Tag:
Sirah
Islampos.com
Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq
ABU Bakar Ash-Shiddiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang paling mulia dan memiliki banyak keutamaan. Berikut adalah beberapa keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang diabadikan dalam Al-Qur’an, hadits, dan sejarah Islam:1. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Orang Pertama Masuk Islam dari Kalangan Laki-Laki DewasaAbu Bakar adalah sahabat pertama yang menerima dakwah Islam tanpa ragu. Hal ini menunjukkan keimanan dan keyakinannya yang kuat terhadap kebenaran risalah Nabi Muhammad ﷺ.2. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Sahabat yang Paling Dekat dengan Nabi Muhammad ﷺAbu Bakar adalah teman setia Nabi, baik dalam suka maupun duka. Ketika Nabi melakukan hijrah ke Madinah, Abu Bakar adalah satu-satunya sahabat yang menemani beliau, menunjukkan tingkat kepercayaannya yang sangat tinggi.BACA JUGA: Bagaimana Abu Bakar Masuk Islam3. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Mendapat Gelar Ash-ShiddiqGelar “Ash-Shiddiq” diberikan kepada Abu Bakar karena ia senantiasa membenarkan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ, termasuk dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj, di mana banyak orang meragukannya.4. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Dijamin Masuk SurgaRasulullah ﷺ bersabda bahwa Abu Bakar termasuk salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (dikenal sebagai al-‘Asyarah al-Mubasysyarin bil Jannah). Dalam hadits lain, Nabi menyebutkan bahwa Abu Bakar adalah orang pertama yang akan masuk surga dari umatnya.5. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: KedermawanannyaAbu Bakar terkenal karena kedermawanannya yang luar biasa. Ia menginfakkan hartanya untuk mendukung dakwah Islam, membebaskan budak-budak muslim, dan membantu kaum muslimin yang membutuhkan.6. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Pemimpin yang Adil dan BijaksanaSetelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, Abu Bakar dipilih sebagai khalifah pertama. Dalam masa pemerintahannya, ia menunjukkan keadilan, kebijaksanaan, dan keberanian dalam menghadapi tantangan, termasuk memberantas orang-orang yang murtad dan menolak membayar zakat.7. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Disebutkan dalam Al-Qur’anAllah SWT memuji Abu Bakar dalam Surah At-Taubah ayat 40: “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrik Mekah) mengusirnya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua…”Ayat ini merujuk pada peristiwa hijrah, di mana Abu Bakar menemani Nabi di Gua Tsur.8. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Keimanan yang Luar BiasaRasulullah ﷺ bersabda: “Jika keimanan Abu Bakar ditimbang dengan keimanan seluruh umat, maka keimanan Abu Bakar akan lebih berat.” (HR. Al-Baihaqi)BACA JUGA: Abu Bakar dan Amal Ibadahnya9. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Dicintai oleh Nabi Muhammad ﷺNabi ﷺ menunjukkan rasa cinta dan penghormatannya yang besar kepada Abu Bakar, bahkan menyebutkan bahwa tidak ada seorang pun yang memiliki jasa lebih besar terhadapnya selain Abu Bakar.10. Keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq: Sifat Tawadhu dan KesederhanaannyaMeskipun menjadi khalifah dan sahabat yang mulia, Abu Bakar selalu hidup dalam kesederhanaan dan tidak pernah sombong atas keutamaan yang dimilikinya.Keutamaan-keutamaan ini menunjukkan betapa istimewanya Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam Islam, sehingga umat muslim menjadikannya sebagai teladan dalam keimanan, keikhlasan, dan pengabdian kepada Allah dan Rasul-Nya. []
Islampos.com
Umar bin Khattab Berseru dari Mimbar di Madinah Terdengar hingga Negeri Persia
PADA suatu ketika, Umar bin Khattab sedang berkhutbah Jumat di Madinah. Tiba-tiba Umar berhenti berkhutbah dan berteriak, “Wahai Sariah ibnu Hish! Awas gunung.. gunung! Barang siapa memelihara serigala, maka celakalah ia.”Sariyah bin Zanim bin Abdullah bin Jabir bin Muhammiyah bin Kinanah ad-Duali saat itu dipercaya memimpin pasukan untuk menghadapi negara adidaya Persia. Dan melalui dirinya, dua kota penting Persia berhasil ditaklukkan.Semua sidang Jumat belum memahami maksud Umar bin Khattab, dan setelah Umar selesai melakukan shalatnya, maka bertanyalah Ali bin Abi Thalib.BACA JUGA: Gaji Umar bin Khattab saat Jadi Khalifah Ternyata Segini?“Apakah maksud seruanmu tadi, wahai Umar?” tanya Ali.“Apakah engkau mendengarnya?” tanya Umar bin Khattab.“Ya, saya dan seluruh yang ada didalam masjid mendengarnya,” jawab Ali.“Aku merasakan bahwasannya kaum Musyrikin telah menyerang pasukan saudara-saudara kita, dan mereka akan menghancurkannya mereka sedang mengelilingi gunung, maka jika saudara-saudara kita kembali menuju gunung dan bertahan di sana, semua Kaum Musyrikin yang menaiki gunung akan terbunuh dan saudara-saudara kita akan mengantongi kemenangan. Namun jika mereka meninggalkan gunung, maka hancurlah mereka. Itulah alas anku mengatakan hal tadi,” jelas Umar bin Khattab.BACA JUGA: Kisah Kematian Umar bin KhattabSebulan kemudian, datanglah seseorang membawa kabar gembira. Dia menyebutkan bahwa ketika telah menuruni gunung, mereka mendengar pada hari itu dan jam itu, satu suara yang mungkin itu suara Umar.Terdengar suara yang seperti ini, “Wahai Sariah ibnu Hish! Awas gunung.. gunung! Barang siapa memelihara serigala, maka celakalah ia.” Maka para pasukan pun kembali ke gunung yang akhirnya Allah memberikan sebuah kemenangan. []Sumber: Kejeniusan Umar/ Penulis: Abbas Mahmud AL Akkad/ Penerbit: Pustaka Azzam, 2002
Islampos.com
Kematian Raja Abrahah
KEMATIAN Raja Abrahah, penguasa Yaman dari Kerajaan Aksum, dikenal dalam sejarah terkait upaya serangannya terhadap Ka’bah di Mekah yang tercatat dalam Al-Qur’an, Surah Al-Fil. Peristiwa ini dikenal dengan “Tahun Gajah” (sekitar 570 M), tahun yang juga diyakini sebagai tahun kelahiran Nabi Muhammad ﷺ.Serangan ke Ka’bah:Abrahah, seorang pemimpin Kristen, membangun katedral megah bernama Al-Qullais di San’a, Yaman, dengan tujuan menarik para peziarah agar meninggalkan Ka’bah. Namun, usahanya tidak berhasil. Ia pun berniat menghancurkan Ka’bah untuk menggantikan posisinya sebagai pusat ibadah.BACA JUGA: Siapa Raja Abrahah?Pasukan Gajah:Abrahah memimpin pasukan besar, termasuk gajah perang, untuk menyerang Mekah. Namun, upaya ini digagalkan secara ajaib. Dalam Al-Qur’an, disebutkan bahwa Allah mengirimkan burung-burung yang melempari mereka dengan batu-batu panas dari tanah liat sehingga pasukannya hancur.Kematian Abrahah:Meskipun detail spesifik tentang kematian Abrahah tidak tercatat secara rinci dalam sumber-sumber sejarah utama, banyak riwayat menyebutkan bahwa setelah kegagalan serangan itu, ia kembali ke Yaman dalam kondisi menderita penyakit serius yang akhirnya menyebabkan kematiannya.BACA JUGA: Inilah Sejarah Kabah di Masjidil HaramAda yang menyebutkan tubuhnya penuh luka parah akibat serangan burung, dan ia meninggal dalam perjalanan pulang atau tak lama setelah sampai di Yaman.Pelajaran dari Kisah Abrahah:Kisah ini menjadi pengingat tentang keagungan dan perlindungan Allah terhadap rumah-Nya (Ka’bah), serta konsekuensi dari kesombongan dan niat jahat terhadap tempat suci. []
Islampos.com
Seberapa Kaya Rasulullah ﷺ? Wah, Ternyata …
SEBERAPA kaya Rasulullah ﷺ?Rasulullah Muhammad ﷺ dikenal sebagai pribadi yang hidup sederhana meskipun memiliki peluang besar untuk menjadi kaya. Kekayaan beliau dapat dilihat dari beberapa fase kehidupannya:1. Kekayaan Sebelum KenabianSebelum diangkat menjadi Nabi, Rasulullah adalah seorang pedagang yang sangat sukses. Beliau mengelola perdagangan milik Khadijah binti Khuwailid (yang kemudian menjadi istrinya).Kejujuran dan kepiawaiannya dalam berdagang membawa keuntungan besar bagi usaha Khadijah. Melalui pernikahan dengan Khadijah, Rasulullah pun mendapatkan harta yang cukup signifikan karena Khadijah adalah seorang pengusaha kaya.BACA JUGA: 3 Cara Bershalawat yang Benar kepada Rasulullah2. Kekayaan Setelah KenabianSetelah menjadi Nabi, Rasulullah ﷺ tidak lagi fokus pada perdagangan. Kekayaan yang dimilikinya sebelum kenabian perlahan-lahan digunakan untuk kepentingan dakwah, membantu umat, dan memenuhi kebutuhan orang-orang miskin.Rasulullah juga sering menerima hadiah, namun beliau tidak menyimpannya untuk kekayaan pribadi. Harta yang diterima biasanya langsung disalurkan kepada yang membutuhkan.3. Kehidupan di MadinahKetika Rasulullah memimpin Madinah, beliau mengelola harta kaum Muslimin dengan sangat amanah. Zakat, ganimah (harta rampasan perang), dan sedekah dikelola untuk kesejahteraan umat. Rasulullah tidak mengambil keuntungan pribadi dari hal tersebut.Bahkan, dalam beberapa riwayat disebutkan, Rasulullah sering kali hidup dalam kondisi sederhana. Kadang, dapur rumah tangganya tidak mengepul selama beberapa hari.BACA JUGA: Perkataan Terakhir Rasulullah ﷺ kepada Fatimah4. Akhir Hayat RasulullahDi akhir hayatnya, Rasulullah ﷺ tidak meninggalkan kekayaan material yang banyak. Beliau wafat dalam keadaan tidak memiliki simpanan harta berlebih. Sebagian besar hartanya sudah disedekahkan, dan beliau meninggalkan pesan untuk umat agar mengelola dunia dengan adil dan bertakwa.Kekayaan Rasulullah sebenarnya terletak pada sifatnya yang dermawan, kejujurannya, serta kemampuannya menjaga amanah untuk umat. Rasulullah tidak pernah menjadikan harta benda sebagai prioritas, melainkan hanya sebagai alat untuk memperjuangkan kebaikan dan keberkahan. []
Islampos.com
Sekilas Abu Hurairah, Bapak Kucing
ABU Hurairah (raḍiyallāhu ‘anhu) adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang paling dikenal dalam sejarah Islam, terutama karena kontribusinya yang besar dalam meriwayatkan hadis. Berikut adalah sekilas tentang beliau:Nama Lengkap dan Asal-UsulNama lengkapnya adalah Abd al-Rahman bin Sakhr al-Dawsi.Ia berasal dari suku Daus di Yaman.Abu Hurairah artinya “bapak kucing kecil,” nama panggilan yang diberikan kepadanya karena kecintaannya terhadap kucing.BACA JUGA: Ini Sebabnya Abu Hurairah Jadi Salah 1 Sahabat Nabi yang Menghafal Paling Banyak HadistKeislamanAbu Hurairah memeluk Islam pada tahun ke-7 Hijriyah, sekitar waktu Perang Khaibar.Setelah masuk Islam, ia langsung bergabung dengan Nabi Muhammad ﷺ dan menjadi salah satu sahabat yang paling sering menemani beliau.Peran PentingAbu Hurairah dikenal sebagai sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis. Ia meriwayatkan sekitar 5.374 hadis yang tersebar dalam berbagai kitab hadis.Hal ini karena ia mendedikasikan hidupnya untuk mendampingi Rasulullah ﷺ dan menghafal ucapan serta perbuatan beliau. Ia juga mendapatkan doa khusus dari Nabi ﷺ agar ingatannya kuat.Kehidupan SederhanaAbu Hurairah menjalani hidup dengan sangat sederhana, sering kali mengalami kelaparan. Namun, ia tetap teguh dalam mencari ilmu dan mendampingi Rasulullah ﷺ.KematianAbu Hurairah wafat pada tahun 59 Hijriyah di Madinah pada usia sekitar 78 tahun. Ia dimakamkan di Baqi’.BACA JUGA: Kisah Abu Hurairah menjaga Gudang ZakatKarakteristikBeliau dikenal karena ketaqwaannya, kecintaannya pada ilmu, dan sifatnya yang sangat perhatian terhadap umat Islam.Abu Hurairah adalah teladan dalam keteguhan untuk menuntut ilmu dan berkhidmat untuk Islam, menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. []
Islampos.com
Peristiwa Pembunuhan Utsman bin Affan
USTMAN bin Affan, khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin, wafat pada 18 Dzulhijjah tahun 35 Hijriah (656 Masehi) di Madinah. Kematian beliau terjadi dalam peristiwa tragis yang dikenal sebagai pembunuhan Utsman bin Affan, sebuah peristiwa yang menjadi salah satu penyebab awal perpecahan dalam umat Islam.Latar BelakangPada masa pemerintahan Utsman, Islam mengalami ekspansi besar-besaran, tetapi juga muncul ketegangan di kalangan umat. Beberapa kebijakan Utsman, seperti pengangkatan kerabatnya dari Bani Umayyah ke posisi penting dalam pemerintahan, menjadi bahan kritik. Selain itu, perbedaan pendapat mengenai distribusi kekayaan dan gaya kepemimpinan Utsman memicu ketidakpuasan di sejumlah wilayah.BACA JUGA: Seberapa Kaya Utsman bin Affan? Dari Mana Sumber Kekayaannya, dan Buat Apa Saja?Kelompok pemberontak dari Mesir, Kufah, dan Basrah mendatangi Madinah dengan alasan mengadu tentang kebijakan Utsman. Namun, situasi memanas hingga akhirnya para pemberontak mengepung rumah Utsman selama sekitar 40 hari.Peristiwa PembunuhanPada hari terakhir pengepungan, para pemberontak menerobos masuk ke rumah Utsman. Meskipun beliau memiliki kesempatan untuk melawan, Utsman memilih untuk tidak menggunakan kekerasan, sesuai dengan prinsipnya yang menghindari pertumpahan darah sesama Muslim.Utsman bin Affan dibunuh di rumahnya sendiri saat sedang membaca Al-Qur’an. Pembunuhannya sangat menyedihkan karena terjadi dalam keadaan damai tanpa perlindungan, sementara istrinya, Na’ilah binti al-Furafisah, berusaha melindunginya namun terluka.Dampak KematianFitnah Pertama (Fitnah Kubra): Pembunuhan Utsman memicu kekacauan besar dalam dunia Islam yang dikenal sebagai Fitnah Pertama, yaitu konflik politik dan militer yang melibatkan pengikut Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan.BACA JUGA: Sebab Utsman bin Affan Dijuluki Dzun NurainPerpecahan Umat: Peristiwa ini menjadi salah satu titik awal munculnya perpecahan dalam umat Islam, yang kemudian berkembang menjadi aliran-aliran besar seperti Sunni dan Syiah.Kerusuhan Politik: Setelah wafatnya Utsman, umat Islam menghadapi masa-masa sulit dengan berbagai konflik dan pemberontakan.Pembunuhan Utsman menjadi pelajaran penting dalam sejarah Islam mengenai bahaya fitnah, ketidakadilan, dan perpecahan dalam masyarakat Muslim. []
Islampos.com
7 Jasa Utsman bin Affan untuk Islam
UTSMAN bin Affan adalah salah satu Khulafaur Rasyidin yang sangat berjasa dalam perkembangan Islam. Beliau adalah khalifah ketiga setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Berikut beberapa jasa Utsman bin Affan yang sangat besar:1. Jasa Utsman bin Affan untuk Islam: Kodifikasi Al-Qur’anSalah satu jasa terbesar Utsman adalah menyatukan bacaan Al-Qur’an. Ketika umat Islam mulai menyebar ke berbagai wilayah, muncul perbedaan cara membaca Al-Qur’an sesuai dengan dialek daerah masing-masing.Untuk mencegah perpecahan, Utsman memerintahkan penulisan mushaf standar berdasarkan bacaan Zaid bin Tsabit.Mushaf ini kemudian dikenal sebagai Mushaf Utsmani, yang menjadi rujukan hingga hari ini.BACA JUGA: Saat Utsman bin Affan Membeli Sumur, Keikhlasannya Selamatkan Kaum Muslimin2. Jasa Utsman bin Affan untuk Islam: Perluasan Wilayah IslamDi masa kepemimpinannya, wilayah kekhalifahan Islam meluas hingga ke Afrika Utara, Persia, dan Asia Tengah.Beliau mengirimkan pasukan ke berbagai daerah untuk memperluas kekuasaan Islam dengan tetap menjaga toleransi terhadap penduduk setempat.3. Jasa Utsman bin Affan untuk Islam: Pengembangan InfrastrukturUtsman membangun sejumlah infrastruktur penting seperti masjid dan jalan-jalan umum.Salah satu contohnya adalah renovasi dan perluasan Masjid Nabawi di Madinah.4. Jasa Utsman bin Affan untuk Islam: Sumbangan Pribadi untuk IslamUtsman dikenal sebagai seorang pedagang kaya yang dermawan. Ia banyak menyumbangkan hartanya untuk kepentingan umat Islam.Salah satu kisah terkenal adalah saat Utsman membeli sumur Raumah dari seorang Yahudi di Madinah dan menyedekahkannya untuk kepentingan umat Islam.5. Jasa Utsman bin Affan untuk Islam: Penyebaran Administrasi IslamUtsman memperbaiki sistem administrasi pemerintahan dengan menunjuk pejabat-pejabat yang ia percaya mampu menjalankan tugas.Ia juga memerintahkan penggunaan stempel resmi kekhalifahan untuk menjaga keaslian dokumen pemerintahan.6. Jasa Utsman bin Affan untuk Islam: Penyatuan UmatUtsman dikenal sebagai sosok yang lembut dan bijaksana. Ia berusaha menjaga persatuan umat Islam meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk fitnah dan pemberontakan di akhir masa kepemimpinannya.BACA JUGA: Sebab Utsman bin Affan Dijuluki Dzun Nurain7. Jasa Utsman bin Affan untuk Islam: Teladan AkhlakUtsman adalah sahabat Nabi yang sangat dikenal karena sifat pemalu, rendah hati, dan dermawannya. Nabi Muhammad ﷺ bahkan bersabda bahwa para malaikat pun merasa malu terhadap Utsman.Jasa-jasa ini menunjukkan betapa besar kontribusi Utsman bin Affan terhadap perkembangan Islam. Meskipun masa pemerintahannya diwarnai berbagai fitnah, warisan beliau tetap menjadi teladan dan bermanfaat bagi umat Islam hingga kini. []
Islampos.com
Kisah Kematian Umar bin Khattab
KISAH kematian Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Umar bin Khattab, khalifah kedua dalam sejarah Islam, wafat akibat pembunuhan yang dilakukan oleh seorang budak Persia bernama Abu Lu’lu’ah al-Majusi.Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat adil dan bijaksana. Di bawah kepemimpinannya, kekhalifahan Islam mencapai puncak kejayaannya, dengan wilayah yang luas dan hukum yang tegak. Namun, ada pihak-pihak yang merasa tidak puas dengan kepemimpinannya, termasuk orang-orang yang berasal dari bangsa-bangsa yang telah ditaklukkan oleh umat Islam.BACA JUGA: Umar bin Khattab Mewujudkan Janji Allah SWTPada pagi hari tanggal 26 Dzulhijjah tahun 23 Hijriyah, Umar bin Khattab memimpin shalat Subuh di Masjid Nabawi, Madinah. Ketika beliau sedang memimpin shalat, Abu Lu’lu’ah menyelinap ke saf jamaah dan menikam Umar dengan sebilah belati bermata dua. Umar ditikam beberapa kali hingga ia jatuh pingsan. Abu Lu’lu’ah juga melukai beberapa orang jamaah yang mencoba menangkapnya, sebelum akhirnya ia bunuh diri.Umar dibawa ke rumahnya dalam keadaan luka parah. Dokter-dokter yang memeriksanya menyatakan bahwa lukanya tidak bisa disembuhkan. Umar kemudian mempersiapkan umat Islam untuk pergantian kepemimpinan dengan membentuk dewan syura yang terdiri dari enam sahabat utama untuk memilih khalifah pengganti.Umar memberikan beberapa wasiat penting kepada umat Islam sebelum wafat. Salah satu wasiatnya adalah agar kaum muslimin menjaga persatuan, melanjutkan pemerintahan yang adil, dan memperhatikan hak-hak rakyat kecil. Ia juga meminta agar jenazahnya dimakamkan di samping makam Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar Ash-Shiddiq, dengan seizin Aisyah radhiyallahu ‘anha.BACA JUGA: Saat Para Sahabat Menangis Melihat Rumah Rasulullah ﷺ di Era Umar bin KhattabUmar bin Khattab wafat pada usia 63 tahun dan dimakamkan di samping Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar Ash-Shiddiq di kamar Aisyah.Kematian Umar bin Khattab mengajarkan banyak pelajaran, termasuk tentang pengorbanan dalam memimpin, pentingnya persatuan umat, dan keberanian dalam menghadapi takdir. Umar juga meninggalkan jejak kepemimpinan yang menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.Sikap Umar yang tetap memikirkan umat hingga saat-saat terakhir hidupnya menunjukkan betapa besar tanggung jawabnya sebagai pemimpin umat Islam. []