Tag:
syahid
Islampos.com
Kecelakaan Lalu Meninggal, Termasuk Mati Syahid?
UMAT Islam pasti tahu apa itu mati syahid. Kematian yang paling diidam-idamkan karena memiliki keutamaan yang sangat tinggi di sisi Allah SWT. Wafat sebagai syuhada adalah sebuah cita-cita yang luhur.Nabi Muhammad SAW bersabda, “Orang yang mati syahid di sisi Allah mempunyai enam keutamaan, (yakni) dosanya akan diampuni sejak awal kematiannya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dijaga dari siksa kubur, diberi keamanan dari ketakutan yang besar saat dibangkitkan dari kubur, diberi mahkota kemuliaan–yang satu permata darinya lebih baik daripada dunia seisinya–dinikahkan dengan 72 bidadari; dan diberi hak untuk memberi syafaat kepada 70 orang dari keluarganya” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).BACA JUGA: Saat Pembaharu Syahid di Tengah Puncak KezalimanApakah orang Mukmin yang mengalami kecelakaan dan wafat termasuk syuhada? Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, terdapat sebuah hadis dalam kitab Shahih Muslim yang berkaitan dengan soal ini.Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apa yang dimaksud orang yang mati syahid di antara kalian?”Para sahabat pun menjawab, “Wahai Rasulullah, orang yang meninggal di jalan Allah itulah orang yang mati syahid.”“Kalau begitu,” timpal Rasulullah SAW, “sedikit sekali jumlah umatku yang mati syahid.”Para sahabat bertanya, “Lantas, siapakah mereka, wahai Rasulullah?”Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa terbunuh di jalan Allah, maka dialah syahid; dan barangsiapa yang mati di jalan Allah, juga syahid. Barangsiapa yang mati karena penyakit kolera, juga syahid. Barangsiapa yang mati karena sakit perut, juga syahid.”Menanggapi hadis ini, Ibnu Miqsam berkata, “Saya bersaksi mengenai hadis ini, bahwa Nabi SAW juga berkata, ‘Orang yang meninggal karena tenggelam juga syahid.'”Dalam Sunan an-Nasa’i, terdapat hadis lain.Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memberikan pahala kepadanya sesuai niatnya, apa yang kalian ketahui tentang mati syahid?”Mereka (para sahabat) berkata, “Berperang di jalan Allah Azza wa Jalla.”Rasulullah bersabda, “Mati syahid ada tujuh macam, selain berperang di jalan Allah, (yakni) orang yang meninggal karena penyakit tha’un (wabah pes) adalah syahid; orang yang meninggal karena sakit perut adalah syahid; orang yang meninggal tenggelam adalah syahid; orang yang meninggal tertimpa benda keras adalah syahid; orang yang meninggal karena penyakit pleuritis adalah syahid; orang yang mati terbakar adalah syahid; dan seorang ibu yang meninggal karena hamil adalah syahid.”BACA JUGA: Apakah Semua yang Meninggal Tenggelam Dihukumi Syahid?Dengan demikian, orang yang wafat akibat kecelakaan dapat dikategorikan syuhada. Termasuk di antaranya adalah yang meninggal lantaran tenggelam sesudah perahunya karam dan orang tertimpa reruntuhan akibat gempa bumi.Yang patut digarisbawahi, status syuhada itu pun bergantung pada kasus si korban. Apabila korban memang sejak awal mengabaikan faktor keselamatan, ia belum tentu syahid saat meninggal usai kecelakaan.Dalam Nihayatuz Zain, Syekh Nawawi al-Bantani menjelaskan, “Orang yang tenggelam disebabkan naik perahu di saat angin ribut; orang yang tenggelam dengan cara seperti ini bukan termasuk syahid.” []SUMBER: REPUBLIKA
Hidayatullah.com
Ismail Haniyah dan Musibah Umat
Para pejuang pembebasan Palestina dan Masjid A-Aqsha satu-satunya yang saat ini berada di garis dengan menjaga marwah umat Islam se-dunia, syahidnya Ismail Haniya juga musibahOleh: Yusuf Habibi Harahap
Hidayatullah.com | DI TENGAH Hiruk pikuk kehadiran jenazah Ismail di Doha Qatar, kita disuguhkan satu pemandangan yang menggembirakan. Di saat absennya banyak pemimpin dunia Islam, khususnya negara-negara Arab, para tokoh ulama dan cendikiawan Islam hadir di barisan; memberikan pesan persatuan kepada umat.
Dalam sebuah postingan Instagram milik anaknya, Abu Ishaq al-Huwaini, salah seorang tokoh salafi Mesir hadir di momen duka itu. Ia hadir di barisan terdepan sesaat sebelum diadakannya shalat jenazah untuk Ismail Haniyah di masjid Syaikh Abdul Wahhab di Doha.
Di foto itu, ia hadir dan duduk bersama dengan tokoh ulama lainnya, yang mungkin berbeda secara warna dan mazhab pemahamannya, seperti Syaikh Muhammad Hasan ad-Didu, Ketua Organisasi Perhimpunan Ulama Islam asal Mauritania dan juga Syaikh Isham al-Bashir, Ketua Perhimpunan Ulama Islam se-Dunia dari Sudan.
Syarat Wajib
Persatuan para ulama di tengah perbedaan adalah suatu keharusan. Fanatisme hanya akan melahirkan perpecahan di tengah-tengah umat. Hal ini menjadi pemandangan yang umum di generasi sebelum penaklukan Shalahuddin al-Ayyubi – saat dimana Islam seperti potongan kue yang tercabik-cabik.
Dan sejatinya, fanatisme menurut Dr. Majid ‘Irsan al-Kilabi dalam Model Kebangkitan Umat Islam dapat terulang pada setiap masa selama mazhabisme atau komunalisme tersebar luas, juga selama pelajar-pelajar yang ‘bodoh’ menggantikan posisi pelajar-pelajar yang ‘jenius’ dalam berbagai bidang studi Islam.
Di saat itulah pemikiran Islam terjerembab ke dalam kubangan eksklusivitas, jumud, dan ekstrem. Ia terus berjalan tanpa disertai daya intelektual yang jernih, lalu menjadi kebijakan-kebijakan yang berpengaruh terhadap bidang politik, sosial dan budaya.
Perpecahan di antara ulama bukan hanya mendatangkan mudharat di antara mereka, tetapi juga masyarakat luas yang diawali dengan perselisihan dan pertengkaran di antara murid.
Hal ini kemudian turun di lapisan bawah yang membuat masalah semakin runcing. Perdebatan demi perdebatan yang tak berujung hanya akan melalaikan umat untuk memikirkan hal-hal penting dan yang membangun.
Lihatlah bagaimana kemudian, seorang dai dengan mudahnya memposting rasa suka citanya dengan kabar wafatnya Ismail Haniyah. Hal ini ia lakukan di saat mayoritas umat Islam sedang berduka.
Sikap Fanatisme
Pola mazhabisme-komunalisme ini ungkap Dr. Majid Irsan al-Kilani merasuk ke dalam kehidupan para pelajar, merusak keutuhan hubungan mereka, dan membiasakan mereka terlibat perselisihan dan pertikaian yang biasa terjadi di kalangan masyarakat awam.
Bahkan, parahnya lagi, hal ini mengakibatkan timbulnya perilaku menyimpang dan sentimen kedaerahan di antara pelajar.
Di dalam Al-Qur’an dengan gamblang Allah mengingatkan umat terbaik ini bahwa persatuan adalah syarat wajib untuk sebuah kemenangan dan perpecahan hanya akan menjauhkan pertolongan Allah.
وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُوا۟ فَتَفْشَلُوا۟ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS: Al-Anfal: 46)
Meninggalknya Ismail Haniyah adalah sebuah musibah umat. Sebab kita kehilangan mujahid terbaik.
Faktanya, para pejuang pembebasan Palestina dan Masjid A-Aqsha-lah yang kini berada di garis dengan menjaga marwah umat Islam sedunia.
Hal ini diakui lembaga keilmuan Islam ternama di dunia, Al-Azhar Syarif. Dalam sebuah pernyataan resmi, Al-Azhar bangga dan memuji upaya perlawanan para pejuang dan rakyat Palestina pada 7 Oktober 2023.
“Al Azhar menyampaikan respek atas ketabahan rakyat Palestina yang membanggakan dan berdoa kepada Allah agar memberikan keteguhan kepada mereka dalam menghadapi tirani Zionis dan sikap diam yang memalukan dari negara-negara terhadap Palestina dari komunitas internasional,” demikian lansir Al-Azhar.
Bahkan anggota Kibar Ulama Al-Azhar, Mesir Syeikh Ali Jumah tak segan menyebut dirinya bersama Hamas, gerakan perlawanan Islam Palestina yang dituduh oleh Barat sebagai teroris.
“Iya benar, saya bersama Hamas sekarang. Saya bersama Hamas. Dan wajib semua orang bersama Hamas. Tapi tidak dengan pemikiran Ikhwani,” kata Syekh Ali Jum’ah dalam acara yang disiarkan televisi.
Hal ini adalah wajar. Ismail Haniyah adalah wajah utama kelompok perlawanan Hamas dan Jalur Gaza. Sebagai Kepala Biro Politik, ia salah satu penentu kebijakan kelompok perjuangan ini.
Ia juga sosok paling diburu oleh Amereka dan antek-anteknya terutama Zionis Israel. Selain dia, Yahya Sinwar, pemimpin tertinggi Hamas lain juga jadi buruan.
Haniyah syahid dalam sebuah serangan di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024) ketika hendak menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Kekhawatiran akan terpecahnya persatuan umat atau melemahnya semangat perjuangan mereka mungkin saja terjadi. Dan untuk mengantisipasi hal ini, perlu ada antisipasi dari barisan para ulama.
Mereka perlu hadir ke depan menampilkan satu semangat perjuangan yang sama. Corak-corak perbedaan perlu disimpan sejenak dan diganti dengan suara-suara persatuan, demi tegaknya kalimat Allah dan hilangnya penjajahan atas simbol umat Islam, Masjid al-Aqsha.
Persatuan itu, menurut Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, tidak akan terwujud kecuali dilandasi atas ketaatan dan ibadah yang murni kepada Allah dan Rasul-Nya. Hasil dari persatuan adalah rahmat Allah dan keridaan-Nya, dan tentunya kebahagian dunia dan akhirat.
Setelah perginya Ismail Haniyah, kita tidak boleh kalah sebelum berperang. Umat harus tetap optimis dengan kemenangan yang sudah dijanjikan Allah untuk mereka.
Untuk mengangkat moral dan sikap ini, ulama punya tanggung jawab untuk menyuarakan dan mencotohkannya. Dan persatuan di antara mereka adalah contoh utama.
Jika ulama bersatu, umat akan bersatu. Persatuan umat yang benar akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang baik.
“Patah tumbuh hilang berganti,” begitulah idealnya dalam perjuangan. Sebelum patah sudah berganti. Itu yang kita harapkan. Wallahu’alam bis as-shawab.*
Guru di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, Medan
Hidayatullah.com
Ulama Rujukan Salafi Mesir Berdoa agar Ismail Haniyah Memperoleh Pahala Kesyahidan
Hidayatullah.com—Syeikh Musthafa Al-Adawi, salah satu rujukan komunitas Salafi Mesir berdoa agar Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Ismail Haniyah yang ditembak agen ‘Israel’ memperoleh kesyahidan sebagaimana yang diharapkan.“Kita tidak bisa memutuskan seseorang itu di surge atau neraka. Akan tetap apa yang kelihatan sebagai manusia tentang agama, insya Allah, Allah tak akan menyia-nyiakan amalanya,” ujar Syeikh Musthafa Al-Adawi, dalam salah satu kanal YouTube Fatawa Al Syaikh, hari Ahad, (4/8/2024).[embedded content]Menurutnya, Allah Subhanahu Wata’ala tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang berjuang di Jalan Allah. “Demikian juga yang terbunuh di jalan Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan perbuatanya,” pria yang pernah belajar di ulama Salafi Yaman, Syeikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’I ini.
“Kita berdoa agar Allah menjadikan Ismail Haniyah memperoleh kesyahidan,” ujar penulis buku al Jami’ li Ahkam al Nisa’ (Buku Lengkap Tentang Hukum-Hukum Seputar Wanita) ini.
Sebelumnya, Al-Adawi, sempat memberikan pernyataan tegas dukungan kelompok perjuangan pembebasan Palestina dan Gaza dalam “Operasi Taufan Al-Aqsha”.من بين المشاركين في جنازة الشهيد إسماعيل هنية بالأمس العلاّمة المحدث الشيخ أبو إسحاق الحويني، وهو من كبار علماء أهل السنة في السيرة النبوية.و الشيخ محمد الحسن ولد الددو الشنقيطي وهو من كبار علماء أهل السنة في الفقه والعلوم الإسلامية pic.twitter.com/KOr1CQQ33h— وكالة شهاب | عاجل (@ShehabBreaking) August 3, 2024Menurutnya, kemapuan kelompok pembebasan Palestina dan Masjid Al-Aqsha merupakan bentuk kemenangan orang yang terdzalimi.
“Hari ini telah memberikan kegembiraan kepada kita dari kelompok ini, yang mana kita menilai dan Allah juga menilai mereka sebagai orang yang beriman.” Ia kembali menegaskan,” ujarnya disampaikan dalam video yang berjudul “Pesan Syeikh kepada Gaza dan di Chanel YouTube Al-Tarifi, Al-Adawi, wa Al-Alwan.
“Hari ini telah memberikan kegembiraan kepada kita dari kelompok ini, yang mana kita menilai dan Allah juga menilai mereka sebagai orang yang beriman.” Ia kembali menegaskan,” ujarnya dalam tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah, telah dibunuh agen ‘Israel’ di Teheran, dalam sebuah serangan roket hari Kamis, (31/7/2024).
Menurut TRT World roket menghantam tempat tinggal Ismail Haniyah yang akan menghadiri pelantikan Presiden Iran terpilih.
Namun dalam rilis terbaru, Iran mengatakan, bahwa Ismail Haniyah syahid akibat “proyektil jarak pendek dengan hulu ledak seberat sekitar 7 kilogram” demikian menurut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran. Menurut IRGC pembunuhan Ismail Haniyah merupakan “hasil rancangan dan pelakunya Israel dengan dukungan AS.”*
Hidayatullah.com
Sudah 80 Keluarga Ismail Haniyah Syahid Mempertahan Kemerdekaan Palestina
Hidaytatullah.com—Warga Gaza, Palestina berduka akibat syahidnya Kepala Biro Politik Gerakan Pejuang Palestina Islam (Hamas) Ismail Haniyah. Untuk diketahui, sebagai bagian dari upaya penjajah Israel menggagalkan pejuang Palestina dan rakyat Palestina, Zionis telah menargetkan semua kelompok di lingkaran pemimpin pejuang Palestina, termasuk anak-anak, cucu, dan kerabat.Pemimpin Hamas Taher al-Nunu mengatakan hari Selasa bahwa penjajah yang telah menargetkan keluarga Ismail Haniyah, dan warga sipil sebagai bukti kegagalan mereka mencapai tujuan penjajahan.
Al-Nunu menekankan dalam pernyataannya kepada Al Jazeera Mubasher bahwa kejahatan penjajha terhadap keluarga pemimpin Hamas dan kelompok pembebasan Palestina tidak akan menyurutkan perjuangan membebaskan Palestina dan Masjid Al-Aqsha.
Al-Nunu mengatkan, menghancurkan kelompok pejuang selalu ada dalam pikiran para pemimpin penjajha (Israel).
Menurut Nunu, sampai hari ini, sudah 80 orang keluarga Haniyah syahid, semuanya warga sipil. Namun cataan Al-Jazeerah ada sekitar 19 orang syahid.
Sekitar 30 orang, termasuk Zahr Haniyah, saudara perempuan Ismail Haniyah, syahid hari Selasa, akibat roket ‘Israel yang menyasar berbagai wilayah Jalur Gaza pada malam hari.
Pada hari ke 263 agresi “Israel” terhadap Gaza, penjajahan telah menargetkan Rafah bagian barat dengan serangan udara, tembakan artileri, dan tembakan tank. Mereka juga melancarkan serangan terhadap dua sekolah penampungan milik Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Kamp Syati’, di lingkungan Al-Daraj, dan Al-Shujaiyah di Kota Gaza, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Inilah 10 Keluarga Haniyah yang Syahid
Di antara mereka saudara perempuan Ismail Haniyah yang syahid dalam pemboman Israel yang menargetkan rumah mereka di Kamp Syati’, sebelah barat Gaza, tadi malam, dan penjajah mengakui serangan tersebut.
Media local Palestina memberitakan banyak anggota keluarga Haniyah yang berada di dalam rumah tersebut masih tertimbun reruntuhan, dan membenarkan bahwa sebagian besar syahid yang tewas dalam serangan tentara Zionis adalah perempuan.
Sumber-sumber media lokal melaporkan bahwa upaya untuk mencari korban selamat terus berlanjut, yang menunjukkan bahwa jumlah syuhada dalam serangan yang menargetkan rumah Haniyah kemungkinan akan meningkat.
Para syuhada keluarga Haniyah yang syahid termasuk saudara perempuannya: Zahr Abdel Salam Haniyah, Umm Nahed, Nahed Ghazi Haniyah dan istrinya Iman Ahmed Haniyah, Muhammad Nahed Haniyah, dan Ismail Nahed Haniyah.
Juga Moamen Nahed Haniyah, Zahr Nahed Haniyah, Shahad Nahed Haniyah, dan Amal Nahed Haniyah (dan beberapa di antaranya masih berada di bawah reruntuhan).
Anak cucuk Ismail Haniyah yang syahid; Hazem, Amir, dan Muhammad
Hazem, Amir, dan Muhammad
Pada tanggal 10 April 2024, 3 putra Ismail Haniyah juga telah syahid, bersama dengan 4 cucunya. Penjajah ‘Israel’ menargetkan kendaraan mereka saat dalam perjalanan menuju rumah mereka di Kamp Syati’ di Jalur Gaza utara.
Yang syahid dari keluarga Haniyah dalam peristiwa ini adalah 3 orang putranya dan 4 orang cucunya, yaitu: (Hazem Ismail Haniyah), putrinya Amal, (Amir Ismail Haniyah), putranya Khaled, dan putrinya Razan, selain (Muhammad Ismail Haniyah), dan putrinya Malak terluka.
Menyusul penargetan tersebut, kantor media pemerintah di Gaza mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa tentara penjajahan “Israel” melakukan pembantaian terhadap keluarga Haniyah, pada sore hari pertama Idul Fitri.
Media tersebut mengkonfirmasi bahwa penjajah melakukan pembantaian ini saat keluarga Haniyah sedang rihlah (tur), termasuk kunjungan silaturahmi Idul Fitri, dan menekankan bahwa kejahatan tersebut terjadi sebagai kelanjutan dari serangkaian kejahatan penjajahan yang sedang berlangsung terhadap warga sipil, anak-anak dan perempuan, meskipun ada kejahatan yang dilakukan oleh penjajah saat suasana sacral, Hari Raya Idul Fitri.
Haniyah menerima berita kesyahidan putra dan cucunya saat sebuah rumah sakit yang menampung korban serangan ‘Israel’ di ibu kota Qatar, Doha.
Cucu Perempuan Haniyah
Pada tanggal 11 November 2023, sebagai bagian dari serangkaian pembantaian yang sedang berlangsung, Ruaa Hammam Ismail Haniyah, cucu perempuan Ismail Haniyah lainnya. Ruaa saat itu berstatus calon dokter dari Universitas Islam di Gaza.
Badan Pers Palestina melaporkan bahwa Ruaa Hammam syahid dalam pemboman Israel di Jalur Gaza.
Cucu Tertua
Media Palestina juga merilis, pada 21 November 2023, cucu tertua Ismail Haniyah syahid bersama putrinya dalam aksi bom.
Seorang anggota keluarga kepala biro politik Hamas mengungkapkan, dalam sebuah wawancara bahwa cucu tertua Ismail Haniyah, yang juga seorang jurnalis, Jamal Muhammad Haniyah, syahid dalam pemboman ‘Israel’ terhadap rumah mertuanya, tempat ia bersama istrinya tinggal.
Ia mengatakan, Jamal Haniyah saat itu sedang bersama istrinya di rumah mertuanya. Saat rumah tersebut dibom tentara penjajah, ia dan adik iparnya syahid, sedangkan istrinya terluka dan kondisinya stabil.
Hingga hari ini, agresi ‘Israel’ di Jalur Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober meningkat menjadi 37.626 orang syahid dan 86,98 orang luka-luka, yang sebagian besar adalah anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia.
Sebelum syahid, Ismail Haniyah sempat mengeluarkan pernyataan, menekankan bahwa menargetkan anak-anak para pemimpin (Hamas) dan keluarga mereka akan membuat para pejuang Palestina semakin berkomitmen menjaga tanah air mereka.
“Siapapun yang berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya selama negosiasi dan sebelum mencapai kesepakatan dan berharap Hamas akan mundur dari tuntutannya adalah sebuah delusi,” ujarnya.*
Hidayatullah.com
Sudah 80 Keluarga Ismail Haniyah Syahid Mempertahan Palestina
Hidayatullah.com—Warga Gaza, Palestina berduka akibat syahidnya Kepala Biro Politik Gerakan Pejuang Palestina Islam (Hamas) Ismail Haniyah. Untuk diketahui, sebagai bagian dari upaya penjajah Israel menggagalkan pejuang Palestina dan rakyat Palestina, Zionis telah menargetkan semua kelompok di lingkaran pemimpin pejuang Palestina, termasuk anak-anak, cucu, dan kerabat.Pemimpin Hamas Taher al-Nunu mengatakan hari Selasa bahwa penjajah yang telah menargetkan keluarga Ismail Haniyah, dan warga sipil sebagai bukti kegagalan mereka mencapai tujuan penjajahan.
Al-Nunu menekankan dalam pernyataannya kepada Al Jazeera Mubasher bahwa kejahatan penjajha terhadap keluarga pemimpin Hamas dan kelompok pembebasan Palestina tidak akan menyurutkan perjuangan membebaskan Palestina dan Masjid Al-Aqsha.
Al-Nunu mengatkan, menghancurkan kelompok pejuang selalu ada dalam pikiran para pemimpin penjajha (Israel).
Menurut Nunu, sampai hari ini, sudah 80 orang keluarga Haniyah syahid, semuanya warga sipil. Namun cataan Al-Jazeerah ada sekitar 19 orang syahid.
Sekitar 30 orang, termasuk Zahr Haniyah, saudara perempuan Ismail Haniyah, syahid hari Selasa, akibat roket ‘Israel yang menyasar berbagai wilayah Jalur Gaza pada malam hari.
Pada hari ke 263 agresi “Israel” terhadap Gaza, penjajahan telah menargetkan Rafah bagian barat dengan serangan udara, tembakan artileri, dan tembakan tank. Mereka juga melancarkan serangan terhadap dua sekolah penampungan milik Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Kamp Syati’, di lingkungan Al-Daraj, dan Al-Shujaiyah di Kota Gaza, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Inilah 10 Keluarga Haniyah yang Syahid
Di antara mereka saudara perempuan Ismail Haniyah yang syahid dalam pemboman Israel yang menargetkan rumah mereka di Kamp Syati’, sebelah barat Gaza, tadi malam, dan penjajah mengakui serangan tersebut.
Media local Palestina memberitakan banyak anggota keluarga Haniyah yang berada di dalam rumah tersebut masih tertimbun reruntuhan, dan membenarkan bahwa sebagian besar syahid yang tewas dalam serangan tentara Zionis adalah perempuan.
Sumber-sumber media lokal melaporkan bahwa upaya untuk mencari korban selamat terus berlanjut, yang menunjukkan bahwa jumlah syuhada dalam serangan yang menargetkan rumah Haniyah kemungkinan akan meningkat.
Para syuhada keluarga Haniyah yang syahid termasuk saudara perempuannya: Zahr Abdel Salam Haniyah, Umm Nahed, Nahed Ghazi Haniyah dan istrinya Iman Ahmed Haniyah, Muhammad Nahed Haniyah, dan Ismail Nahed Haniyah.
Juga Moamen Nahed Haniyah, Zahr Nahed Haniyah, Shahad Nahed Haniyah, dan Amal Nahed Haniyah (dan beberapa di antaranya masih berada di bawah reruntuhan).
Anak cucuk Ismail Haniyah yang syahid; Hazem, Amir, dan Muhammad
Hazem, Amir, dan Muhammad
Pada tanggal 10 April 2024, 3 putra Ismail Haniyah juga telah syahid, bersama dengan 4 cucunya. Penjajah ‘Israel’ menargetkan kendaraan mereka saat dalam perjalanan menuju rumah mereka di Kamp Syati’ di Jalur Gaza utara.
Yang syahid dari keluarga Haniyah dalam peristiwa ini adalah 3 orang putranya dan 4 orang cucunya, yaitu: (Hazem Ismail Haniyah), putrinya Amal, (Amir Ismail Haniyah), putranya Khaled, dan putrinya Razan, selain (Muhammad Ismail Haniyah), dan putrinya Malak terluka.
Menyusul penargetan tersebut, kantor media pemerintah di Gaza mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa tentara penjajahan “Israel” melakukan pembantaian terhadap keluarga Haniyah, pada sore hari pertama Idul Fitri.
Media tersebut mengkonfirmasi bahwa penjajah melakukan pembantaian ini saat keluarga Haniyah sedang rihlah (tur), termasuk kunjungan silaturahmi Idul Fitri, dan menekankan bahwa kejahatan tersebut terjadi sebagai kelanjutan dari serangkaian kejahatan penjajahan yang sedang berlangsung terhadap warga sipil, anak-anak dan perempuan, meskipun ada kejahatan yang dilakukan oleh penjajah saat suasana sacral, Hari Raya Idul Fitri.
Haniyah menerima berita kesyahidan putra dan cucunya saat sebuah rumah sakit yang menampung korban serangan ‘Israel’ di ibu kota Qatar, Doha.
Cucu Perempuan Haniyah
Pada tanggal 11 November 2023, sebagai bagian dari serangkaian pembantaian yang sedang berlangsung, Ruaa Hammam Ismail Haniyah, cucu perempuan Ismail Haniyah lainnya. Ruaa saat itu berstatus calon dokter dari Universitas Islam di Gaza.
Badan Pers Palestina melaporkan bahwa Ruaa Hammam syahid dalam pemboman Israel di Jalur Gaza.
Cucu Tertua
Media Palestina juga merilis, pada 21 November 2023, cucu tertua Ismail Haniyah syahid bersama putrinya dalam aksi bom.
Seorang anggota keluarga kepala biro politik Hamas mengungkapkan, dalam sebuah wawancara bahwa cucu tertua Ismail Haniyah, yang juga seorang jurnalis, Jamal Muhammad Haniyah, syahid dalam pemboman ‘Israel’ terhadap rumah mertuanya, tempat ia bersama istrinya tinggal.
Ia mengatakan, Jamal Haniyah saat itu sedang bersama istrinya di rumah mertuanya. Saat rumah tersebut dibom tentara penjajah, ia dan adik iparnya syahid, sedangkan istrinya terluka dan kondisinya stabil.
Hingga hari ini, agresi ‘Israel’ di Jalur Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober meningkat menjadi 37.626 orang syahid dan 86,98 orang luka-luka, yang sebagian besar adalah anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia.
Sebelum syahid, Ismail Haniyah sempat mengeluarkan pernyataan, menekankan bahwa menargetkan anak-anak para pemimpin (Hamas) dan keluarga mereka akan membuat para pejuang Palestina semakin berkomitmen menjaga tanah air mereka.
“Siapapun yang berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya selama negosiasi dan sebelum mencapai kesepakatan dan berharap Hamas akan mundur dari tuntutannya adalah sebuah delusi,” ujarnya.*
Hidayatullah.com
Sudah 80 Keluarga Ismail Haniyah Syahid Mempertahankan Palestina
Hidayatullah.com—Warga Gaza, Palestina berduka akibat syahidnya Kepala Biro Politik Gerakan Pejuang Palestina Islam (Hamas) Ismail Haniyah. Untuk diketahui, sebagai bagian dari upaya penjajah Israel menggagalkan pejuang Palestina dan rakyat Palestina, Zionis telah menargetkan semua kelompok di lingkaran pemimpin pejuang Palestina, termasuk anak-anak, cucu, dan kerabat.Pemimpin Hamas Taher al-Nunu mengatakan hari Selasa bahwa penjajah yang telah menargetkan keluarga Ismail Haniyah, dan warga sipil sebagai bukti kegagalan mereka mencapai tujuan penjajahan.
Al-Nunu menekankan dalam pernyataannya kepada Al Jazeera Mubasher bahwa kejahatan penjajha terhadap keluarga pemimpin Hamas dan kelompok pembebasan Palestina tidak akan menyurutkan perjuangan membebaskan Palestina dan Masjid Al-Aqsha.
Al-Nunu mengatkan, menghancurkan kelompok pejuang selalu ada dalam pikiran para pemimpin penjajha (Israel).
Menurut Nunu, sampai hari ini, sudah 80 orang keluarga Haniyah syahid, semuanya warga sipil. Namun cataan Al-Jazeerah ada sekitar 19 orang syahid.
Sekitar 30 orang, termasuk Zahr Haniyah, saudara perempuan Ismail Haniyah, syahid hari Selasa, akibat roket ‘Israel yang menyasar berbagai wilayah Jalur Gaza pada malam hari.
Pada hari ke 263 agresi “Israel” terhadap Gaza, penjajahan telah menargetkan Rafah bagian barat dengan serangan udara, tembakan artileri, dan tembakan tank. Mereka juga melancarkan serangan terhadap dua sekolah penampungan milik Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Kamp Syati’, di lingkungan Al-Daraj, dan Al-Shujaiyah di Kota Gaza, menyebabkan korban jiwa dan luka-luka, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Inilah 10 Keluarga Haniyah yang Syahid
Di antara mereka saudara perempuan Ismail Haniyah yang syahid dalam pemboman Israel yang menargetkan rumah mereka di Kamp Syati’, sebelah barat Gaza, tadi malam, dan penjajah mengakui serangan tersebut.
Media local Palestina memberitakan banyak anggota keluarga Haniyah yang berada di dalam rumah tersebut masih tertimbun reruntuhan, dan membenarkan bahwa sebagian besar syahid yang tewas dalam serangan tentara Zionis adalah perempuan.
Sumber-sumber media lokal melaporkan bahwa upaya untuk mencari korban selamat terus berlanjut, yang menunjukkan bahwa jumlah syuhada dalam serangan yang menargetkan rumah Haniyah kemungkinan akan meningkat.
Para syuhada keluarga Haniyah yang syahid termasuk saudara perempuannya: Zahr Abdel Salam Haniyah, Umm Nahed, Nahed Ghazi Haniyah dan istrinya Iman Ahmed Haniyah, Muhammad Nahed Haniyah, dan Ismail Nahed Haniyah.
Juga Moamen Nahed Haniyah, Zahr Nahed Haniyah, Shahad Nahed Haniyah, dan Amal Nahed Haniyah (dan beberapa di antaranya masih berada di bawah reruntuhan).
Anak cucuk Ismail Haniyah yang syahid; Hazem, Amir, dan Muhammad
Hazem, Amir, dan Muhammad
Pada tanggal 10 April 2024, 3 putra Ismail Haniyah juga telah syahid, bersama dengan 4 cucunya. Penjajah ‘Israel’ menargetkan kendaraan mereka saat dalam perjalanan menuju rumah mereka di Kamp Syati’ di Jalur Gaza utara.
Yang syahid dari keluarga Haniyah dalam peristiwa ini adalah 3 orang putranya dan 4 orang cucunya, yaitu: (Hazem Ismail Haniyah), putrinya Amal, (Amir Ismail Haniyah), putranya Khaled, dan putrinya Razan, selain (Muhammad Ismail Haniyah), dan putrinya Malak terluka.
Menyusul penargetan tersebut, kantor media pemerintah di Gaza mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi bahwa tentara penjajahan “Israel” melakukan pembantaian terhadap keluarga Haniyah, pada sore hari pertama Idul Fitri.
Media tersebut mengkonfirmasi bahwa penjajah melakukan pembantaian ini saat keluarga Haniyah sedang rihlah (tur), termasuk kunjungan silaturahmi Idul Fitri, dan menekankan bahwa kejahatan tersebut terjadi sebagai kelanjutan dari serangkaian kejahatan penjajahan yang sedang berlangsung terhadap warga sipil, anak-anak dan perempuan, meskipun ada kejahatan yang dilakukan oleh penjajah saat suasana sacral, Hari Raya Idul Fitri.
Haniyah menerima berita kesyahidan putra dan cucunya saat sebuah rumah sakit yang menampung korban serangan ‘Israel’ di ibu kota Qatar, Doha.
Cucu Perempuan Haniyah
Pada tanggal 11 November 2023, sebagai bagian dari serangkaian pembantaian yang sedang berlangsung, Ruaa Hammam Ismail Haniyah, cucu perempuan Ismail Haniyah lainnya. Ruaa saat itu berstatus calon dokter dari Universitas Islam di Gaza.
Badan Pers Palestina melaporkan bahwa Ruaa Hammam syahid dalam pemboman Israel di Jalur Gaza.
Cucu Tertua
Media Palestina juga merilis, pada 21 November 2023, cucu tertua Ismail Haniyah syahid bersama putrinya dalam aksi bom.
Seorang anggota keluarga kepala biro politik Hamas mengungkapkan, dalam sebuah wawancara bahwa cucu tertua Ismail Haniyah, yang juga seorang jurnalis, Jamal Muhammad Haniyah, syahid dalam pemboman ‘Israel’ terhadap rumah mertuanya, tempat ia bersama istrinya tinggal.
Ia mengatakan, Jamal Haniyah saat itu sedang bersama istrinya di rumah mertuanya. Saat rumah tersebut dibom tentara penjajah, ia dan adik iparnya syahid, sedangkan istrinya terluka dan kondisinya stabil.
Hingga hari ini, agresi ‘Israel’ di Jalur Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober meningkat menjadi 37.626 orang syahid dan 86,98 orang luka-luka, yang sebagian besar adalah anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia.
Sebelum syahid, Ismail Haniyah sempat mengeluarkan pernyataan, menekankan bahwa menargetkan anak-anak para pemimpin (Hamas) dan keluarga mereka akan membuat para pejuang Palestina semakin berkomitmen menjaga tanah air mereka.
“Siapapun yang berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya selama negosiasi dan sebelum mencapai kesepakatan dan berharap Hamas akan mundur dari tuntutannya adalah sebuah delusi,” ujarnya.*
Hidayatullah.com
Ismail Haniyah akan Dimakamkan di Qatar
Hidayatullah.com—Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah yang syahid dalam serangan udara hari ini akan dimakamkan di Qatar, Anadolu Agency melaporkan hari Rabu berdasarkan sumber yang terkait dengan gerakan perjuangan pembebasan Palestina merdeka.Diskusi antara Hamas dan pejabat Iran mengenai rencana pemakaman Haniyah yang akan diadakan di Teheran sedang berlangsung dan dia akan dimakamkan di ibu kota Qatar, Doha, menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Anadolu.
Sejauh ini Iran, Hamas, dan Qatar belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai tempat peristirahatan terakhir Haniyah.
Sebelumnya, media Iran melaporkan bahwa Haniyah tewas dalam serangan udara yang menargetkan kediamannya di Teheran utara sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
Serangan tersebut dilaporkan terjadi di sebuah wisma veteran perang yang dikelola oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Haniyah berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran.
Hamas mengeluarkan pernyataan yang bersumpah akan membalas pembunuhan pemimpinnya yang dikatakan tewas di Teheran dalam serangan “pengkhianatan Zionis.”
Al Jazeera melaporkan Ismail Haniyah syahid akibat tembakan rudal udara yang menargetkan ‘kediamannya’ di Iran.
Kediamannya merupakan kediaman khusus para veteran militer yang terletak di utara Teheran dan terjadi sekitar pukul 02.00 waktu setempat (22.30 GMT pada hari Selasa).
‘Israel’ masih bungkam atas kematian ini dan media melaporkan bahwa kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menginstruksikan para menteri kabinet untuk tidak berkomentar.*
Mediaislam.id
Keluarga Ismail Haniyeh Syahid Akibat Serangan Udara Israel di Gaza
Gaza (MediaIslam.id)- Anggota keluarga pemimpin kelompok pejuang Palestina Hamas, Ismail Haniyeh, termasuk saudara perempuannya, gugur akibat serangan udara Israel di rumah mereka di Kota Gaza barat pada Selasa (25/06) lalu.
Menurut sumber tenaga medis, setidaknya 10 orang dari keluarga Haniyeh syahid dalam serangan udara Israel di rumah mereka di kamp pengungsi Beach, sebelah barat Kota Gaza.
Baca juga: Penjajah Israel Bunuh Anak dan Cucu Pemimpin Hamas Ismail Haniyah
Sebelumnya, pada 10 April lalu, Haniyeh telah kehilangan tiga putranya dalam serangan udara Israel di mobil mereka di kamp Beach.
Serangan udara Israel lainnya menargetkan dua sekolah yang digunakan sebagai tempat berlindung warga di lingkungan Al-Daraj, timur Kota Gaza, dan di kamp pengungsi Beach, menyebabkan sejumlah korban jiwa.
Otoritas kesehatan belum mengkonfirmasi jumlah korban tewas dan terluka dalam serangan tersebut. [Anadolu]