Tag:
Umar bin Khathab
Suaraislam.id
Nasihat Khalifah Umar untuk Kepala Daerah
Khalifah Umar bin Al Khathab yang sangat terkenal dengan gelar Umar Al Faruq pernah menulis surat kepada salah seorang wali (semacam gubernur) yang diangkatnya sebagai berikut:“Amma ba’du! Sesungguhnya kebahagiaan seorang penguasa ditentukan oleh kebahagiaan rakyatnya, dan celakanya seorang penguasa ialah karena mencelakakan rakyatnya. Ketahuilah sesungguhnya apa yang engkau perbuat akan ditiru oleh pegawai-pegawaimu. Engkau seumpama seekor hewan yang melihat padang rumput lalu memakan rumput tersebut sampai sekenyang-kenayangnya hingga dia menjadi gemuk. Kegemukannya itu akan menjadikannya binasa, karena dia disembelih dan dagingnya dimakan.” (lihat Syekh Abdul Aziz Al Badri, Al Islam Bainal Ulama wal Hukkam).Juga Khalifah Umar pernah menulis surat kepada para kepala daerahnya sebagai berikut:“Sesungguhnya aku mengutus kalian sebagai Imam, bukan sebagai penguasa yang zalim. Kalian kuutus sebagai pembawa petunjuk dan hidayah bagi manusia. Hendaklah kalian memberikan haknya pada setiaqp muslim. Janganlah sekali-kali kalian menghina mereka sehingga mereka menjadi pengecut dan jangan pula memuji-muji mereka sehingga mereka menjadi sombong dan angkuh. Janganlah kalian menutup pintu bagi mereka sehingga yang kuat memakan yang lemah dan janganlah kalian merampas hak mereka sehingga mereka teraniaya”.Beberapa poin penting dalam surat nasihat Khalifah Umar bin al Khaththab tersebut sebagai berikut:Pertama, selamat dan celakanya penguasa itu ditentukan oleh bagaimana sikap tanggung jawabnya dalam menjaga kemaslahatan rakyatnya. Sebab, penguasa itu laksana penggembala yang akan selalu menjaga hewan-hewan gembalaannya, menggiring mereka ke padang rumput agar hewan-hewan itu menjadi kenyang, lalu menggiring ke sumber air agar hewan-hewan itu minum sepuas-puasnya.Tidak masuk dalam logika penggembala, membiarkan hewan-hewan gembalaannya itu mati kelaparan atau kehausan, apalagi sengaja membunuhinya!Nabi Saw memberikan warning kepada penguasa: “Seorang yang menjadi penguasa atas rakyat muslim lalu mati dalam keadaan selalu menipu mereka, maka orang itu diharamkan oleh Allah masuk ke dalam surga.” (HR. Al Bukhari).Kedua, penguasa hendaknya menyadari bahwa dirinya adalah teladan bagi para pegawainya. Jika dia memberikan contoh yang baik sebagai penguasa, yakni bekerja keras dalam mewujudkan kemaslahatan bagi rakyatnya, bersikap santun kepada rakyatnya, dan lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya sendiri, maka sikap itu akan diikuti oleh seluruh pegawainya dalam melayani rakyat.Namun sebaliknya jika, penguasa itu lebih mengutamakan dirinya sendiri, arogan kepada rakyat, abai terhadap kepentingan rakyat, maka para pegawai itu akan mengikutinya. Tentunya penguasa harus menyadari bahwa sikapnya ini mementukan bahagia dan celakanya dirinya sendiri. Kalau dia baik kepada rakyat, dan itu diikuti para pegawainya, maka dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Sebailknya, jika sikapnya buruk kepada rakyat dan diikuti para pegawainya, maka dosanya pun akan bertumpuk-tumpuk. Na’udzubillah!Ketiga, hendaknya penguasa jangan meninggalkan posisinya sebagai fasilitator bagi seluruh rakyat, lalu ikut terjun sebagai pihak yang menikmati fasilitas, akibatnya dia akan menguasai fasilitas negara itu untuk kepentingan dirinya dan pada gilirannya rakyat akan tersisih dalam menikmati fasilitas.Itulah gambaran ketika seorang penggembala beralih status menjadi hewan gembalaannya yang merumput sampai gemuk dan tentunya akan disembelih. Penguasa yang rakus menguasai fasilitas negara yang seharusnya diperuntukkan kepada rakyat akan mengantarkannya pada kebinasaan dunia akhirat, Na’audzubillah!1 2Laman berikutnya
Suaraislam.id
Umar bin Khattab: Pemimpin yang Ditakuti Setan
“Seandainya ada Nabi lagi, itulah Umar,” kata Rasulullah Saw. Ya Umar ra memang lelaki pemberani. Kalau ia jalan, setan-setan ketakutan dan pada menyingkir. Dalam dirinya menyatu kesalehan, keberanian, kezuhudan, kecerdasan dan kepedulian.Umar jelas laki-laki yang shaleh. Shalat senantiasa ia lakukan dengan khusyuk. Perintah Rasulullah selalu ia jalankan. Bahkan ada ayat al Quran yang turun membenarkan Umar, ketika terjadi perbedaan pendapat antara Umar dengan Rasulullah.Keberaniannya sulit dicari bandingannya. Ketika ia masuk Islam, ia berani berdiri di hadapan kaum kafir menyatakan keislamannya. Tokoh-tokoh kafir tidak berani berkelahi dengan Umar. Umar salah satu tokoh yang ‘menyebabkan dakwah Rasulullah berpindah dari sirriyah (sembunyi-sembunyi) menjadi jahriyah (terang-terangan)’.Ketika menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar, Umar dikenal kezuhudannya. Umar tidak mau istananya berlapis emas, seperti yang biasa dilakukan Raja Romawi dan Persia. Padahal dengan kekayaan negara yang dikelolanya ia mampu untuk membangun istana yang mewah. Seorang raja pernah melihat Umar tidur di bawah pohon dan ia memuji Umar bisa tidur nyenyak seperti itu karena keadilan yang dijalankannya. Ketika Umar memerintah ia melarang keluarganya mengambil harta dari Baitul Mal (Kas Negara).Sebagaimana Abu Bakar, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, Umar adalah pemimpin yang cerdas. Di masanya Mesir, Palestina dan lain-lain ditaklukkan. Al Quran dan Sunnah Rasulullah senantiasa menjadi pedomannya dalam mengambil keputusan-keputusan negara.Kepeduliannya kepada rakyat yang miskin luar biasa. Ia seringkali keluar malam hari untuk melihat kondisi rakyatnya. Bahkan ia pernah memanggul sendiri sekarung bahan makanan, ketika melihat ada rakyatnya yang dilanda kemiskinan. Ia juga dengan segera menyelesaikan permasalahan ‘seorang wanita yang bersenandung sendiri’ karena ditinggal suaminya pergii berjihad. Saking peduli kepada rakyat dan negaranya, hingga ia pernah mengatakan bahwa kalau ada keledai terpeleset, maka itu tanggungjawabnya.Inilah kisah masuk Islamnya Umar. Suatu hari Umar terburu-buru keluar dari rumahnya. Raut wajahnya tampak garang dan tangan kanannya menggenggam sebilah pedang. Di tengah jalan dia bertemu dengan Nuaim bin Abdullah dari Bani Zahra. Dia memperhatikan muka Umar yang beringas sehingga meluncur pertanyaan dari mulutnya,”Hendak kemana engkau wahai Umar?”“Aku mau membunuh Muhammad,”jawab Umar.”Dia telah bertukar agama, mengacaukan aturan Quraisy dan telah memberi malu kepada agama kita dengan memaki-maki tuhan-tuhan Quraisy. Karena itu, aku hendak membunuhnya.”Mendengar jawaban Umar yang penuh emosi itu, Nuaim berkata,”Bagaimana engkau akan bisa selamat dari Bani Hasyim dan Bani Zahra kalau engkau membunuh Muhammad?”“Apa maksudmu? Apakah engkau juga sudah meninggalkan agama kita dan memeluk agama Muhammad/” kata Umar lagi.“Umar,”jawab Nuaim,”Maukah engkau kutunjukkan hal yang aneh? Ipar dan anak pamanmu, Said bin Zaid bin Amr, dan adikmu, Fatimah binti Khattab, sendiri sudah meninggalkan agama nenek moyang kita. Kurasa lebih baik jika engkau dapat mengurus saudaramu sendiri, wahai Umar.”Setelah mendengar ucapan Nuaim, darah Umar bagai mendidih. Dia bergegas pergi ke tempat saudara perempuannya. Begitu sampai, Umar mendengar seperti ada suara orang mengaji. Di tempat adiknya itu memang ada Khabab bin Art yang sedang mengajarkan mengaji kepada Fatimah dan suaminya. Mengetahui Umar yang datang, Khabab bersembunyi. Umar langsung menemui Fatimah dan suaminya.“Suara-suara bergumam apa yang kudengar tadi?” tanya Umar.“Cuma bicara-bicara saja,”jawab Fatimah.“Rupa-rupanya engkau sudah meninggalkan agama nenek moyangmu?”tanya Umar lagi.Iparnya berkata,”Kebenaran itu bukan yang selama ini menjadi peganganmu, hai Umar.”Ketika itu Umar sudah tidak dapat menahan diri lagi. Dia merenggut leher baju Said dan menghantamnya keras-keras. Fatimah datang bergegas menghalangi Umar yang akan memukul kembali suaminya. Melihat sikap Fatimah, Umar makin marah. Dia menampar wajah adiknya sampai biru lebam dan meneteskan darah. Dalam keadaan yang buruk ini, Fatimah berkata,”Memang kebenaran itu bukan yang selama ini menjadii peganganmu. Benar, kami telah memeluk Islam dan kami telah menyatakan keimanan kami kepada Allah dan RasuNya. Sekarang lakukanlah yang engkau inginkan, Islam tidak akan pernah pudar dari hati kami.”1 2Laman berikutnya