Tag:
solidaritas palestina
Hidayatullah.com
Ribuan Warga Turki Gelar Aksi Demo Mendukung Palestina, Serentak di 20 Provinsi
Hidayatullah.com – Ribuan orang pada Ahad (06/10/2024) menggelar aksi turun ke jalan di seluruh Turki sebagai solidaritas terhadap Palestina dan kecaman terhadap “Israel” di Gaza.Aksi demo yang juga sebagai peringatan satu tahun agresi “Israel” di Gaza itu serentak dilakukan di 20 provinsi Turki, menurut Anadolu.
Demonstrasi di Istanbul, ibukota komersial Turki, dihadiri sejumlah kelompok-kelompok masyarakat sipil untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap Palestina.
Ankara juga menyaksikan demonstrasi pro-Palestina, seperti halnya di provinsi Kirikkale, Nigde, Hakkari, Yalova, Trabzon, Artvin, Bayburt, Erzurum, Kars, Igdir, Erzincan, Ardahan, Sivas, Van, dan Bitlis.
Provinsi Samsun, Cankiri, Amasya, dan Sinop juga memprotes agresi “Israel” ke Gaza.
Di provinsi Konya tengah, para demonstran memprotes serangan “Israel” terhadap Palestina dan Lebanon.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, “Israel” terus melanjutkan serangan brutalnya ke Jalur Gaza setelah serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Dalam satu tahun serangan “Israel” tanpa henti, hampir 41.900 orang telah terbunuh, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 97.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
“Israel” juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.*
Hidayatullah.com
Dalam 2 Hari Saja, Serangan Hizbullah Buat ‘Israel’ Merugi Rp15 Triliun
Hidayatullah.com – Hanya dalam dua hari, serangan-serangan Hizbullah telah menyebabkan pasukan penjajah Israel mengalami kerugian besar mencapai 4 miliar shekel atau Rp 15 Triliun .Israel Broadcasting Corporation (KAN) pada Rabu (25/09/2024) melaporkan bahwa serangan “Israel” ke Lebanon pada hari Senin telah menelan kerugian sekitar 650 juta shekel ($173 juta). Para pejabat Zionis menegaskan bahwa jika serangan udara di Lebanon terus dilakukan selama lebih dari 10 hari, maka akan membutuhkan persetujuan untuk penambahan anggaran.
Seorang reporter Radio Angkatan Darat penjajah Israel menyatakan, “Tidak ada satu pun wilayah di Israel yang berada di luar zona tempur selama 24 jam terakhir, dari Gunung Hermon hingga Lembah Arava.”
Media Israel juga mengutip seorang mantan pejabat dari dinas keamanan Shin Bet yang mengatakan, “Kemampuan Hizbullah untuk meluncurkan roket ke arah Israel tengah tidak boleh diremehkan.”
Mantan pejabat tersebut menambahkan, “Apa yang dilakukan [pemimpin Hizbullah] Nasrallah hari ini hanyalah contoh kecil dari apa yang dia miliki.”
Dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 Israel , pensiunan brigadir jenderal Israel dan mantan penasihat keuangan untuk kepala staf militer, Reem Aminoach, mengatakan bahwa meningkatnya penggunaan pencegat rudal merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan signifikan dalam biaya operasional harian.
“Saat pencegat ini dikerahkan, biaya meroket,” kata Aminoach.
Lebih lanjut, Aminoach menjelaskan bahwa biaya langsung dari perang ini mencapai sekitar 130 miliar shekel. Namun, ketika biaya tidak langsung diperhitungkan, yang pada akhirnya harus diatasi oleh pemerintah, totalnya bisa mencapai 250 miliar shekel.
“Ini adalah kejadian yang sangat mahal, dan pemerintah harus mengelolanya dengan baik,” ia memperingatkan.
Hizbullah, kelompok Lebanon yang didukung Iran, telah memperluas target serangannya di “Israel”. Hizbullah selalu menegaskan serangan mereka merupakan bentuk solidaritas terhadap Gaza dan kelompok perlawanan Palestina.
Dalam sebuah analisis baru-baru ini, The Economist mencatat bahwa perang skala penuh antara “Israel” dan Hizbullah merupakan “skenario mimpi buruk” bagi perekonomian Zionis.
Menurut laporan tersebut, perang seperti itu akan sangat merusak pertumbuhan ekonomi “Israel”, bahkan mungkin lebih besar daripada dampak dari operasi 7 Oktober yang dilakukan oleh Perlawanan Palestina.
Ekonomi pada masa perang sangat genting, mengharuskan pemerintah untuk membiayai militernya, biasanya melalui pengeluaran defisit, sambil mempertahankan kekuatan ekonomi yang cukup untuk mengelola hutang pasca perang, tambah laporan tersebut.
Namun, skenario yang paling mengkhawatirkan saat ini yang dihadapi entitas penjajahan adalah perang akan meluas ke pusat-pusat komersial utamanya, termasuk Tel Aviv. Bahkan eskalasi militer yang lebih terbatas di wilayah utara dapat mendorong ekonomi “Israel” ke jurang, laporan itu memperingatkan.
Pengeluaran militer diperkirakan akan meningkat secara signifikan, sehingga semakin membebani sumber daya keuangan negara.
Menambah tantangan-tantangan ini, bank-bank Israel menghadapi arus keluar modal yang substansial, karena para investor berusaha memindahkan dana mereka ke luar negeri.*
Hidayatullah.com
Tak Mau Terima Uang Berdarah, Pemain Bola Norwegia Tolak Gabung Klub ‘Israel’
Hidayatullah.com – Pemain sepakbola asal Norwegia, Ole Saeter, menolak tawaran untuk bergabung sebuah klub Israel Maccabi Haifa, karena berlawanan dengan sikap moral yang ia miliki.Saeter, striker klub Rosenborg, mengatakan kepada saluran TV Norwegia TV 2 bahwa ia tidak sanggup menerima kesepakatan tersebut, meskipun gaji yang ditawarkan cukup besar.
“Saya tidak ingin ada uang berdarah yang masuk ke rekening saya. Itu akan menjadi mimpi buruk,” kata Saeter mengungkapkan alasan penolakannya pada Rabu.
Dia menyebut kesepakatan itu bisa membuatnya “mandiri secara finansial”, tetapi pemain sepakbola berusia 28 tahun ini menegaskan bahwa dia tidak dapat merepresentasikan entitas yang memiliki nilai dan tindakan yang tidak sesuai dengan kompas moralnya.
“’Itu (Israel) adalah negara yang tidak memiliki moral atau nilai-nilai yang bisa saya wakili,” tegas Saeter.
Saeter sudah bermain untuk Rosenborg sejak 2021, mencetak 32 gol dan 11 assist dalam 53 pertandingan.
Entitas Zionis ‘Israel’ mendapat berbagai kecaman atas serangan militernya yang sedang berlangsung di Gaza, yang diluncurkan setelah serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Meskipun Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata, serangan penjajah ‘Israel’ terus berlanjut. Sampai saat ini hampir 41.300 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, terbunuh dan lebih dari 95.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.*
Hidayatullah.com
Tak Mau Terima Uang Berdarah, Pemain Bola Norwegia Tolak Gabung Klub ‘Israel’
Hidayatullah.com – Pemain sepakbola asal Norwegia, Ole Saeter, menolak tawaran untuk bergabung sebuah klub Israel Maccabi Haifa, karena berlawanan dengan sikap moral yang ia miliki.Saeter, striker klub Rosenborg, mengatakan kepada saluran TV Norwegia TV 2 bahwa ia tidak sanggup menerima kesepakatan tersebut, meskipun gaji yang ditawarkan cukup besar.
“Saya tidak ingin ada uang berdarah yang masuk ke rekening saya. Itu akan menjadi mimpi buruk,” kata Saeter mengungkapkan alasan penolakannya pada Rabu.
Dia menyebut kesepakatan itu bisa membuatnya “mandiri secara finansial”, tetapi pemain sepakbola berusia 28 tahun ini menegaskan bahwa dia tidak dapat merepresentasikan entitas yang memiliki nilai dan tindakan yang tidak sesuai dengan kompas moralnya.
“’Itu (Israel) adalah negara yang tidak memiliki moral atau nilai-nilai yang bisa saya wakili,” tegas Saeter.
Saeter sudah bermain untuk Rosenborg sejak 2021, mencetak 32 gol dan 11 assist dalam 53 pertandingan.
Entitas Zionis ‘Israel’ mendapat berbagai kecaman atas serangan militernya yang sedang berlangsung di Gaza, yang diluncurkan setelah serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Meskipun Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata, serangan penjajah ‘Israel’ terus berlanjut. Sampai saat ini hampir 41.300 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, terbunuh dan lebih dari 95.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.*
Hidayatullah.com
Hamas Serukan 3 Agustus sebagai Solidaritasnya terhadap Gaza
Hidayatullah.com—Pemimpin Hamas, Ismail Haniyah, menyerukan masyarakat negara-negara Arab, Muslim dan dunia untuk mengadakan demonstrasi dan pawai pada hari Sabtu ini untuk mengekspresikan solidaritas terhadap masyarakat Gaza dan para tahanan di penjara-penjara ‘Israel’.
Dalam pernyataan di akun Telegram Hamas, Haniyah menyerukan agar 3 Agustus menjadi hari nasional dan internasional untuk mendukung Gaza dan para tahanan.
“Partisipasi nasional, Arab, Islam dan internasional yang efektif untuk tujuan ini dan kelanjutan dari segala bentuk demonstrasi dan demonstrasi menentang pendudukan Zionis, invasi dan kejahatan hingga kebrutalan tahanan yang ditahan di penjara Nazi,” tulisnya.
“Kami menantikan tanggal 3 Agustus sebagai hari yang penting, nyata dan efektif di seluruh wilayah Palestina, kamp-kamp pengungsi dan diaspora serta di dunia Arab, negara-negara Muslim dan di antara semua orang bebas di dunia, untuk mendukung rakyat kami dalam menghadapi krisis,” tambah dia.
“Hal itu dilakukan menyusul keheningan internasional dan ketidakmampuan menghentikan perang agresif terhadap rakyat dan tahanan. Keberpihakan dalam mendukung dan partisipasi penuh pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam agresi ini.”
“Serta kegagalan lembaga hak asasi manusia dan kemanusiaan dalam memikul tanggung jawabnya dalam memberikan dukungan, bantuan, dan kemenangan bagi rakyat kami di Jalur Gaza dan para tahanan kami di penjara Zionis,” ujarnya seperti dilansir portal Al-Quds.
Sejak 7 Oktober, penjajah ‘Israel’ dengan dukungan AS melancarkan genosida di Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 130.000 orang syahid dan terluka, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Lebih dari 10.000 orang lainnya hilang di tengah kehancuran massal dan kelaparan yang dianggap sebagai bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Tel Aviv masih melanjutkan perang dan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menginginkan perang segera dihentikan termasuk perintah Mahkamah Internasional.*
Hidayatullah.com
Terbang Memutar Lewat Mesir, Drone Houthi Jelajahi 2.000 KM untuk Capai Tel Aviv
Hidayatullah.com – Pekan lalu, sebuah pesawat tak berawak Houthi yang diluncurkan dari Yaman berhasil meledak di Tel Aviv. Entitas Zionis mengklaim telah melacak drone tersebut oleh Udara setidaknya selama enam menit sebelum menghantam targetnya, menewaskan seorang tentara Israel dan melukai beberapa orang lainnya.
Bagaimana drone Houthi dapat menembus ‘Israel’ yang disebut-sebut memiliki pertahanan udara dan militer tercanggih di dunia ini? Pasukan Penjajahan Israel (IDF) mengklaim bahwa insiden ini dikarenakan kesalahan manusia.
Drone yang diidentifikasi oleh IDF sebagai Samad-3 buatan Iran yang telah dimodifikasi untuk memiliki jangkauan yang lebih jauh, telah terbang selama lebih dari 10 jam untuk mencapai ‘Israel’.
Menurut penilaian militer, pesawat tak berawak itu tidak mengikuti rute langsung ke ‘Israel’ dari Yaman. Drone tersebut melintasi Mesir dan terbang ke Tel Aviv dari arah Laut Mediterania dengan ketinggian rendah, melakukan perjalanan lebih dari 2.000 (1.200 mil) kilometer untuk mencapai I’srael’.
Samad-3 sebelumnya dilaporkan memiliki jarak tempuh sekitar 1.500 kilometer. IDF memperkirakan Houthi telah memodifikasi pesawat tanpa awak buatan Iran itu sehingga dapat membawa bahan peledak di bawah 10 kilogram, turun dari standar 18 kilogram. Sehingga drone ini dapat menampung lebih banyak bahan bakar, terbang lebih lama, dan mencapai ‘Israel’.
Menurut penyelidikan awal Angkatan Udara Zionis (IAF), pesawat tak berawak itu diidentifikasi dan diikuti selama sekitar enam menit, tetapi karena kesalahan manusia yang tidak disebutkan, itu tidak diklasifikasikan sebagai ancaman.
Juru Bicara IDF Daniel Hagari dalam konferensi pers pada hari Jumat membantah bahwa target tersebut dianggap sebagai pesawat tak berawak yang bersahabat dan oleh karena itu tidak dilacak.
“Jawabannya adalah tidak,” katanya menanggapi pertanyaan tentang masalah ini. “Dalam peristiwa ini, ini adalah sebuah kesalahan, ada semacam identifikasi, dan kami sekarang sedang menyelidiki seluruh rantai mengapa tidak ada pencegatan.”
Di tengah serangan tersebut, IAF juga melacak dan menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang mendekat dari arah timur, yang tampaknya diluncurkan dari Irak.
Menurut IAF, pengumuman Komando Pusat AS pada hari Jumat yang menggambarkan rudal dan pesawat tak berawak Houthi yang dihancurkan mengacu pada insiden pada Kamis pagi dan tidak terkait langsung dengan serangan semalam.
IAF telah diberitahu oleh CENTCOM tentang insiden sebelumnya pada hari Kamis, seperti halnya dengan pencegatan dan serangan yang hampir setiap hari dilakukan oleh pasukan AS. Karena jarak satu hari penuh antara kedua peristiwa itu, IAF telah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar tidak ada hubungan langsung antara pesawat tak berawak yang dihancurkan Amerika dan satu UAV yang menghantam Tel Aviv.
Setelah serangan pesawat tak berawak yang mematikan tersebut, militer mengatakan bahwa mereka meningkatkan patroli jet tempur di langit untuk mengidentifikasi ancaman. Israel juga mempertimbangkan untuk menyerang Houthi secara langsung sebagai tanggapan atas serangan tersebut.
Pesawat tak berawak pada hari Jumat merupakan pesawat tak berawak pertama yang diluncurkan Houthi yang mencapai Tel Aviv.*
Hidayatullah.com
Tunda Festival Seni, Aljazair Lebih Pilih Gelar Aksi Solidaritas Palestina
Hidayatullah.com – Kementerian Kebudayaan Aljazair mengumumkan pada hari Jumat lalu bahwa mereka menunda semua festival seni musim panas ini sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Melansir Anadolu pada Ahad (14/07/2024), Menteri Kebudayaan Soraya Mouloudji mengatakan bahwa kementeriannya akan mengintensifkan kegiatan-kegiatan yang mengekspresikan solidaritas negara tersebut terhadap perjuangan Palestina.
Mouloudji mengatakan keputusan tersebut berasal dari posisi tetap Aljazair yang mendukung “perjuangan Palestina dan perjuangannya yang berani dan sah melawan kebrutalan Zionis.”
Setiap musim panas, Aljazair menyelenggarakan beberapa festival seni besar termasuk Festival Budaya Internasional Timgad di Batna di Aljazair timur dan Festival Internasional Kazif di ibukota Aljir.
Entitas Zionis ‘Israel’ mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Penjajah telah menghadapi kecaman internasional di tengah berlanjutnya serangan brutal di Gaza sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Lebih dari 38.300 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan hampir 88.300 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sembilan bulan setelah serangan ‘Israel’, sebagian besar wilayah Gaza berada dalam kehancuran di tengah-tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
‘Israel’ diyakini melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terakhirnya memerintahkan untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, di mana lebih dari 1 juta orang Palestina telah mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei lalu.*
Hidayatullah.com
Dukungan Warga Palestina untuk Spanyol di Final Euro 2024
Hidayatullah.com – Saat timnas sepak bola Spanyol memasuki lapangan di Stadion Olimpiade Berlin untuk pertandingan final Euro 2024 melawan Inggris pada Senin dini hari, mereka akan didukung oleh jutaan penggemar di seluruh dunia termasuk dari Palestina.
Dari ibu kota Madrid di Spanyol tengah hingga Barcelona di wilayah Catalonia timur laut, La Roja – julukan tim sepak bola Spanyol – akan mendapat banyak dukungan saat mereka mengincar gelar Eropa keempat.
Dan lebih dari 3.500 km (2.175 mil) dari Spanyol, para penggemar sepak bola di Gaza akan dengan sepenuh hati mendukung Alvaro Morata dan kawan-kawan.
Orang-orang di Gaza yang dilanda perang ini akan mendukung Spanyol dalam pertandingan melawan Inggris setelah negara Eropa tersebut konsisten menyuarakan dukungan bagi warga Palestina dan perjuangan kemerdekaannya sejak awal serangan ‘Israel’ ke Gaza.
Melansir Al Jazeera, seorang guru matematika bernama Omar Ghayyad yang bekerja di UNRWA – badan PBB untuk pengungsi Palestina – dan saudaranya, Mohammed, telah mengungsi sebanyak tiga kali selama serangan ‘Israel’ yang telah berlangsung selama 10 bulan di wilayah tersebut.
Delapan anggota keluarga mereka, termasuk dua anak perempuan Omar, syahid ketika rumah mereka di Kamp Pengungsian Nusairat diratakan oleh pemboman penjajah ‘Israel’ dalam beberapa bulan pertama perang.
Di tengah rasa sakit dan penderitaan mereka akibat kehilangan dan pengungsian, Ghayyad bersaudara bersama dengan teman dan kerabat mereka mencari hiburan dalam sepak bola.
Kedua bersaudara ini merupakan penggemar berat klub sepak bola Real Madrid dan berusaha mengikuti perkembangan tim favorit mereka di Liga Spanyol dan Eropa dari tenda darurat mereka di Deir el-Balah, Jalur Gaza tengah.
Kini, dengan Spanyol yang berada di ambang juara, mereka mengalihkan dukungan mereka kepada La Roja di Euro 2024.
Menjelang final, para penggemar sepak bola mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka akan mencoba menciptakan suasana yang menyenangkan di tenda mereka untuk mencari hiburan dan membalas dukungan Spanyol untuk Palestina.
“Sejak genosida ini dimulai, solidaritas Spanyol terhadap kami sungguh luar biasa – baik itu dengan mengakui kenegaraan Palestina maupun mendukung Afrika Selatan dalam kasus Mahkamah Internasional (ICJ) melawan Israel,” ujar Omar, Jumat.
“Kita dapat melihat betapa bergairahnya para penggemar Spanyol [tentang Gaza] ketika mereka mengibarkan bendera Palestina selama pertandingan sepak bola mereka.”
Warga Palestina ini mengatakan bahwa ia tidak sabar untuk melihat pemain belakang klub favoritnya, Dani Carvajal, mengangkat trofi pada hari Minggu.*