Tag:

spionase

Dokumen Intelejen ‘Israel’ Sebut Tel Aviv Sudah Tahu Serangan Hamas 7 Oktober

TEL AVIV (Arrahmah.id) — Media Israel melaporkan beberapa pekan sebelum serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas, militer Israel mengeluarkan laporan tentang rencana serangan itu dan itu diketahui oleh para petinggi intelijen. Sebuah dokumen baru mengungkap militer dan badan intelijen Israel memiliki pengetahuan rinci tentang rencana Hamas untuk menyerang Israel dan mengambil tawanan beberapa pekan sebelum serangan […]

Sindikat Mata-Mata ‘Israel’ di Lebanon Terbongkar, Begini Modus Operandi Mereka

Hidayatullah.com – Pihak berwenang Lebanon berhasil membongkar jaringan spionase Israel di ibukota yang telah dipantau sejak tahun lalu, lapor surat kabar Al-Akhbar, Kamis (21/03). Menurut laporan Al-Akhbar, para penjaga parlemen melihat sebuah kendaraan “mencurigakan” mengitari kediaman Ketua Parlemen Nabih Berri di Ain al-Tineh pada akhir Desember. Usai mobil tersebut dihentikan, pengemudi yang diketahui bernama Muhieddine H ditahan setelah sebuah alat spionase “sangat canggih” dan beberapa telepon genggam ditemukan di dalam kendaraannya. Pemeriksaan lebih lanjut menemukan “puluhan video yang tampak seperti pemetaan [komprehensif] daerah tersebut.” Terduga mata-mata tersebut kemudian diserahkan kepada Cabang Informasi Pasukan Keamanan Internal Lebanon (ISF), di mana ditentukan bahwa ada “kecurigaan berurusan dengan musuh [Israel]” dengan cara yang “berbahaya” dan “belum pernah terjadi sebelumnya”. Laporan tersebut menyatakan bahwa Muhieddine H menerima $200.000 (Rp 3,1 M), jumlah yang sangat besar untuk misi spionase skala kecil, “mengindikasikan keseriusan” dari pekerjaan ini. Pihak berwenang Lebanon turut menangkap tersangka lain bernama Hadi A, yang telah bekerja sama dengan Muhieddine H. Keduanya adalah ahli dalam bidang teknik komputer dan komunikasi. Al-Akhbar menambahkan bahwa keduanya memberikan nama sebuah perusahaan palsu AS, Monolith – kemungkinan besar merupakan kedok intelijen Israel – yang mengklaim telah dikontrak oleh perusahaan tersebut. Dikatakan bahwa mereka telah mengumpulkan informasi intelijen di beberapa daerah di Beirut dan pinggiran selatannya, “melengkapi” informasi intelijen yang dikumpulkan oleh pesawat-pesawat Israel yang terbang di atas Libanon dan ibukotanya setiap hari. Mereka ditugaskan untuk melakukan “pemetaan yang tepat” di sejumlah wilayah, yang menurut Al-Akhbar “disediakan [untuk] musuh.” Pemetaan ini merinci jalan, bangunan, nama toko, mobil yang diparkir dan yang bergerak, nomor plat nomor, dan wajah-wajah orang yang lewat, termasuk 56.000 foto beresolusi tinggi yang ditemukan di ponsel Muhieddine H. Kedua tahanan tersebut menggunakan peralatan teknologi yang sangat canggih, sebuah sistem untuk memindai frekuensi radio yang terkait dengan penyedia layanan internet, dan lokasi “titik akses” di rumah-rumah, lembaga-lembaga, dan tempat-tempat umum. Hasilnya, kedua tersangka tersebut mendapatkan nama dan kata sandi dari setiap perangkat Wi-Fi di area yang disurvei, sehingga memungkinkan mereka untuk menentukan lokasi geografis yang tepat dari pengguna yang terhubung. Terungkap dalam laporan tersebut bahwa salah satu tersangka memetakan jalan yang menghadap ke apartemen Saleh al-Arouri – petinggi Hamas yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak Israel di pinggiran selatan Beirut pada tanggal 2 Januari – dua minggu sebelum pembunuhan yang ditargetkan. Di depan hakim investigasi, para tersangka menyangkal bahwa mereka tidak tahu bahwa perusahaan yang mempekerjakan mereka memiliki kaitan dengan intelijen Israel. Meskipun demikian, salah satu tahanan mengakui bahwa ia curiga dengan pekerjaan yang diberikan kepadanya, yang menurutnya hanya akan menguntungkan badan intelijen asing. Hakim Fadi Sawan menginterogasi mereka dan mengeluarkan dua surat perintah penangkapan awal setelah tuduhan awal dari Hakim Fadi Akiki, yaitu “melakukan kejahatan spionase untuk kepentingan negara asing dan mendapatkan informasi yang harus dirahasiakan untuk memastikan integritas negara, serta membahayakan keamanan nasional tanah air” – yang ancaman hukumannya adalah hukuman seumur hidup. Menurut Al-Akhbar, tidak ada jejak online yang ditemukan dari Monolith, dan tidak ada informasi online tentang terduga CEO-nya, John Tyler. Setelah penyelidikan awal, para tersangka mengatakan bahwa perusahaan tersebut mengembangkan pemetaan digital untuk “pariwisata virtual”. Para direktur Monolith mengajukan proyek kepada Muhieddine H untuk perusahaannya, Akorn, untuk memperbarui peta di Sri Lanka, Laos, Turki, Mesir, Guinea, dan Lebanon, dia mengakui, menambahkan bahwa perusahaannya hampir bangkrut dan membutuhkan uang. Ia mengaku bahwa ia tidak tahu bagaimana informasi tersebut akan digunakan.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Proyek pemetaan dan pemindaian digital yang ditugaskan kepadanya di Lebanon antara tahun 2021 dan 2023 juga terungkap telah dilakukan tanpa lisensi. Laporan Al-Akhbar muncul setelah beberapa insiden keamanan baru-baru ini di Lebanon. Pada akhir Februari, kelompok Hizbullah Lebanon menangkap enam warga negara Belanda di pinggiran selatan Beirut, yang ditemukan memiliki senjata kelas militer dan peralatan canggih. Pada minggu itu, Hizbullah juga menahan seorang warga negara Spanyol di daerah Al-Kafaat di pinggiran selatan Beirut. Ia ditemukan sedang merekam dan mengambil gambar dengan ponselnya, di mana ia mengaku tersesat dan perlu berbagi informasi lokasi dengan teman-temannya untuk menjemputnya. Selama interogasi, ditemukan bahwa ponselnya berisi program canggih yang mencegah akses ke data yang tersimpan.*

Turki Ringkus 6 Intel China yang Memata-Matai Uighur

Hidayatullah.com – Aparat keamanan Turki menangkap enam orang yang diduga berkaitan dengan kegiatan intelijen China terhadap orang-orang dan kelompok-kelompok etnis Uighur di Turki. Melansir TRT World (20/02), operasi penangkapan di Istanbul tersebut adalah bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap terorisme dan kejahatan terorganisir. Aparat tujuh tersangka mengumpulkan informasi tentang individu dan organisasi dari Daerah Otonomi Uighur Xinjiang. Surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk para tersangka yang diidentifikasi oleh Organisasi Intelijen Nasional Turki (MIT) karena membagikan informasi yang dikumpulkan kepada intelijen China. Polisi Istanbul telah menahan enam tersangka, dan upaya-upaya sedang dilakukan untuk satu orang yang tersisa. Baca juga: Jaringan Spionase Internasional, Turki Tangkap 15 Agen Mossad Operasi Cage-44 Sementara itu, Turki berhasil menangkap 42 anggota jaringan Urfi Cetinkaya “Eskobar Turki” dalam operasi berjuluk Cage-44 pada Selasa. Operasi yang dilakukan di sembilan provinsi di Turki, termasuk Istanbul, menyita sejumlah pistol dan senjata otomatis tanpa izin, serta sejumlah besar mata uang asing dan lira Turki. Para tersangka dinyatakan bertanggung jawab atas sekitar 37 ton narkotika, termasuk 13 ton yang disita di Jerman, Bulgaria, Spanyol, Mauritania, Portugal, dan Yunani, serta 24 ton di Turki.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Yerlikaya menekankan bahwa para tersangka, bersama dengan rekan-rekan mereka, terlibat dalam pengiriman narkotika internasional dengan menggunakan kapal, kontainer komersial, dan kapal nelayan.* Baca juga: Turki Tangkap 7 Orang Diduga Memberikan Informasi Intelijen ke Mossad

Setelah 8 Bulan Dikurung Polisi India Lepaskan Burung Merpati Tersangka Spionase China

Hidayatullah.com– Polisi India membebaskan seekor burung merpati tersangka mata-mata China setelah dikurung selama delapan bulan dan melepaskannya ke alam liar. Masalah menimpa burung nahas itu sejak bulan Mei 2023 ketika ditangkap di dekat sebuah pelabuhan di Mumbai karena pada kakinya melekat dua gelang berserta tulisan beraksara China. Polisi yang mencurigai burung itu terlibat spionase untuk kepentiingan China kemudian membawanya ke rumah sakit hewan di Mumbai, Bai Sakarbai Dinshaw Petit Hospital for Animals. Setelah menjalani pemeriksaan, rupanya burung itu merupakan merpati balap asal Taiwan yang kabur dan terbang hingga sampai ke India. Dengan izin dari kepolisian, burung tersebut dipindahkan ke Bombay Society for the Prevention of Cruelty to Animals, di mana dia dilepasliarkan oleh para dokter yang merawatnya pada hari Selasa 31 Januari, lapor Associated Press. Ini bukan pertama kalinya polisi India mencurigai burung terlibat spionase. Pada 2020, polisi India di wilayah Kashmir melepaskan seekor merpati milik seorang nelayan Pakistan setelah penyelidikan mendapati bahwa burung itu, yang terbang melintasi perbatasan kedua negara berpenjagaan militer super ketat, bukanlah seekor mata-mata.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Pada 2016, seekor merpati lain dijebloskan ke dalam tahanan setelah didapati membawa tulisan berisi pesan ancaman terhadap PM India Narendra Modi, lapor AP (1/2/2024).*

Warga Inggris Dihukum Bui 5 Tahun di China karena Spionase

Hidayatullah.com– Seorang warga Inggris dijatuhi hukuman penjara selama 5 tahun di China atas aktivitas spionase yang dilakukannya pada 2022. Terdakwa bernama Ian J Stones melakukan kegiatan pengumpulan informasi intelijen secara ilegal untuk kepentingan pihak asing, kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China. Jubir itu mengatakan bahwa Stones sudah mengajukan banding tetapi hukuman dikukuhkan oleh pengadilan pada September tahun lalu. Hanya itu yang disampaikan pihak Kementerian Luar Negeri China dalam penjelasan pers hari Jumat (26/1/2024), lapor BBC. Menurut sebuah artikel Wall Street Journal (WSJ), Stones bekerja di China selama 40 tahun di perusahaan besar asal Amerika Serikat seperti General Motors dan Pfizer, dan diyakini dia saat ini berusia sekitar 70 tahun. Sekitar 15 tahun silam dia mendirikan sebuah perusahaan konsultasi manajemen investasi di Beijing, tulis WSJ, mengutip catatan korporasi, profil online dan orang-orang yang mengenal Stones. Jubir Kemenlu China Wang Wenbin mengatakan pengadilan bertindak sesuai peraturan yang berlaku di China dan terdakwa diberikan hak-haknya selama persidangan seperti menerima kunjungan dari pejabat Inggris. Dia juga mengatakan terdakwa menerima uang suap dari pihak asing agar bersedia melakukan spionase untuk mereka. Anak perempuan Stones kepada WSJ mengatakan bahwa staf Kedutaan Inggris dan seorang anggota keluarga diperbolehkan untuk menyaksikan satu sidang tetapi bukan mengikuti jalannya persidangan. Tidak hanya itu, tidak seorang pun dari mereka diperbolehkan untuk melihat dokumen legal apapun berkaitan dengan kasus tersebut. Anak perempuan Stones itu juga mengatakan bahwa kondisi ayahnya sehat saat pertama kali ditahan, tetapi kemudian dia tidak memperoleh nutrisi dan perawatan medis selayaknya sehingga mengalami luka parah yang dapat mengancam jiwanya. Anak perempuan Stones itu mengatakan bahwa staf Kedutaan Inggris diperbolehkan mengunjungi ayahnya setiap empat atau enam pekan sekali untuk melihat kondisinya. Namun, ada masa cukup lama di mana mereka tidak menerima kabar apapun tentang Stones dan kunjungan oleh staf konsuler dilarang.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Awal bulan ini, pihak berwenang China mengatakan bahwa pihaknya sedang menahan seorang individu yang diduga bekerja untuk kepentingan dinas intelijen Inggris MI6. BBC tidak dapat melakukan verifikasi atas keterangan itu. Pemerintah Inggris memiliki kebijakan yaitu tidak membantah dan juga tidak membenarkan klaim-klaim yang berkaitan dengan isu-isu intelijen.*

Diduga Mata-Mata ‘Israel’, Turki Tangkap 33 Orang

ANKARA (Arrahmah.id) — Pemerintah Turki menangkap dan menahan 33 orang yang dituduh mata-mata Israel pada Selasa (2/1/2024). Turki juga melakukan pencarian terhadap 13 orang lainnya yang diduga memiliki kaitan dengan dinas keamanan Mossad Israel. Para tersangka itu ditangkap dalam serbuan di Istanbul dan tujuh provinsi lainnya dengan tuduhan kegiatan yang pengintaian, penyerangan, dan penculikan warga […]

Turki Tangkap 33 Orang Terduga Mata-Mata Mossad Israel

Hidayatullah.com – Turki menangkap 33 orang yang diyakini terlibat dalam spionase untuk dinas intelijen Mossad Israel. Media Turki pada Selasa (02/01/2023) melaporkan penangkapan tersebut tanpa mengungkapkan kewarganegaraan puluhan orang tersebut. Para tersangka ditangkap dalam operasi yang digelar di delapan provinsi di sekitar Istanbul, menurut laporan dari DHA swasta dan kantor berita Anadolu. Diindikasikan bahwa tugas mereka meliputi kegiatan seperti penculikan dan pengintaian. Dinas keamanan Turki menyebut masih ada 13 tersangka lain yang masih diburu karena berpartisipasi dalam “spionase internasional” atas nama “Israel”, seperti yang dilaporkan. Hubungan antara Turki dan entitas Zionis “Israel” telah semakin memburuk sejak dimulainya perang di Gaza. Baca juga: Malaysia Gagalkan Penculikan WN Palestina oleh Mossad, Begini Kronologinya Hubungan ‘Israel’-Turki Pada pekan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu, dan membandingkannya dengan Adolf Hitler. Sebelum membandingkan gembong Zionis itu dengan Hitler, Erdogan pada 19 Desember menyebut bahwa pertumpahan darah di Gaza akan berakhir hanya dengan syarat Netanyahu dicopot dari jabatannya. “Mereka yang tidak mendengarkan kami atau tidak mempercayai kami ketika kami mengatakan bahwa Netanyahu akan keluar akan melihat dia keluar. Namun, keluarnya dia dari jabatannya tidak akan menyelamatkannya. Kami akan menuntutnya secara hukum… Saya berharap perombakan kabinet Israel akan mengakhiri pertumpahan darah ini,” kata Erdogan kepada para wartawan. Selain itu, Erdogan juga telah memanggil pulang duta besar Ankara dari Tel Aviv dan menyerukan agar para komandan militer “Israel” dan tokoh-tokoh politik diadili atas tuduhan “kejahatan perang” di Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag. Perang di Gaza menandai berakhirnya perbaikan sementara dalam hubungan Turki-Israel, yang telah mengalami stagnasi selama sebagian besar dekade sebelumnya.* Baca juga: Turki Bongkar Jaringan Mata-Mata Mossad di Istanbul

Hamas Tangkapi Sejumlah Mata-Mata ‘Israel’ di Gaza

GAZA (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Palestina Hamas pada Ahad (24/12/2023) malam mengumumkan telah menangkap sekelompok warga Palestina yang menjadi mata-mata Israel di Gaza. Mereka yang ditangkap telah bekerja sama dengan Zionis Israel untuk mengumpulkan data intelijen di Jalur Gaza segera setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Dilansir Jerusalem Post (24/12/2023), sumber di pasukan keamanan internal […]