Tag:

Syam

Perang di Dua Negeri Syam: Skenario Unik

Oleh: Ibnu Salman | Pemerhati Timur Tengah (Arrahmah.id) – Perang Suriah yang kembali berkobar, membuat sekutu rezim Basyar Asad seperti Rusia, Iran dan milisi dukungan Iran (milisi Syiah Hizb Lebanon) menjadi dilematis. Sebab, Rusia juga sedang disibukkan perang dengan Ukraina. Secara militer kemampuannya terkuras di Ukraina. Bantuannya terhadap rezim Suriah Jadi setengah hati. Sementara Iran […]

Kisah Al-Qur’an, Mengapa Terfokus di Syam, Jazirah Arab dan Mesir?

KISAH-kisah di Al-Qur’an kebanyakan mengkisah peristiwa di Syam, Jazirah Arab dan Mesir. Bukankah banyak peristiwa di belahan bumi lain? Bukankah setelah banjir di era Nabi Nuh, manusia menyebar ke seluruh bumi?Apakah Allah tidak mengetahui peradaban lainnya? Allah selalu menjelaskan bahwa peradaban masa lalu lebih besar kekuatan dan kekuasaannya. Lebih besar sumberdaya dan kekayaan yang dimilikinya. Sekarang, adakah negara sebesar dan sekuat yang telah dicapai oleh Babilonia, Romawi, Mesir dan Islam?Bukankah sejarah peradaban yang ditulis oleh manusia pun di era sekarang pun hanya berkutat di Syam, Jazirah Arab dan Mesir juga? Bukankah hingga kini, mata dunia, mata pena, hiruk pikuk dunia dan suasana kejiwaan dunia terfokus di tempat ini juga?Semua peradaban akan tumbuh dan berkembang. Semua peradaban mengikuti pola yang sama. Semua peradaban akan bergerak dari lemah menuju kuat, lalu hancur. Peradaban mana yang telah melalui seluruh siklus ini?Saat belahan dunia lain masih sunyi senyap. Saat belahan dunia lain baru memulai perjalanannya, peradaban di wilayah Syam, Jazirah Arab dan Mesir telah mencapai kematangannya. Bahkan, sudah ada yang hancur. Ada yang meninggal jejak, ada juga yang tenggelam, hanya menyisakan legenda dan mitos saja.Peradaban selanjutnya, hanya akan memulai, menjalani dan berprestasi seperti apa yang telah dicapai oleh peradaban tertinggi pada masa lalu. Maka peradaban di Syam, Jazirah Arab dan Mesir, bisa menjadi pelajaran bagi setiap peradaban yang telah ada dan yang akan muncul.BACA JUGA: Berada di Area Masjidil Haram, Apa Itu Maqam Ibrahim?Al-Qur’an merekam seluruh perjalanan peradaban tersebut. Allah mengabadikannya dengan otentik dan benar. Allah “menyalinnya” dari Lauhul Mahfudz dan catatan para malaikat-Nya. Agar, sejarah yang diungkapkan adalah fakta nyata, bukan legenda dan mitos. Agar manusia bisa langsung menikmatinya tanpa harus berupaya keras yang melelahkan untuk bisa merangkai sebuah kisah dan sejarah. []

Wajib Perjuangkan Palestina

Sejak pendudukan Yahudi Israel di Palestina pada 1948 hingga hari ini, tragedi Palestina sudah berumur sekira 76 tahun. Selama itu pula sudah tidak terhitung jumlah korban rakyat Palestina. Kekejaman demi kekejaman terhadap rakyat Palestina seolah tidak pernah akan berhenti. Terus berulang dari waktu ke waktu.Bahkan hingga saat ini, dilansir AFP (9/6/2024), Kantor Media Pemerintah Hamas menyebut sedikitnya 210 orang tewas dalam serangan Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Gaza Tengah, dan lebih dari 400 orang terluka,” kata kantor pers dalam sebuah pernyataan (detiknews.com).Genosida yang terjadi di Palestina telah nampak jelas. Mayoritas rakyat dunia terbuka mata nya untuk memberikan pembelaan dan kepedulian terhadap Palestina. Bantuan kemanusiaan dikirimkan dari berbagai penjuru dunia, selain itu berbagai aksi dilakukan di banyak negara.Hal ini merupakan salah satu bukti nyata bahwa dunia peduli dalam membela dan turut andil dalam menyuarakan pembelaannya terhadap keadilan Palestina. Akan tetapi, ternyata semua itu belum cukup dan belum bisa menjadi solusi tuntas untuk menyelamatkan Palestina.Padahal Yahudi Israel dan sekutunya sangatlah kecil jika dibandingkan dengan kaum muslim seluruh dunia beserta non muslim yang mendukung Palestina. Akan tetapi ada benteng besar nan kokoh yang menghalangi persatuan itu, yakni batas-batas teritoral nasionalisme yang menyekat negeri-negeri kaum muslimin hingga terpecah belah.Kondisi ini akhirnya mengekang setiap pembela-pembela tersebut untuk bersatu. Apalagi saat ini tidak adanya satu komando dan kekuatan besar yang memimpin penyatuan untuk menghadapi negara adidaya di garda terdepan menjadikan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina terus-menerus terjadi.Palestina adalah tanah yang diperoleh dengan darah dan air mata kaum muslim. Selamanya akan menjadi milik kaum muslim. Masalah Palestina adalah masalah kaum muslim. Sehingga tidak boleh ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah Palestina kepada pihak lain.Palestina adalah bagian dari negeri Syam. Syam tidak bisa dipisahkan dari ajaran Islam. Syam adalah negeri yang terdiri dari Suriah, Yordania, Lebanon, dan Palestina termasuk yang diduduki Entitas Yahudi saat ini. Syam juga adalah negeri para nabi. Rasulullah Saw bersabda:“Keberuntungan bagi penduduk Syam,” Kami bertanya, “Karena apa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena para malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada mereka (penduduk Syam).” (HR At-Tirmidzi).Rasulullah Saw pernah bersabda: “Para nabi tinggal di Syam. Tidak ada sejengkal pun Kota Baitul Maqdis, kecuali seorang nabi atau malaikat pernah berdoa atau berdiri di sana.” (HR At-Tirmidzi).Palestina, sebagai bagian dari negeri Syam, juga terdapat Masjidil Aqsa. Masjid ini merupakan kiblat pertama kaum muslim dan tempat singgah perjalanan Isra Miraj.[]Aam Siti Fatimah, S.Kom, Ibu Rumah Tangga di Bandung Barat.

Ahlul Qiblat dan Kemuliaan Negeri Syam Jadi Sorotan dalam Kajian Persis Bogor

Bogor (SI Online) – Anggota Dewan Hisbah Pimpinan Pusat Persis Komisi Aqidah, Ustaz Teten Romly Qomaruddien, diundang oleh Pimpinan Cabang (PC) Persis Bogor Tengah untuk memberikan materi pada kajian rutin minggu kedua.Kajian rutin dengan tema “Ahlul Qiblat dan Kemuliaan Negeri Syam” tersebut digelar di Majelis Masjid Adz-Dzikraa, Mayor Oking Bogor, Ahad (10/12/2023).Ustaz Teten membuka kajiannya dengan menyoroti penurunan kondisi Zionis Israel dalam aspek ekonomi dan politik.“Berita terakhir Zionis Israel semakin terpuruk dalam segala bidang. Ekonomi jatuh dengan diboikot oleh kaum muslim dari seluruh dunia ekonomi Israel jatuh. Secara politik satu sama lain, mulai saling curiga. Kelompok agama, atau yang disebut dengan Yahudi Ortodoks mulai tersadarkan bahwa perang tidak melahirkan kebaikan,” paparnya.Lebih lanjut Ustaz teten membahas terkait pentingnya kita peduli terhadap Palestina.“Jadi pertanyaan besarnya, kenapa kita mesti peduli dengan Palestina. Karena ada kelompok-kelompok tertentu yang hari ini mengatakan, gak perlu peduli dengan Palestina. Bukan perang agama, perang teritorial. Oh tidak, para ulama mengatakan Mereka berperang, salah satunya agama. Kiblat pertama kaum muslimin. Maka ketika ditanya, kenapa kita mesti peduli. Jadi jawabannya, karena Palestina adalah jantungnya negeri Syam. Di negeri Syam ada Palestina, di Palestina ada Yerusalem, di Yerusalem ada Baitul Maqdis, di Baitul Maqdis ada Masjidil Aqsa. Masjidil Aqsa adalah kiblat pertama kaum Muslimin. Siapa yang meyakini kiblat kaum Muslimin, maka dia disebut ahlul qiblat,” ungkapnya.Lebih lanjut Ustaz Teten mengutip perkataan Imam Nawawi, terkait penjelasan tentang ahlul qiblat.“Cukup seseorang disebut ahlul qiblat, cirinya ahlul qiblat tidak akan kekal di neraka. Apa maksudnya tidak kekal di neraka. Semua kebaikan akan dihisab oleh Allah tetap jadi pahala, dinilai kebaikan. Setiap keburukan dihisab oleh Allah sebagai keburukan. Nah, ahlul qiblat tidak kekal di neraka, kata ulama ahlu sunnah wal jamaah baik kalangan ahlu hadis, ahlu fikih, ataupun ahlu usuludin. La yahkhludu minannar Kholiyan minasyukuk, selama dia tidak ragu kalau kiblatnya itu i’tiqodan jaziman diyakini sepenuh hati,” jelasnya.Selain itu, Ia juga membahas ayat Al-Qur’an yang mengacu pada negeri yang diberkahi di sekitar Baitul Maqdis sebagai bagian dari negeri Syam, yang sekarang terbagi menjadi beberapa negara besar.“Negeri yang kami berkahi Adalah negeri-negeri dalam radius Baitul Maqdis, Masjidil Aqso. Berarti, negeri mana saja. Biladu Syam, kata para ulama negeri Syam. Tapi kalau dicari sekarang, negeri syam itu mana. Sudah pecah menjadi negara-negara besar. Sekarang sudah jadi empat negara. Palestina, Lebanon, Suriah, Yordania,” tuturnya.Tak hanya itu, Ustaz Teten menegaskan pentingnya Negeri Syam dengan merujuk pada doa-doa Nabi yang mengutamakan keberkahan bagi wilayah tersebut.“Soal negeri Syam tidak diragukan lagi kemuliaannya. Nabi mendoakan khusus Negeri Syam. Allahumma bariklana fi Syamina. Ya Allah, berkahi Negeri Syam kami. Thuba lisy Syam. Bahagialah wahai penduduk Syam. Lalu sahabat bertanya, Ya Rasulallah kenapa doanya begitu. Dijawab oleh Nabi, jangan kan kita manusia. Malaikat Allah, Malaikat ar-rahman, mengepakkan sayapnya untuk mendoakan Syam,” tambahnya.Ia juga menyebut penulis yang merangkum keutamaan Negeri Syam, merujuk pada kitab yang mengumpulkan riwayat-riwayat sahih tentang negeri tersebut.“Oleh karena itu, Muhammad Shalih Al-Munajjid menulis kitab khusus ,Thuubaa Lisy Syam, dikumpulkan riwayat-riwayat yang sahih tentang keutamaan negeri Syam. Negeri Syam adalah negeri dimana para Nabi dan Rosul pernah singgah di sana. Maka Negeri Syam disebut, Biladul anbiya Wa Rusul. Negeri yang pernah transit para sahabat maka disebut Biladu Sahabat. Di samping itu, para ulama besar dunia dari berbagai macam disiplin ilmu tafaqquh fiddien lahir di negeri itu. Ibnu Taimiyah lahir di sana, imam Ibnu Qoyyim lahir di sana, imam Ibnu Katsir lahir di sana. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali hidup di sana. Imam As-Syafi’i lahir disana, kampung halamannya memang benar-benar putra Gaza,” tambahnya.Penutupnya, Ustaz Teten menyatakan bahwa para ulama menegaskan menjadi ahlul qiblat tidak hanya soal kepatuhan pada Allah, tetapi juga tentang keyakinan tanpa ragu terhadap kiblat dalam ibadah.“Kata para ulama untuk diakui menjadi ahlul qiblat, jangankan orang ini patuh taat betul pada Allah dan rasul-Nya. Ibadah sempurna, ilmu sempurna. tidak sempurna sekalipun, meyakini bahwa kiblatnya adalah titik fokus dalam ibadah pokoknya. Dia mengucapkan dua kalimat syahadat dan tidak keluar dari dua kalimat syahadat itu, dia ahlul qiblat,” tandasnya.rep: fuad