabetes.* ant

2.200 Orang Tewas Tiap Hari di Eropa akibat Konsumsi Alkohol

Hidayatullah.com—Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan penghentian segera peningkatan konsumsi alkohol di Eropa karena konsumsi alkohol di benua tersebut dipandang sebagai salah satu yang tertinggi di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan penghentian segera peningkatan konsumsi alkohol di Eropa karena konsumsi alkohol di benua tersebut dipandang sebagai salah satu yang tertinggi di dunia. WHO menerbitkan laporan mengenai konsumsi alkohol di Eropa dan mengungkapkan bahwa konsumsi alkohol menyebabkan hampir 800.000 kematian setiap tahunnya, menjadikannya salah satu penyebab utama kematian di wilayah tersebut. 2.200 orang meninggal setiap hari di Eropa akibat pengaruh alkohol, sehingga menyumbang sembilan persen angka kematian di wilayah tersebut, kantor berita Anadolu Agency melaporkan. Konsumsi alkohol dilaporkan mempunyai dampak signifikan terhadap kekerasan dalam rumah tangga, kecelakaan dan masalah kesehatan mental. Namun, masih banyak yang belum menyadari bahaya yang terkait dengan konsumsi alkohol. Meskipun terdapat risiko kesehatan, masyarakat Eropa menempati urutan teratas dalam daftar global dengan rata-rata konsumsi alkohol tahunan sebesar 9,2 liter per tahun. Menurut data terbaru WHO, laki-laki minum empat kali lipat dibandingkan perempuan. Di Eropa, dua dari tiga orang dewasa mengonsumsi alkohol dan satu dari 10 orang dewasa dianggap mengalami kemacetan.Laporan tersebut juga menyatakan bahwa negara-negara seperti Rusia, Ukraina dan Turki mencapai target pengurangan alkohol WHO dengan meningkatkan pajak dan mengurangi akses terhadap alkohol.*