Tag:
tentara bayaran
Hidayatullah.com
Terungkap, UEA Sewa Militan Al-Qaeda untuk Bertempur di Yaman
Hidayatullah.com – Sebuah investigasi BBC yang dirilis pada tanggal 22 Januari mengungkapkan bahwa UEA mempekerjakan militan Al-Qaeda untuk bertempur mendukung Dewan Transisi Selatan (STC), pemerintah yang didukung oleh Emirat di Yaman.
Seorang narasumber memberikan BBC “sebuah dokumen yang berisi 11 nama mantan anggota Al-Qaeda yang kini bekerja di STC,” di antaranya adalah mantan petinggi kelompok ekstremis tersebut.
Nasser al-Shiba, seorang mantan anggota Al-Qaeda berpangkat tinggi, kini menjadi komandan unit bersenjata STC, kata beberapa sumber kepada BBC.
Para militan ini disewa untuk melakukan pembunuhan politik di seluruh Yaman atas perintah Abu Dhabi, menurut penyelidikan tersebut.
BBC juga menunjuk adanya kelompok bayangan tentara bayaran AS, yang dikenal sebagai Spear Operations Group, yang disewa oleh UEA untuk melakukan pembunuhan.
Isaac Gilmore, mantan anggota angkatan laut AS yang kemudian menjadi kepala operasi Spear, adalah “salah satu dari beberapa orang Amerika yang mengatakan bahwa mereka disewa untuk melakukan pembunuhan di Yaman oleh UEA.”
“Dia menolak untuk berbicara tentang siapa saja yang ada dalam ‘daftar pembunuhan’ yang diberikan oleh UEA kepada Spear – selain target misi pertama mereka: Ansaf Mayo, seorang anggota parlemen Yaman yang merupakan pemimpin Islah di kota pelabuhan selatan Aden.”
Baca juga: Amerika dan Inggris Mengeroyok dan Menyerang Houthi di Yaman
Kelompok-kelompok tentara bayaran yang didukung oleh Saudi dan UEA telah merajalela di seluruh Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun yang lalu. Selain pembunuhan, tentara bayaran ini juga terlibat dalam sejumlah kejahatan, termasuk penjarahan dan perdagangan ilegal warisan budaya Yaman.
Beberapa situs kuno dan museum telah dijarah dan dilucuti dari artefak-artefak berharga oleh kelompok-kelompok tentara bayaran yang didukung oleh UEA di Yaman. Ada juga laporan tentang gadis-gadis di bawah umur yang diperkosa oleh militan dari kelompok-kelompok tersebut.
Ini bukan pertama kalinya kelompok-kelompok bersenjata yang didukung UEA di Yaman dituduh bekerja atau berkoordinasi dengan Al-Qaeda dan ISIS.
Menurut dokumen yang diperoleh oleh outlet media Yaman Al-Masirah pada Februari tahun lalu, militan Takfiri yang berafiliasi dengan kelompok tentara bayaran yang didukung oleh UEA, Giants Brigade, menjarah sejumlah besar minyak dari cadangan di provinsi Shabwah yang kaya akan energi, di bagian selatan negara itu.
“Kami memiliki semua bukti hubungan UEA dengan Al-Qaeda dan ISIS di Yaman,” ujar Saleh al-Jabwani, seorang menteri dalam pemerintahan Abd Rabbuh Mansour Hadi yang sebelumnya didukung oleh Arab Saudi, pada tahun 2019.
Investigasi BBC ini dilakukan satu bulan setelah tentara bayaran yang didukung UEA kembali menjadi sorotan, menyusul laporan bahwa Amerika Serikat (AS) berupaya merekrut anggota kelompok-kelompok tentara bayaran tersebut untuk “mengalihkan perhatian” kelompok Houthi (atau Ansarallah) dari operasi militernya melawan “Israel”.
“Amerika Serikat bergerak untuk mengaktifkan faksi-faksi yang setia kepada UEA di Yaman untuk mengalihkan perhatian Sanaa agar tidak terus melakukan lebih banyak serangan udara dan laut terhadap entitas Israel,” surat kabar Lebanon Al-Akhbar melaporkan pada 8 Desember.
Baca juga: Inggris-AS Bombardir Yaman, Pengalihan Isu Sidang Genosida?
Menurut media Ibrani, STC yang didukung UEA telah mendekati “Israel” dan menawarkan untuk membantu melindungi pelayaran entitas Zionis di Laut Merah dari serangan gerakan perlawanan Houthi Yaman dan angkatan bersenjata pemerintah di Sanaa.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Sejak November, Angkatan Bersenjata Yaman dan Houthi telah membajak satu kapal yang terkait dengan “Israel” dan menyerang lebih dari selusin kapal lainnya, baik yang dimiliki oleh orang atau perusahaan “Israel” atau dalam perjalanan ke pelabuhan “Israel”. Blokade Laut Merah oleh Yaman merupakan bentuk solidaritas terhadap perlawanan Palestina, yang mana Sanaa telah bersumpah untuk melanjutkannya hingga perang dan pengepungan di Gaza berakhir.
Angkatan bersenjata Yaman juga telah meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah kota pelabuhan selatan Israel, Eilat.
Serangan-serangan ini mengumpulkan sejumlah besar dukungan rakyat untuk Houthi di Yaman.
Menurut para pejabat dan analis Yaman yang berbicara dengan Responsible Statecraft pada 24 Januari, elemen-elemen Partai Islah yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin – yang sebagian besar menentang Ansarallah selama perang Yaman – telah memberi mereka dukungan material dan memuji operasi pro-Palestina yang mereka lakukan.*
Baca juga: Kapal ‘Israel’ Menjadi Target Serangan Drone dan Rudal Kelompok Houthi Yaman
Arrahmah.id
Prancis bantah klaim Rusia soal tentara bayaran di Ukraina
PARIS (Arrahmah.id) – Prancis membantah klaim Rusia bahwa ada tentara bayaran Prancis di Ukraina setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah membunuh “pejuang asing” pada awal pekan ini. “Prancis membantu Ukraina dengan pasokan material militer dan pelatihan militer, sesuai dengan hukum internasional, untuk membantu Ukraina dalam perjuangannya mempertahankan kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorialnya,” demikian […]
Hidayatullah.com
‘Israel’ Tak Ungkap Tewasnya Tentara Bayaran Ukraina di Gaza
Hidayatullah.com – Para pejuang dari Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, menyergap dan membunuh sedikitnya tujuh tentara bayaran Ukraina yang bertempur dengan tentara “Israel” di Gaza, Quds News Network melaporkan pada 21 Desember.
Menurut sejumlah narasumber, para pejuang Qassam menargetkan para tentara bayaran tersebut pada tanggal 14 November setelah melihat mereka di Jalan Hassanein di lingkungan Shujaiya, salah satu pusat perlawanan Palestina terhadap invasi darat “Israel” yang sedang berlangsung.
Para narasumber juga menambahkan bahwa “tentara penjajah tidak memasukkan korban tewas di antara jumlah yang mereka akui sebagai korban tewas di antara para prajuritnya di Gaza,” dan bahwa penyergapan tersebut juga menewaskan prajurit-prajurit tentara “Israel”.
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan satu unit tentara bayaran Ukraina di sebuah sekolah Shujaiya yang direkam pada hari yang sama dengan serangan tersebut.
Video tersebut menunjukkan seorang tentara bayaran menulis dalam bahasa Ukraina di papan tulis di sekolah. Video itu juga menunjukkan sekelompok tentara bayaran Ukraina di sebuah lingkungan di Kota Gaza, bersembunyi di balik tembok.
Warga Ukraina yang berperang untuk “Israel” merupakan kebalikan dari dinamika yang muncul pada tahun 2022, ketika muncul laporan bahwa ratusan warga “Israel” kelahiran Ukraina melakukan perjalanan ke Ukraina untuk bergabung dengan unit sukarelawan setelah invasi Rusia.
Baca juga: Zionis Rekrut Tentara Bayaran Neo-Nazi dalam Perang Gaza
Laporan Quds News Network muncul ketika militer Israel mengumumkan kematian tiga tentara tambahan pada hari Kamis, Lavi Gehati, Omri Schwartz, dan Yacoub Elian, selama pertempuran di Jalur Gaza. Hal ini menjadikan jumlah tentara “Israel” yang tewas menjadi lebih dari 136 orang, sejak dimulainya invasi darat di Gaza pada 27 Oktober.
Namun, seperti yang telah dilaporkan oleh The Cradle, para pemimpin militer “Israel” berusaha untuk menyembunyikan banyak kematian tentara mereka, dan jumlah korban tewas dan luka-luka kemungkinan besar jauh lebih tinggi daripada yang diakui secara resmi oleh pihak militer.
Hamas telah merilis sejumlah video pertempuran dalam seminggu terakhir yang menunjukkan para pejuangnya menargetkan tentara “Israel”, pengangkut personel lapis baja, dan tank. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun penjajah Zionis telah menyebabkan kehancuran besar-besaran di Gaza, Brigade Al Qassam masih kuat secara militer dan menimbulkan kerugian besar pada tentara “Israel”.*
Hidayatullah.com
Zionis Israel Rekrut Tentara Bayaran Neo-Nazi dalam Perang Gaza
Hidayatullah.com – Entitas Zionis ‘Israel’ dilaporkan merekrut sejumlah tentara bayaran asing, termasuk sekelompok tentara bayaran keji dari Spanyol, dalam perang melawan pejuang Palestina di Jalur Gaza.
El Mundo, surat kabar terkenal Spanyol, mewawancarai salah satu anggota dari kelompok tentara bayaran yang terkenal kejam bernama Pedro Diaz Flores. Dia mengatakan “banyak” kelompok tentara bayaran yang bergabung dengan tentara ‘Israel’ yang membayar mereka dengan “sangat baik.”
“Jadi saya datang karena ekonomi, untuk uang. Mereka membayar dengan sangat baik, mereka menawarkan peralatan yang bagus dan pekerjaannya santai. Gajinya 3.900 euro [$ 4.187] per minggu, di luar misi-misi pelengkap,” kata Pedro menjawab motif dirinya bergabung dengan pasukan ‘Israel’.
Pedro Diaz Flores sebelumnya pernah bertempur bersama kelompok neo-Nazi di Ukraina setelah Rusia memulai operasi militer khusus di wilayah Donbas tahun lalu.
“Kami hanya memberikan dukungan keamanan kepada konvoi senjata atau pasukan angkatan bersenjata Israel yang berada di Jalur Gaza. Kami tidak memerangi Hamas secara langsung, dan juga tidak terlibat dalam operasi penyerangan,” ujarnya.
“Kami bertanggung jawab atas keamanan pos-pos pemeriksaan dan kontrol akses di perbatasan Gaza dan Yordania. Ada banyak PMC (perusahaan militer swasta) di sini dan mereka berbagi tugas. Secara umum mereka menjaga terminal perbatasan antara Eliat dan Aqaba,” tambahnya.
Munculnya kabar mulai bergabungnya tentara bayaran yang ditempatkan di Ukraina ke militer ‘Israel’ sebelumnya telah diperkirakan. Hal tersebut dikarenakan fokus negara-negara Barat telah bergeser dari Ukraina ke ‘Israel’.
“Sudah jelas bahwa perang di Timur Tengah mengalihkan fokus dari Ukraina,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Sabtu.
Zionis mengobarkan perang dan pembantaian di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Islam Hamas melakukan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas penjajah sebagai tanggapan atas kejahatan rezim ‘Israel’ selama beberapa dekade terhadap warga Palestina.
Tel Aviv juga telah memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga menjerumuskan wilayah pesisir tersebut ke dalam krisis kemanusiaan.
Menurut kementerian kesehatan yang berbasis di Gaza, setidaknya 10.022 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan tersebut, 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.*
Hidayatullah.com
Zionis Rekrut Tentara Bayaran Neo-Nazi dalam Perang Gaza
Hidayatullah.com – Entitas Zionis ‘Israel’ dilaporkan merekrut sejumlah tentara bayaran asing, termasuk sekelompok tentara bayaran keji dari Spanyol, dalam perang melawan pejuang Palestina di Jalur Gaza.
El Mundo, surat kabar terkenal Spanyol, mewawancarai salah satu anggota dari kelompok tentara bayaran yang terkenal kejam bernama Pedro Diaz Flores. Dia mengatakan “banyak” kelompok tentara bayaran yang bergabung dengan tentara ‘Israel’ yang membayar mereka dengan “sangat baik.”
“Jadi saya datang karena ekonomi, untuk uang. Mereka membayar dengan sangat baik, mereka menawarkan peralatan yang bagus dan pekerjaannya santai. Gajinya 3.900 euro [$ 4.187] per minggu, di luar misi-misi pelengkap,” kata Pedro menjawab motif dirinya bergabung dengan pasukan ‘Israel’.
Pedro Diaz Flores sebelumnya pernah bertempur bersama kelompok neo-Nazi di Ukraina setelah Rusia memulai operasi militer khusus di wilayah Donbas tahun lalu.
“Kami hanya memberikan dukungan keamanan kepada konvoi senjata atau pasukan angkatan bersenjata Israel yang berada di Jalur Gaza. Kami tidak memerangi Hamas secara langsung, dan juga tidak terlibat dalam operasi penyerangan,” ujarnya.
“Kami bertanggung jawab atas keamanan pos-pos pemeriksaan dan kontrol akses di perbatasan Gaza dan Yordania. Ada banyak PMC (perusahaan militer swasta) di sini dan mereka berbagi tugas. Secara umum mereka menjaga terminal perbatasan antara Eliat dan Aqaba,” tambahnya.
Munculnya kabar mulai bergabungnya tentara bayaran yang ditempatkan di Ukraina ke militer ‘Israel’ sebelumnya telah diperkirakan. Hal tersebut dikarenakan fokus negara-negara Barat telah bergeser dari Ukraina ke ‘Israel’.
“Sudah jelas bahwa perang di Timur Tengah mengalihkan fokus dari Ukraina,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Sabtu.
Zionis mengobarkan perang dan pembantaian di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Islam Hamas melakukan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas penjajah sebagai tanggapan atas kejahatan rezim ‘Israel’ selama beberapa dekade terhadap warga Palestina.
Tel Aviv juga telah memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga menjerumuskan wilayah pesisir tersebut ke dalam krisis kemanusiaan.
Menurut kementerian kesehatan yang berbasis di Gaza, setidaknya 10.022 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan tersebut, 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.*