Tag:
tahun baru
Suaraislam.id
Jelang Tahun Baru, Survei Ungkap 74 Persen Orang Indonesia Buat Resolusi Kesehatan
Jakarta (SI Online) – Menjelang tahun baru 2025, terungkap bahwa 74 persen orang Indonesia berniat menetapkan resolusi kesehatan untuk tahun 2025. Data itu merupakan hasil survei terbaru yang diumumkan Herbalife.Disebutkan, dari jumlah tersebut, 72 persen menyatakan fokus pada kebiasaan makan sehat demi meningkatkan energi dan kualitas tidur.Nutrition Education and Training Lead Herbalife Asia Pasifik, Vipada Sae-Lao, menyoroti pentingnya menetapkan tujuan yang spesifik dan realistis.“Konsistensi lebih penting daripada intensitas. Perubahan kecil yang berkelanjutan dapat membawa dampak besar tanpa tekanan berlebih,” ujar Vipada dalam keterangannya, Senin (30/12/2024).Survei ini juga menyoroti tantangan mempertahankan pola makan sehat. Diet ekstrem sering kali menarik perhatian, tetapi memiliki risiko jangka panjang.Sebagai alternatif, responden disarankan fokus pada pola makan seimbang dengan protein, buah, sayuran, lemak sehat, dan biji-bijian utuh.Strategi lain adalah termasuk melacak kemajuan melalui aplikasi kebugaran dan membangun sistem dukungan.“Berbagi tujuan dengan keluarga dan teman dapat meningkatkan peluang sukses,” kata Sae-Lao menambahkan.Meskipun pelanggaran pola makan selama liburan sering terjadi, survei menunjukkan bahwa banyak responden tetap bersemangat memulai tahun baru dengan kebiasaan sehat.Adv: Untuk mendapatkan informasi seputar dunia kefarmasian di daerah, Anda dapat mengunjungi pafipcgianyar.org“Makan sehat bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang konsistensi dalam memilih yang terbaik untuk tubuh kita,” katanya.Resolusi kesehatan menjadi peluang bagi masyarakat Indonesia untuk memulai 2025 dengan gaya hidup lebih baik.Perubahan kecil, seperti memilih roti gandum daripada roti putih atau menambah asupan protein, dapat menjadi langkah awal menuju kesehatan optimal.[]sumber: ANTARA
Suaraislam.id
Tahun Baru Mendekat, Tanda-Tanda Akhir Zaman Merapat
Di tengah berbagai kesibukan menyiapkan sambutan tahun baru yang segera tiba, sadarkah pula kita untuk lebih sibuk menyiapkan diri menyambut akhir masa dunia atau kiamat yang terasa semakin mendekat?Dari berbagai tanda-tanda kedekatan waktu kiamat yang pernah disampaikan oleh Rasulullah Saw, selaku penyampai risalah dari Sang Maha Pencipta Alam Semesta, saat ini sudah banyak muncul secara nyata. Sebagaimana dalam salah satu hadis Rasulullah Saw yang berbunyi:“Di antara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu, menyebarnya kebodohan, maraknya minuman keras dan zina yang dilakukan terang-terangan.” (HR. Bukhari)Adapun makna pengangkatan ilmu dalam hadist tersebut, menurut Imam Nawawi adalah banyaknya peristiwa kematian para pemilik ilmu atau ulama saleh yang akhirnya membuat orang-orang kurang berilmu tidak bisa mengambil keputusan dengan benar dalam hidup ini. Sehingga kebodohan pun menyebar, akibat ulah mereka yang sesat dan menyesatkan orang lain. Seperti adanya aliran-aliran sesat dan ulama-ulama palsu yang sudah jelas membawa ajaran yang keliru, bertentangan dengan petunjuk Allah SWT, justru semakin ramai diikuti masyarakat.Bahkan, kehidupan tak bermoral semacam minum minuman keras dan zina yang menjadi tanda-tanda akhir zaman dalam hadist itu, sekarang ini juga menjadi gaya hidup yang dianggap lumrah, meskipun masyarakat masih mengenalnya sebagai golongan perbuatan tercela yang merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.Parahnya lagi, kerusakan hidup yang makin mendekatkan kita pada ledakan kiamat yang menyeramkan pun justru didukung oleh negeri kita sendiri sejak turut mengikuti ideologi sekuler global yang menolak penerapan hukum beragama. Misalnya, industri minuman beralkohol yang sudah jelas haram dan merugikan kehidupan masyarakat pun ternyata diizinkan untuk dibuka di empat provinsi Indonesia sejak 2021 lalu.Selain itu, masalah zina atau seks bebas yang berbahaya ternyata juga mendapat dukungan dari negara. Di antaranya dengan penerbitan kebijakan negara yang menyediakan alat kontrasepsi remaja. Pada faktanya kebijakan itu tidaklah berhasil untuk melindungi kesehatan reprodukai mereka. Namun justru membuat moral para generasi muda semakin tak berkualitas.Oleh karena itu, ketika banyak kemunculan tanda-tanda akhir zaman sudah sesuai dengan kehendak Allah Yang Maha Menentukan segalanya, termasuk penentuan takdir terhadap berbagai peristiwa menjelang kiamat besar yang akan melenyapkan dunia dan seluruh isinya, maka apakah kita akan tetap membiarkan masalah-masalah berbahaya itu terjadi? Tentu tidak, kan? Karena jika kita membiarkannya, tentu kita sendiri yang juga akan berpotensi besar menjadi korban menderita di dunia ini.Sementara meski segala sesuatu memang ada dibawah kendali Allah SwWT kita pun tetap diberiNya arena perjuangan hidup melawan keburukan, di mana dalam arena tersebut Dia akan selalu menilai dengan teliti apakah kita layak mendapat imbalan berpahala yang menguntungkan dari-Nya atau justru dibalas dengan siksaan dosa.Sesuai firman-Nya dalam Al Qur’an yang berbunyi:وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran : 104)1 2Laman berikutnya
Hidayatullah.com
Bayar Segini Kalau Mau Nonton Kembang Api Tahun Baru 2025 Burj Khalifa
Hidayatullah.com– Sejumlah restoran di Dubai sudah mengumumkan biaya mininum Dh5.000 per kepala yang harus dibayarkan jika orang mau mendapatkan tempat dinkursi terdepan untuk menyaksikan pertunjukan kembang api malam Tahun Baru Burj Khalifa yang terkenal itu.Restoran cantik Cé La Vi akan buka sepanjang malam dan menggelar hiburan untuk para pengunjungnya dengan catatan setiap orang paling sedikit harus merogoh kocek Dh5.000 dengan fasilitas menu à la carte yang diakui Michelin.Dengan suguhan pertunjukan penyanyi jebolan Britain’s Got Talent Jack Pack dan dekorasi pesta meriah, restoran mewah itu menawarkan pemandangan langsung ke arah kembang api Burj Khalifa.Palace Downtown, tempat ikonik Viewing Deck dan restoran Thiptara saat ini sudah penuh dipesan menurut seorang juru bicara. Buhaira Lounge, yang menawarkan pemandangan langsung ke arah Burj Khalifa dan kembang apinya, memasang tarif per orang Dh4.500, sudah termasuk makan-minun sepuasnya ala buffet, lansir Khaleej Times Kamis (19/12/2024).Pengunjung restoran tertinggi di dunia, At.mosphere, tidak akan mendapatkan pemandangan langsung ke arah kembang api Burj Khalifa meskipun mereka berada di menara tertinggi itu, tetapi mereka bisa menyaksikannya lewat siaran streaming.Berada di lantai ke-122 Burj Khalifa, restoran itu memasang tarif per kursi dekat jendela Dh4.250 dan selainnya Dh3.500. Pengunjung akan disajikan minuman, canape, gala dinner, acara hitung mundur Tahun Baru 2025, dengan iringan musik pesta yang dimainkan oleh disc jockey.Restoran Taiwan Din Tai Fung memasang tarif per kursi Dh2.500, sementara Five Guys memasang harga Dh1.750 per orang dengan makanan yang bisa disantap sepuasnya.Apabila mencari harga yang lebih murah, Emaar Burj Park menjual tiket malam tahun baru dengan harga Dh580 per orang untuk dewasa dan Dh370 untuk anak-anak.Jangan khawatir, pemerintah Dubai menyediakan sejumlah tempat supaya masyarakat umum bisa menyaksikan pertunjukan kembang api Burj Khalifa secara gratis.*
Suaraislam.id
Waspada, Toleransi Kebablasan!
Seruan toleransi nyaring dilontarkan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), termasuk dari Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga keharmonisan antarumat beragama menjelang perayaan Nataru 2024/2025.Menteri Nasaruddin juga mengingatkan bahwa menjaga toleransi merupakan bagian penting dari identitas bangsa Indonesia. Ia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momen Nataru sebagai waktu untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan. (Jawapos.com, 15 Desember 2024).Senada dengan Menteri Nasaruddin. Sebagai upaya memperkuat toleransi dan kerukunan umat beragama, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengajak seluruh warga Surabaya untuk terus menjaga keharmonisan yang telah menjadi ciri khas Kota Pahlawan. Eri pun mengatakan bahwa kerja sama antara pemerintah, aparat keamanan, dan warga diharapkan mampu menciptakan suasana yang aman dan damai selama perayaan Nataru di Kota Pahlawan. (Jawapos.com, 13 Desember 2024).Kata toleransi kerap dilontarkan, khususnya kepada umat Islam, apalagi menjelang perayaan Nataru. Sikap umat Islam terhadap perayaan Nataru seolah menjadi tolok ukur seberapa jauh umat Islam bersikap toleran. Ya, umat Islam yang ikut berpartisipasi dalam perayaan Nataru akan disebut sebagai Muslim yang toleran dan cinta damai. Sebaliknya, jika ada umat Islam yang tidak ikut berpartisipasi dalam perayaan Nataru, termasuk tidak mengucapkan selamat Natal, maka dengan mudahnya umat Islam yang demikian dicap sebagai Muslim yang intoleran.Praktik toleransi yang dimaknai ikut berpartisipasi dan mengamalkan ajaran agama lain, sejatinya merupakan sikap yang bertentangan dengan akidah dan ajaran Islam. Praktik toleransi tersebut ditolak dengan tegas oleh Baginda Rasulullah Saw, sebagaimana Baginda Rasulullah Saw menolak tawaran toleransi yang ditawarkan oleh beberapa tokoh Quraisy, seperti Ash bin Walid, Aswad bin Al-Muthalib, Walid bin Mughirah, dan Umayah bin Khalaf saat menemui Baginda Rasulullah di Makkah.Mereka berkata, “Wahai Muhammad, marilah kami menyembah Tuhan yang kamu sembah dan kamu menyembah Tuhan yang kami sembah. Kita bersama-sama ikut serta dalam perkara ini. Jika ternyata agamamu lebih baik dari agama kami, kami telah ikut serta dan mengambil keuntungan kami dalam agamamu. Jika ternyata agama kami lebih baik dari agamamu, kamu telah ikut serta dan mengambil keuntunganmu dalam agama kami.”Tawaran toleransi tersebut jelas ditolak dengan tegas oleh Allah SWT dan Rasul-Nya melalui turunnya Surah Al-Kafirun. Namun, saat ini seruan toleransi yang bertentangan dengan Islam justru terus berulang. Jika ditelaah, hal tersebut tidak terlepas dari nihilnya penjagaan negara terhadap akidah umat akibat bercokolnya sistem sekuler atas negeri ini.Negara sekuler nyata tidak menjadikan apa yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Saw sebagai sumber aturan. Sebaliknya, negara sekuler kapitalisme nyata mengusung ide-ide yang berasaskan pada prinsip kebebasan tanpa terikat dengan aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Padahal, prinsip demikian bertentangan dengan akidah umat Islam. Alhasil, masyarakat, khususnya umat Islam, gagal memahami syariat toleransi yang sahih. Atas nama HAM, ditambah kampanye moderasi beragama, membuat umat makin jauh dari pemahaman toleransi yang lurus.Negara sekuler nyata tidak mampu menjaga akidah umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam membutuhkan adanya pengingat, karena kecenderungan masyarakat makin longgar. Sehingga mudah terkecoh dengan ide-ide Barat yang sengaja diaruskan di tengah umat Islam, termasuk pada momen Nataru. Umat Islam sejatinya perlu waspada dan menjaga diri agar tetap berada dalam ketaatan kepada Allah SWT.Paradigma Islam memiliki definisi yang jelas mengenai toleransi serta konsep yang jelas bagaimana berinteraksi dengan agama lain. Praktik toleransi yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw adalah umat Islam membiarkan umat non-Muslim melakukan peribadatannya tanpa perlu ikut berpartisipasi, sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Kafirun.Toleransi dengan umat agama lain tidak boleh mengurangi keyakinan umat Islam bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar, sedangkan yang lainnya adalah salah. Yakin, bahwa Islam adalah satu-satunya jalan keselamatan di akhirat, sedangkan yang lainnya adalah bukan. (QS Ali Imran [3]: 19).Toleransi juga dilakukan dengan tidak memaksa non-Muslim meyakini dan memeluk Islam. (QS. Al-Baqarah [2]: 256). Mereka cukup didakwahi dan diajak masuk Islam. Namun, jika menolak maka tidak boleh ada paksaan dan membiarkan mereka tetap berada dalam agamanya. Toleransi juga tidak boleh sampai mengurangi keyakinan bahwa penerapan syariat secara menyeluruh akan mendatangkan rahmat bagi seluruh umat manusia, baik Muslim maupun non-Muslim. (QS Al-Anbiya [21]: 107).1 2Laman berikutnya
Hidayatullah.com
Hari Gini Kirim Ucapan Selamat Tahun Baru, Apa Kata Warga Jepang?
Hidayatullah.com– Tahun baru 2025 segera tiba, tetapi menurut survei yang dilakukan Asahi Shimbun sebanyak 57 persen responden mengaku tidak akan mengirimkan kartu ucapan lewat pos tahun ini.Survei serupa yang dilakukan tahun lalu menunjukkan angka 33 persen, artinya semakin banyak orang yang tidak lagi berminat untuk mengirimkan kartu ucapan selamat tahun baru lewat pos, lansir Asahi Shimbun Senin (16/12/2024).Survei itu, yang dilakukan oleh Asahi Shimbun lewat sambungan telepon pada 14-15 Desember 2024, menunjukkan bahwa hanya 42 persen responden saja yang bermaksud untuk mengirim kartu ucapan selamat tahun baru, menurun tajam dari tahun 2019 yang mencapai 64 persen.Dari mereka yang mengaku berencana untuk mengirim kartu, sebanyak 25 persen mengatakan akan mengirimkan kartu sebanyak 20 atau kurang. Persentase itu naik sedikit dari 24 persen pada tahun 2019.Sebanyak 12 persen responden mengaku berencana untuk mengirim 21-50 pucuk kartu, sementara 3 persen bermaksud mengirim 51-100 pucuk kartu ucapan selamat tahun baru. Hanya satu persen yang bermaksud untuk mengirim 101-200 kartu, dan 1 persen lainnya mengaku akan mengirim lebih dari 200 kartu. Semua angka tersebut menurun dari hasil survei tahun 2019.Ditinjau dari kelompok usia, mereka yang berusia 18-29 tahun paling sedikit yang mengaku berencana untuk mengirim kartu ucapan selamat tahun baru. Sebanyak 78 persen mengaku tidak akan mengirim kartu ucapan.Sementara itu, responden berusia 60-an tahun paling banyak yang mengaku kemungkinan besar akan mengirimkan kartu ucapan, hanya 42 persen yang mengatakan tidak akan mengirim kartu selamat tahun baru.Ketika ditanya apakah ucapan selamat tahun baru secara digital lewat media sosial atau email dianggap mencukupi sebagai pengganti dari kartu ucapan tradisional, sebanyak 58 persen mengatakan ya, sementara 35 persen mengatakan tidak.Dari mereka yang mengatakan ya, sebanyak 69 persen mengatakan tidak akan mengirim kartu ucapan selamat tahun baru, dengan persentase terbanyak 80 persen dari kalangan usia 18-29 tahun.Survei dilakukan dengan menggunakan metode RDD, di mana komputer secara acak menampilkan nomor telepon rumah atau ponsel yang akan dihubungi. Total, sebanyak 1.049 tanggapan yang valid terkumpul dalam survei tersebut.*
Arrahmah.id
Sambut Tahun Baru 2024, Warga Istanbul Gelar Aksi Akbar Dukung Palestina
ISTANBUL (Arrahmah.id) — Puluhan ribu orang berkumpul di Istanbul, Turki, pada awal tahun baru pada Senin (1/1/2024). Mereka memprotes perang Israel di Gaza. Dilansir VOA (2/1), rekaman drone dari acara tersebut menunjukkan kerumunan orang di Jembatan Galata di kota tersebut, memegang spanduk dan bendera untuk mendukung orang-orang Palestina, di tengah konflik yang sedang berlangsung di […]
Hidayatullah.com
Muhasabah dan Istiqomah Menyambut Tahun Baru
Mari sambut tahun baru 2024 dengan muhasabah, memperbaiki diri dalam segala hal dan istiqomah
Hidayatullah.com | WAKTU berlalu begitu cepat, perputaran waktu siang dan malam kita lalui tak terasa tahun 2023 tinggal menghitung hari lagi sudah akan akan berakhir.
Lembaran demi lembaran di tahun 2023 telah di lalui rasanya tahun 2023 ini berlalu sangat cepat, inilah sunnatullah waktu akan terus berjalan di setiap detiknya.
Setelah bergantinya tahun ini artinya bertambahla pula umur kita hal itu menunjukkan semakin berkurangnya waktu hidup kita di dunia ini dan mengingatkan semakin dekatnya ajal kita, sedangkan kematian pasti akan datang tanpa menunggu apakah kita sudah siap atau belum.
Allah SWT telah mengingatkan kita:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkan-nya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukan-nya.” (QS: Al-A’raf:34).
Maka sungguh aneh ketika kita mendapati tahun baru justru bersenang-senang, berfoya-foya bahkan melakukan maksiat ketika malam tahun baru. Seakan-akan dia lupa bahwa dengan bertambahnya tahun maka bertambah dekat pula dengan kematian.
Oleh karenanya, wajib bagi kita untuk meninggal kan kebiasaan kita selama ini ketika melewati malam tahun baru masehi, dan merobah acara-acara yang bersifat mengundang kemaksiatan dengan acara-acara yang baik seperti kajian, seminar dan yang terpenting adalah muhasabah diri.
Lalu muncul sebuah pertanyaan, apa yang harus kita lakukan dalam memuhasabah diri di ahir tahun ini?
Pertama; kenali diri sendiri
Ada sebuah ungkapan dalam bahasa Arab “Man arafah nafsahu, faqod arafa Rabbahu” (Barangsiapa yang mengenali dirinya maka dia akan mengenali Tuhanya).
Ungkapan ini sangat bagus jikalau kita tau siapa kita, betapa kita sangat lemah dan sangat membutuhkan Allah dalam setiap detik kehidupan kita, niscaya kita tidak akan pernah terlewatkan dalam melaksakan kewajiban kita sebagai hamba-Nya.
Di sepertiga malam hendaknya kita intropeksi diri kita tentang dosa-dosa apa yang telah kita lakukakan, berapa kali panggilan Allah untuk melaksanakan sholat kita lewatkan dengan alasan berbagai kesibukan, betapa banyak dosa-dosa kita terhadap saudara kita sendiri, dan masih banyak lagi dosa-dosa yang menumpuk dan akan di pertanggung jawabkan di aherat nanti. Dengan mengenali diri sendiri, kita bisa introfeksi dan melakukan taubat kepada Allah dan berazam untuk berusaha semampunya untuk mejalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Kedua: perbaiki niat
Niat adalah kunci dari setiap diterimanya amalan seorang manusia disisi Allah SWT. Sebanyak apapun amalan seseorang kalau niat awalnya sudah salah maka amalan tersebut tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Jadi, kita juga harus selalu merefresh niat setiap detiknya, dikarenakan setan pertama kali dalam menggagalkan manusia dalam beribadah maka ia akan merusak niat manusia tersebut.
Apakah amalan kita masih terkontaminasi oleh sifat-sifat perusak amal? Apakah riya, ujub, dsb masih menggebu dalam diri kita saat melakukan kebaikan?
Inilah pentingnya kita harus selalu menjaga kebersiha hati, menjaga niat agar selalu di jauhkan dari sifat-sifat yang bisa merusak kadar amalan yang kita kerjakan bahkan sifat-sifat ini jika dibiarkan maka dia akan berubah menjadi tertolaknya setiap amalan tersebut.
Ketiga: istiqomah
Istiqomah adalah sesuatu amalan yang dilakukan berkelanjutan atau terus-menerus. Istiqomah sendiri tidaki semudah yang kita bayangkan.
Dibalik kata istiqomah pasti ada tekad yang kuat, pengorbanan yang banyak dalam mengenggam ajaran Allah dan sunnah Rasulullah ﷺ.
Di zaman sekarang yang serba modern ini istiqomah dalam kebiakan itu akan terasa sangat sulit, akan banyak godaan-godaan yang datang silih berganti untuk menjerumuskan kita kejalan setan.
Hanya orang yang istiqomah yang akan mampu melewati semuanya dan dicap oleh Allah SWT orang yang beruntung.
Semoga kita dalam menyongsong tahun baru 2024 ini, bisa memperbaiki diri dalam segala hal dan bisa istiqomah dalam menjalankan perintah Allah dan sunah Rasulullah ﷺ sehingga kita termasuk orang-orang yang bertaqwa. Wallahua’lam.*/ M. Fibra Wijaya
Arrahmah.id
Selamat Tahun Baru
(Arrahmah.id) – ‘Ucapan selamat’ tahun baru 2024 M yang sedang dirayakan di seluruh dunia, juga disampaikan oleh para mujahid Al-Qassam. Ucapan selamat dikirimkan langsung ke Tel Aviv, tepat di detik awal pergantian hari baru. Berikut ucapan versi para mujahid: Dan Tel Aviv pun menerima ucapan selamat itu: Ucapan selamat ini sebenarnya berhubungan dengan […]