Tag:

tidur

Benarkah Tidur Menjulurkan Kaki ke Arah Kiblat Dilarang?

TAHUKAH Anda bagaimana hukumnya orang yang tidur dengan posisi kaki menjulur ke arah kiblat? Dalam Islam, kita sangat dituntut untuk memuliakan syiar-syiar Islam, seperti Al-Quran dan kiblat.Menurut para ulama, di antara bentuk memuliakan Al-Quran dan kiblat adalah tidak menjulurkan kaki ke arah Al-Quran dan kiblat, baik dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan tidur.Disebutkan dalam kitab Tabyin Al-Haqaiq, bahwa menjulurkan kaki ke arah kiblat baik pada saat terjaga maupun tidur adalah makruh. Sebagimana makruh juga menjulurkan kaki ke arah Al-Quran dan kitab-kitab fiqih.BACA JUGA: Shalat Tak Menghadap Kiblat karena Lupa, Haruskah Mengulang?Dan dimakruhkan menjulurkan kaki ke arah kiblat, mushaf, dan kitab-kitab fiqih baik sewaktu dalam keadaan tidur dan lainnya.Bahkan terdapat sebagian ulama yang cenderung mengharamkan menjulurkan kaki ke arah kiblat. Di antaranya adalah Imam Zarkasyi.Hal ini karena menjulurkan kaki pada arah kiblat ada unsur penghinaan pada kiblat. Padahal kiblat termasuk syiar Islam yang harus dimuliakan, sebagaimana Al-Quran.Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Tuhfatul Muhtaj berikut,BACA JUGA: Jika Meludah ke Arah KiblatBahkan Imam Zarkasyi menegaskan akan keharaman menjulurkan kaki pada mushaf, ada pendapat yang menyatakan menjulurkan kaki ke arah kakbah juga sama, namun perbedaan hukum antara keduanya terdapat perbedaan di berbagai sisi.Oleh karena itu, pada saat kita tidur, hendaknya sebisa mungkin kita menghindari tidur dengan posisi kaki menjulur ke arah kiblat. Ketika kita tidur hendaknya tidur dalam keadaan posisi miring sebelah kanan, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi SAW, dan menghindari posisi kaki menjulur dan mengarah ke arah kiblat. []SUMBER: BINCANG SYARIAH

Banyak Manfaatnya, Minumlah Air Setelah Bangun Tidur

Jika Anda selama ini belum terbiasa meminum air putih setelah bangun tidur di pagi hari, mulai sekarang baiknya Anda lakukan.Dengan minum air putih, Anda bisa dibilang telah menerapkan gaya hidup sehat untuk memulai hari.Seperti dilansir Medicine Net, beberapa ahli percaya bahwa manfaat terbaik dari minum air setelah bangun tidur akan Anda dapatkan, jika minum beberapa gelas, lalu tunggu setidaknya 45 menit sebelum makan atau minum apa pun.Penjelasannya begini….ADS: Anda ingin mengenal organisasi profesi dalam bidang farmasi di Kabupaten Tolikara, Papua Pegunungan? Anda bisa mengunjungi pafikabtolikara.org. PAFI turut mengembangkan profesi kefarmasian di daerah, serta melatih dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya obat-obatan yang aman.Selama tidur malam tujuh hingga sembilan jam, tubuh tidak mendapatkan air, sehingga rentan dehidrasi.Minum air putih di pagi hari setelah bangun tidur akan membantu tubuh Anda pulih dari dehidrasi di malam hari.Perlu diketahui bahwa sekitar 70 persen tubuh kita terdiri dari air. Semua organ dan jaringan dalam tubuh bergantung pada air. Artinya, air memainkan banyak peran.Sehingga, manfaat minum air setelah bangun tidur di pagi hari tidak hanya menghilangkan haus.Ada banyak manfaat minum air putih setelah bangun tidur di pagi hari, yaitu meliputi berikut:1. Menghidrasi kembali tubuhAnda membutuhkan minum setiap hari. Minum air setelah bangun tidur akan mengisi kembali cairan yang hilang di malam hari.Cairan tubuh bisa menghilang, misalnya melalui urine dan keringat, seperti yang dikutip dari Real Simple.

Junub Langsung Tidur, Bolehkah?

BAGI suami atau istri, langsung tidur setelah melakukan jimak memang diperbolehkan. Tetapi, sunah muakad (sunah yang ditekankan)-nya berwudhu terlebih dahulu. Terkait hal ini sejumlah riwayat hadits yang menjelaskan, diantaranya: Pertama, hadits dari Ibnu ‘Umar. Ia berkata bahwa ‘Umar bin Khattab pernah bertanya pada Rasulullah Saw, “Apakah salah seorang di antara kami boleh tidur sedangkan ia dalam keadaan junub?” Beliau menjawab, “Iya, jika salah seorang di antara kalian junub, hendaklah ia berwudhu lalu tidur.” (HR. Bukhari no. 287 dan Muslim no. 306). Kedua, hadits dari ‘Aisyah ra, ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa jika dalam keadaan junub dan hendak tidur, beliau mencuci kemaluannya lalu berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat.” (HR. Bukhari no. 288). Ketiga, hadits dari ‘Aisyah pernah ditanya oleh ‘Abdullah bin Abu Qais mengenai keadaan Nabi Saw,“Bagaimana Nabi Saw jika dalam keadaan junub? Apakah beliau mandi sebelum tidur ataukah tidur sebelum mandi?” ‘Aisyah menjawab, “Semua itu pernah dilakukan oleh beliau. Kadang beliau mandi, lalu tidur. Kadang pula beliau wudhu, barulah tidur.” ‘Abdullah bin Abu Qais berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan segala urusan begitu lapang.” (HR. Muslim no. 307). Keempat, hadits dari Ammar bin Yasir ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Ada tiga hal yang tidak didekati malaikat: bangkai orang kafir, laki-laki yang melumuri dirinya dengan parfum wanita, dan orang junub sampai dia berwudhu.” (HR. Abu Daud; dinilai sahih oleh Al-Albani) Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, setelah menyebutkan sejumlah hadits di atas menyimpulkan, “Hadits di atas menunjukkan tidak wajibnya berwudhu untuk orang junub, dan ini adalah pendapat mayoritas ulama.” Sedangkan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, ketika menjelaskan hadits ‘Umar di atas mengatakan: “Para ulama berkata bahwa disunnahkan bagi yang junub untuk berwudhu ketika hendak makan, minum, tidur ataupun ketika ingin mengulangi hubungan intim. Namun jika memilih untuk mandi, itu lebih sempurna. Jika tidak berwudhu, maka berarti meninggalkan yang lebih utama. Untuk tidur, dimakruhkan untuk tidur dalam keadaan junub berdasarkan dalil ini. Karena orang yang tidur terlepas ruhnya sementara waktu. Ketika itu, ruh tersebut sujud di hadapan Allah. Sedangkan jika seseorang dalam keadaan junub, tidak bisa seperti itu. Jadinya, jika seseorang tidur dalam keadaan junub lantas junubnya tersebut tidak juga diperingan dengan wudhu, maka maksud ruh untuk sujud di sini tidaklah tercapai. Begitu pula ada maslahat jika seseorang mandi terlebih dahulu untuk menghilangkan junub sebelum tidur. Ada maslahat badaniyah di sana, yaitu badan bertambah semangat dan ia pun ketika bangun tidur bertambah fit. Jika tidak mandi, maka minimal berwudhu. Jika tidak berwudhu, maka badan akan mudah malas dan lemas. Ketika bangun tidur pun demikian, bahkan lebih bertambah malas. Hadits di atas intinya menjelaskan tidak mengapa seseorang tidur dalam keadaan junub, tetapi disarankan berwudhu terlebih dahulu. (lihat Syarh ‘Umdatil Ahkam). Wallahu a’lam. []

Tidur Lebih Lama di Akhir Pekan Kurangi Risiko Serangan Jantung

Hidayatullah.com—Sebuah penelitian menemukan bahwa kesehatan jantung seseorang akan membaik jika ia tidur lebih lama di akhir pekan, demikian yang dilaporkan surat kabar New York Post. Para peneliti dari Universitas Kedokteran Nanjing di Tiongkok menganalisis data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES). Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep Health ini mengumpulkan informasi dari 3.400 orang dewasa di Amerika Serikat (AS) berusia 20 tahun ke atas antara tahun 2017 hingga 2018. Individu yang tidur setidaknya satu jam lebih lama di akhir pekan dibandingkan pada hari kerja ditemukan memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular. Risiko penyakit jantung yang lebih rendah ditemukan pada mereka yang tidur kurang dari enam jam pada hari kerja, namun bangun setidaknya dua jam lebih lambat pada akhir pekan. “Studi ini menemukan bahwa Anda dapat menebus hutang tidur dan istirahat dengan tidur dua jam lebih banyak di akhir pekan, sehingga mengurangi risiko serangan jantung,” kata profesor kedokteran klinis di NYU Langone Medical Center, Dr. Marc Siegel. *