Tag:

umat Islam

Komiter Anshar Islam Jakarta dan Perjuangan Palestina Tahun 1938

Komite Anshar Islam di Jakarta memperlihatkan bagaimana umat Islam Indonesia mendukung saudara mereka di Palestina melalui aksi nyata Hidayatullah.com | PERJUANGAN umat Islam dalam mendukung Palestina sudah berlangsung jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Data sejarah dari Surat Kabar Soeara Rajat pada 9 Maret 1938 menunjukkan betapa umat Islam, melalui organisasinya, sudah sangat peduli terhadap nasib Palestina. Salah satu contoh nyata adalah Komite Anshar Islam di Jakarta yang aktif menggalang dukungan dan menyuarakan penolakan terhadap kebijakan Inggris di Palestina. Peristiwa di Gedung Permufakatan Indonesia Pada tanggal 19-20 Februari 1938, Komite Anshar Islam mengadakan rapat di Gedung Permufakatan Indonesia, Gang Kenari, Jakarta. Pertemuan ini dihadiri oleh banyak tokoh masyarakat dan umat Islam yang peduli dengan situasi di Palestina. Mereka membahas tentang kondisi sulit yang dihadapi oleh rakyat Palestina akibat kebijakan pemerintah Inggris yang berencana memberikan sebagian wilayah Palestina kepada bangsa Yahudi dan mempertahankan kendali Inggris atas kota suci Yerusalem (Al-Quds). Kala itu, rakyat Palestina bersama dengan bangsa Arab di wilayah lain, selama Perang Dunia I, memberikan dukungan dan tenaga mereka kepada Inggris dengan harapan bahwa setelah perang usai, mereka akan dibantu untuk membangun negara merdeka. Namun, janji ini tidak ditepati. Pemerintah Inggris justru berusaha memaksakan pembagian wilayah Palestina, yang menimbulkan kemarahan dan perlawanan keras dari rakyat Arab Palestina. Deklarasi dan Tuntutan Komite Anshar Islam Dalam rapat tersebut, Komite Anshar Islam mengeluarkan beberapa pernyataan penting yang menegaskan penolakan mereka terhadap tindakan pemerintah Inggris. Mereka menegaskan bahwa tindakan Inggris tersebut melanggar hak-hak rakyat Palestina dan bertentangan dengan janji-janji yang pernah dibuat selama Perang Dunia I. Pernyataan mereka mencakup beberapa poin penting: Pertama, Penolakan terhadap Kebijakan Inggris: Menyatakan dengan tegas penolakan terhadap kebijakan pemerintah Inggris yang memaksakan pembagian wilayah Palestina dan mendukung pendirian negara Yahudi di sana. Kedua, Mengingatkan Hak dan Keadilan: Menegaskan bahwa rakyat Palestina berhak untuk mengatur dan menguasai negeri mereka sendiri sebagai bangsa yang merdeka. Ketiga, Menggalang Dukungan Internasional: Meminta kepada pemerintah Inggris, Liga Bangsa-Bangsa, dan umat Islam di seluruh dunia untuk mencegah pemerintah Inggris dari tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat Palestina. Solidaritas dan Bantuan Kemanusiaan Komite Anshar Islam juga menyerukan solidaritas dan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina yang sedang menderita. Mereka mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk mengingat nasib rakyat Palestina dalam doa dan memberikan bantuan materiil berupa zakat dan sedekah untuk meringankan penderitaan mereka. Berikut di antara pernyataan mereka terkait hal ini: “Mengingat kemanusiaan: Menyatakan belas dan kasihan atas rakyat Pelestina yang sengsara dan menyerukan kepada segenap umat Islam dalam seluruh dunia, supaya memperingati nasib rakyat itu dalam tiap-siap shalat dan ucap-ucap doa dan memberikan sebagaian dari pada sedekah dan zakatnya untuk menolong kaum yang sengsara itu.” Upaya Menyebarluaskan Isu Palestina Untuk memperkuat perjuangan dan menyebarluaskan isu Palestina, Komite Anshar Islam di Jakarta diberi mandat untuk menyampaikan resolusi ini kepada Liga Bangsa-Bangsa di Jenewa, media massa di Indonesia, dan seluruh negeri Islam. Mereka juga ditugaskan untuk mengorganisir penggalangan dana guna membantu rakyat Palestina. Dari Komite Anshar Islam Jakarta ini, terdapat banyak pelajaran yang bisa diambil, di antaranya: Pertama, Solidaritas Antarumat Islam: Kepedulian mereka menunjukkan pentingnya solidaritas antarumat Islam di berbagai belahan dunia. Komite Anshar Islam di Jakarta memperlihatkan bagaimana umat Islam Indonesia mendukung saudara mereka di Palestina melalui aksi nyata, meskipun terjadi jauh dari tanah air mereka. Kedua, Perjuangan Melawan Penindasan: Dukungan terhadap Palestina oleh Komite Anshar Islam menegaskan bahwa umat Islam harus selalu siap untuk berjuang melawan penindasan dan ketidakadilan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ketiga, Peran Organisasi dalam Perjuangan: Peran penting organisasi seperti Komite Anshar Islam dalam mengorganisir aksi dan membangun kesadaran serta solidaritas sangat krusial. Organisasi ini berhasil menggalang dukungan dan menyebarkan informasi mengenai isu Palestina kepada masyarakat luas. Keempat, Penggalangan Dukungan Internasional: Pentingnya penggalangan dukungan internasional dalam menghadapi isu-isu global seperti Palestina. Komite Anshar Islam berupaya membawa perhatian internasional kepada masalah ini, menunjukkan bahwa dukungan global dapat mempengaruhi perubahan. Kelima, Kepedulian Sosial dan Kemanusiaan: Kepedulian sosial dan kemanusiaan tidak hanya harus ditujukan kepada komunitas terdekat, tetapi juga kepada komunitas yang berada jauh namun membutuhkan bantuan. Bantuan berupa doa, zakat, dan sedekah untuk rakyat Palestina menunjukkan bahwa kepedulian sosial adalah nilai universal yang harus dijaga. Sejarah perjuangan umat Islam dalam mendukung Palestina bukanlah hal baru. Sejak sebelum kemerdekaan, melalui organisasi seperti Komite Anshar Islam, umat Islam di Indonesia telah menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap nasib saudara mereka di Palestina. Semangat solidaritas dan dukungan ini terus berlanjut hingga kini, sebagai bagian dari komitmen umat Islam untuk memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan di seluruh dunia. Mereka sadar betul akan hadits Nabi berikut ini: “Tidaklah seseorang menelantarkan seorang mukmin pada suatu tempat yang kehormatannya terampas dan harga dirinya terlecehkan, melainkan Allah akan menelantarkannya pada suatu tempat yang ia sangat mengharapkan pertolongan-Nya. Dan tidaklah seseorang menolong seorang muslim yang berada pada suatu tempat yang kehormatannya terampas dan harga dirinya terlecehkan di dalamnya, melainkan Allah akan menolongnya pada suatu tempat yang ia sangat mengharapkan pertolongan-Nya.” (HR: Abu Dawud) Dalam konteks kekinian, di saat umat Islam di Palestina digenosida Zionis ‘Israel’, umat Islam di Indonesia sangat diharapkan perannya. Selain sebagai bentuk kesinambungan para pendahulu dalam berjuang membela rakyat Palestina untuk merebut kembali kemerdekaannya, juga merupakan amanah undang-undang serta solidaritas Islam skala dunia.*/Mahmud Budi Setiawan

Menjadi Umat Terbaik

Dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 110, Allah SWT berfirman:كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”Ayat di atas merupakan pernyataan dari Allah Swt bahwa umat Nabi Muhammad Saw adalah umat terbaik di antara umat manusia di muka bumi ini.Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengutip sebuah hadits dari Bahz bin Hakim bahwa tatkala membaca ayat ini Rasulullah Saw bersabda:“Kalian adalah penyempurna dari 70 umat, kalian yang terbaik di antara mereka dan termulia di sisi Allah.” (HR. At Tirmidzi).Menurut Imam Qurthubi dan Imam Ibnu Katsir, predikat tersebut sama dengan predikat “ummatan wasathan”, dalam firman-Nya:وَكَذَٰلِكَ جَعَلۡنَٰكُمۡ أُمَّةٗ وَسَطٗا لِّتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيۡكُمۡ شَهِيدٗاۗ“Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” (Al-Baqarah: 143)Lantas, ada pertanyaan, jika saat ini umat Islam terpuruk masih layakkah disebut sebagai umat terbaik?. Apakah predikat tersebut hanya untuk umat Islam terdahulu, yakni di masa sahabat, ataukah berlaku hingga hari kiamat?

Inilah Penyakit Kaum Terdahulu

Umat Islam terjangkiti penyakit kaum terdahulu; kufur nikmat, menumpuk harta, saling membenci dan iri hati sehingga ia melampaui batas Hidayatullah.com | Dunia umat Islam saat ini terus menerus dilanda krisis demi krisis baik dari aspek politik, ekonomi, pendidikan, sosial masyarakat yang sangat kritis dan akut. Umat Nabi Muhammad ﷺ merupakan umat terbaik dibanding umat sebelumnya. Generasi terbaik umat ini adalah para sahabat ridwanullah ‘alaihim ‘ajma’in,  yang senantiasa dibimbing wahyu. Namun seiring berjalannya waktu, generasi yang muncul setelah mereka tidaklah lebih baik dari pendahulunya. Setelah dua generasi setelahnya, umat Islam mulai dihinggapi penyakit dan wabah yang pernah dilakukan umat sebelumnya. Penyakit utama adalah kecintaan kepada dunia dan takut mati. Rasulullah ﷺ menyebutkan ada 7 penyakit yang akan menimpa umat ini.   عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: «سَيُصِيبُ أُمَّتِي دَاءُ الأُمَمِ» فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللّهِ، وَمَا دَاءُ الأُمَمِ؟ قَالَ: «الأَشَرُ وَالبَطَرُ، وَالتَّكَاثُرُ وَالتَّنَاجُشُ فِي الدُّنْيَا، وَالتَّبَاغُضُ وَالتَّحَاسُدُ، حَتَّى يَكُونَ البَغْيُ» رواه الحاكم (4/168 رقم 7311). “Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata: aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Umatku akan terjangkiti penyakit umat-umat terdahulu” maka mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apa saja penyakit umat-umat terdahulu itu? Rasulullah bersabda: “Kufur nikmat, berlebihan saat mendapat nikmat, menumpuk harta dan berlebih-lebihan dalam masalah dunia, saling membenci, saling iri hati sehingga ia menjadi orang yang melampuai batas.” (HR. Al-Hakim 4/168 no. 7311). Inilah salah satu kelebihan dan keistimewaan yang Allah anugerahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ yang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari kepada umatnya. Ketika manusia menolak sistem kehidupan yang ditentukan dalam Islam, kemudian mengambil dan memilih jalan hidup yang diciptakan manusia, maka inilah akibatnya. Dunia umat Islam saat ini terus menerus dilanda krisis demi krisis baik dari aspek politik, ekonomi, pendidikan, sosial masyarakat yang sangat kritis dan akut. Umat ​​Islam diserang dari segala sisi. Dengan kata lain, penyakit yang terjadi di kalangan umat Islam saat ini diibaratkan sebagai jenis penyakit kanker yang tidak dapat diobati oleh dokter ahli. Segala penyakit kronis yang menimpa umat islam saat ini hanya bisa disembuhkan dengan satu cara pengobatan, ternyata dapat memberikan kepastian sebagai obat mujarab terhadap penyakit-penyakit tersebut, yaitu sebuah solusi mau tidak mau harus kembali ke Islam sebagai jalan hidup yang sempurna dan komprehensif. Umat ​​Islam saat ini tidak punya pilihan lain selain kembali memeluk Islam sebagai jalan hidup yang syamil dan kamil. Sebab, umat Islam yang ada saat ini hanya mempunyai nama Islam saja. Sebagian yang masuk Islam hanya dengan membasahi bibir dan mengucapkan dua kalimat syahadat, berdzikir, beribadah di sajadah di masjid, berpuasa di bulan Ramadhan dan berangkat menunaikan ibadah haji saja. Bagi mereka, memahami Islam cukup dengan menjalankan ibadah-ibadah tersebut saja. Dalam kamus pemikiran mereka tidak ada istilah beribadah kepada Tuhan setelah keluar dari masjid, setelah lewat bulan Ramadhan, dan setelah kembali dari menunaikan ibadah haji. Sayangnya pemahaman mereka terhadap pedoman hidup Islam yang dianjurkan Nabi Muhammad ﷺ  begitu sempit sehingga sudah direkomendasikan kepada kita sejak lama. Hal ini disebabkan karena sikap kerendahan hati, rasa syukur kepada Tuhan yang semakin terkikis dalam diri manusia. Tak kalah pentingnya adalah sifat ego manusia saat ini untuk mengatasi segalanya. Ini adalah akibat dari penolakan terhadap ketetapan Tuhan dan rasa bangga terhadap sistem buatan manusia. Oleh karena itu, tidak heran jika fenomena yang dikisahkan Rasulullah ﷺ banyak terjadi, seperti orang yang terlalu bersenang-senang, terlalu bermewah-mewah, berlomba-lomba mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, berbuat curang dalam upaya merebut harta dan duniawi, saling mencaci-maki, mengumpat, menghasut sudah menjadi amalan sehingga sikap kejam saling menindas antar saudara Muslim, praktek korupsi, menjararinya. Hidup Berislam Tidak ada cara lain selain kembali mengamalkan cara hidup Islam yang dianjurkan oleh Baginda Nabi Muhammad ﷺ dalam setiap aspek kehidupan, yaitu melakukan sesuatu dengan niat yang ikhlas hanya karena Allah SWT dan kita harus menghubungkan diri kita dengan Allah dimanapun dan kapanpun.  Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Bagi kita yang mencintai Nabi Muhammad ﷺ tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa mengamalkan apa yang dianjurkan Nabi ﷺ. Di tengah kebangkitan Islam pada abad ke-20, umat Islam terus diuji dengan berbagai upaya dan tindakan yang merendahkan kemurnian Islam. Kehancuran Umat Al-Quran telah banyak menceritakan kisah-kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai penyimpangan yang telah dilarang, sekalipun ia telah menjadi bangsa kuat dan maju. Sesungguhnya siksa di dunia ini tidak akan diturunkan oleh-Nya tanpa ada sebab-sebab yang mengundangnya/menyertainya. Allah tidak menurunkan siksa-Nya secara mendadak dan tanpa sebab, kecuali mayoritas penghuninya berbuat kerusakan. ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ “Kerusakan di darat dan di laut adalah akibat perilaku buruk manusia sendiri. Allah menimpakan adzab kepada manusia akibat dari sebagian keburukan yang mereka lakukan. Dengan adanya adzab itu semoga mereka mau bertaubat kepada Allah.” (QS: Ar Rum [30]: 41).*

Sikap Tegas RI terhadap Perlu Tindak Lanjuti, Hidayatullah Ajak Umat dan Santri Tak Henti Selipkan Doa untuk Palestina

Hidayatullah.com—Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Dr. KH. Nashirul Haq, mengimbau kepada pemerintah Republik Indonesia untuk terus melanjutkan sikap yang tegas membela rakyat Palestina. “Kami memberi apresiasi, khususnya kepada Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, yang tegas menyuarakan sikap penolakan atas agresi Israel kepada warga sipil Gaza,” jelas Nashirul di sela acara Sidang Pleno Hidayatullah, Kamis 2/11/2023, di Jakarta. Namun, jelas Nashirul lagi, sikap tegas tersebut hendaknya ditindaklanjuti dengan kebijakan-kebijakan kongkrit yang menunjukkan sikap protes bangsa Indonesia atas kezaliman dan tindakan tidak berperikemanusiaan yang dilakukan ‘Israel’ kepada warga sipil Palestina. Nashirul kemudian mengutip kembali apa yang ia ungkapkan pada Selasa (31/10/2023) di Jakarta. “Bekukan hubungan dagang dengan perusahaan-perusahaan ‘Israel’. Usir unsur-unsur Zionis ‘Israel’ yang berada di Indonesia,” jelas Nashirul, seraya menyebutkan bahwa inilah beberapa contoh kebijakan kongkrit yang seharusnya menjadi tindak lanjut dari sikap tegas Indonesia di hadapan Majelis Umum PBB. Bahkan tak sekadar itu. Pemerintah RI juga perlu mencetak kembali di paspor kalimat “berlaku untuk seluruh negara kecuali Israel”. Tindakan-tindakan seperti ini perlu dilakukan sampai penjajahan berhenti di bumi Palestina, dan keadilan bagi semua agama dan suku bangsa tegak kembali di Palestina merdeka. Sebagaimana kita ketahui, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan penolakan tegas atas tindakan brutal penjajah kepada warga Gaza saat berpidato di depan Majelis Umum PBB pada 27 Oktober 2023. “Indonesia mengutuk berlanjutnya agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap warga sipil oleh Israel di Gaza,” kata Retno ketika itu. Terus Mendoakan Palestina Pada kesempatan yang sama, Nashirul juga mengajak seluruh kaum Muslim, jamaah dan santri Hidayatullah, khususnya, untuk tidak henti-hentinya mendoakan masyarakat Palestina, terkhusus Gaza, agar diberi kemenangan dan keselamatan dari tindakan brutal Zionis Israel. “Doa adalah senjata terampuh kaum mukmin, terlebih ketika bertemunya dua pasukan,” jelas Nashirul. Masjid Baitul Karim, yang terletak di Pusat Dakwah Hidayatullah Jl Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, selalu melantunkan qunut nazillah di sela-sela shalat fardhu berjamaah sejak lebih dari sepekan ini. Terkadang terdengar isak tangis dari jamaah saat imam shalat menyebut kata “Gaza”. Hal yang sama juga dilakukan oleh masjid-masjid Hidayatullah di seluruh Indonesia. Selain melantunkan doa, Hidayatullah juga telah menggalang donasi lewat Baitul Maal Hidayatullah (BMH) untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat Gaza. Sebagaimana dilaporkan portal berita hidayatullah.com, pasukan penjajah ‘Israel’ hingga kini masih menggempur Gaza, salah satu wilayah di Palestina. Penggempuran tersebut menargetkan fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit dan perumahan sipil. Banyak anak-anak dan wanita yang menjadi target sasaran mereka. “Apa yang dilakukan penjajah Israel sudah jauh dari batas-batas kemanusiaan. Tindakan brutal mereka tidak dibenarkan dari sudut pandang apa pun, terlebih lagi dari sudut pandang agama. Ini jelas genosida” ungkap Nashirul. *

Hari Ahad Gerhana Bulan, Kemenag Ajak Umat Shalat Khusuf

Hidayatullah.com—Gerhana bulan sebagian (GBS) diprediksi akan terjadi pada Ahad, 29 Oktober 2023 atau bertepatan dengan 14 Rabiulakhir 1445 H. Menghadapi fenomena alam tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengajak umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan atau Salat Khusuf.Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“InsyaAllah pada Ahad, 29 Oktober 2023 di sebagian wilayah Indonesia akan mengalami gerhana bulan,” kata Kamaruddin Amin di Jakarta, Jumat (27/10/2023). “Karenanya, kami mengajak umat Islam yang mengalami gerhana bulan sebagian untuk melakukan Salat Sunah Khusuf sesuai tuntunan syariah,” imbuhnya. Kamaruddin juga menjelaskan, selama terjadi peristiwa GBS, umat muslim disunahkan untuk melakukan beberapa amalan. “Dianjurkan untuk bertakbir terlebih dahulu, memperbanyak zikir, istighfar, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya,” kata Kamaruddin. Adapun rincian daerah yang dapat melihat GBS, sebagai berikut: a.  Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah dapat melihat Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada kontak Umbra 1 (U1) pada pukul 02:34 WIB sampai kontak Umbra 4 (U4) pukul 03:53 WIB; b. Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Gorontalo dapat melihat Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada kontak Umbra 1 (U1) pada pukul 03:34 WITA sampai kontak Umbra 4 (U4) pukul 04:53 WITA; c. Maluku Utara dan sebagian besar Maluku dapat melihat Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada kontak Umbra 1 (U1) pada pukul 04:34 WIT sampai kontak Umbra 4 (U4) pukul 05:53 WIT; d. Papua, sebagian besar Papua Barat, dan sebagian Maluku dapat melihat Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada kontak Umbra 1 (U1) pada pukul 04:34:37 WIT sampai waktu Bulan terbenam di wilayah setempat.*