Tag:

Shin Bet

Pasang Foto Jurnalis Mesir Sebagai Tokoh Hamas, Shin Bet ‘Israel’ Jadi Olok-olokan

GAZA (Arrahmah.id) — Dinas Keamanan Umum Israel, Shin Bet, dilaporkan menjadi bahan olok-olok publik Mesir dan regional di kawasan Timur Tengah. Itu lantaran badan keamanan elite Israel, selain Mossad tersebut salah memasang foto buronan tokoh Hamas yang mereka cari. Dilansir YNet News (25/5/2024), Shin Bet dilaporkan menerbitkan foto senator dan jurnalis Mesir Mohamed Shabana sebagai […]

Eks Bos Shin Bet: Kalau Saya Orang Palestina, Saya Akan Perangi ‘Israel’

TEL AVIV (Arrahmah.id) — Mantan kepala Shin Bet, Ami Ayalon, secara jujur mengatakan jika menjadi orang Palestina, dirinya akan memerangi Israel demi kemerdekaannya. Dia juga mengungkap frustrasi masyarakat Israel atas kebijakan pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Shin Bet Shin adalah badan intelijen yang bertanggung jawab untuk urusan keamanan dalam negeri Israel. Badan ini telah […]

Intelejen ‘Israel’ Gagalkan Serangan 100 Peledak ISIS di Tepi Barat

TEPI BARAT (Arrahmah.id) — Badan intelejen Israel, Shin Bet, mengatakan baru-baru ini menggagalkan rencana serangan yang akan dilakukan oleh empat warga Palestina yang terlibat kelompok militan Islamic State (ISIS) di Tepi Barat. Dilaporkan militan ISIS ini telah menyiapkan sekitar 100 alat peledak untuk digunakan melawan pasukan Israel. Dilansir The Times of Israel (4/3/2024), keempat tersangka […]

Mantan Pemimpin Fatah ‘Binaan AS dan Uni Emirat” Muncul ke Publik

Hidayatullah.com—Mantan pemimpin kelompok sekuler Fatah yang kini jadi penasihat Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed Dahlan, yang pernah dituduh korupsi dan melarikan diri ke luar Palestina tiba-tiba muncul ke publik di saat jutaan warga Gaza sedang menderita. Dalam wawancara dengan surat kabar Amerika, The New York Times, Dahlan mengusulkan solusi dimana penjajah ‘Israel’ dan Hamas menyerahkan wewenang kepada pemimpin Palestina independen yang mampu membangun kembali Gaza di bawah perlindungan pasukan penjaga perdamaian Arab. Surat kabar tersebut mencatat bahwa Dahlan mengusulkan agar para pemimpin Arab selama diskusi pribadi mereka mengenai rencana pasca perang Gaza. “Meskipun rencana tersebut menghadapi tantangan berat, para pemimpin Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) terbuka untuk mendukung proses yang merupakan bagian dari upaya menuju negara Palestina,” kata Dahlan. Baca: Mohammad Dahlan: Agen Uni Emirat Arab, Pengkhianat Rakyat. Menariknya, Dahlan erat rezim militer Mesir Abdul Fattah Al-Sisi dan pihak ‘Israel; menegaskan kesiapan tersebut. Seorang pemimpin Palestina yang baru akan mengambil alih Gaza dan bagian Tepi Barat yang diduduki ‘Israel’ yang saat ini berada di bawah pemerintahan Otoritas Palestina (PA), usul Dahlan. Pemimpin baru ini akan menggantikan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, presiden Otoritas Palestina yang berusia 88 tahun, yang akan mempertahankan jabatan seremonial, tambahnya. Menolak Hamas Dahlan berasal dari Gaza selatan,  dibesarkan di kota yang sama dengan Yahya Sinwar, pemimpin Hamas saat ini. Dahlan adalah penasihat keamanan nasional Mahmoud Abbas ketika Hamas mengambil alih Gaza pada tahun 2007. Dia ditunjuk sebagai kepala dewan keamanan nasional yang baru oleh Mahmoud Abbas, dan memiliki reputasi kebrutalan yang membuatnya tidak populer di kalangan banyak warga Palestina. Sebagai kepala keamanan, ia mengorganisir unit-unit yang dilatih dengan bantuan AS di negara-negara Arab dan melobi agar unit-unit Fatah menerima senjata untuk memerangi kelompok pejuang Islam. Dahlan dilaporkan memainkan peran penting dalam kudeta yang didukung CIA terhadap pemerintahan pimpinan Hamas di Gaza pada bulan Juni 2007, yang menjadi bumerang dan menyebabkan kekalahan Fatah dan perpecahan fatal dengan PLO. Dahlan banyak mendapat kritik karena dinilai menggunakan taktik keras di Gaza, dan ia memiliki kecenderungan untuk mempromosikan diri sendiri.  Dahlan pindah ke Tepi Barat di mana ia masih dipandang sebagai aset – meskipun tidak dapat diandalkan lagi – oleh Israel. Namun hubungannya dengan Mahmoud Abbas memburuk di tengah isu ia berusaha menggantikannya. Dahlan sempat divonis penjara karena kasus korupsi secara in-absentia, atas tuduhan yang ia bantah, tahun 2016. Baca: Siapa Mohammad Dahlan yang Diburu Pemerintah Turki? Tahun 2011 Muhammad Dahlan dia dilaporkan dan diskors dari Komite Pusat Fatah atas dugaan berencana membentuk milisinya untuk menggulingkan Mahmoud Abbas dan mendalangi pemberontakan. Keretakannya dengan Abbas terjadi empat tahun kemudian, yang berujung pada pengusirannya dari Fatah. Setelah rumahnya di Ramallah digerebek oleh pasukan keamanan Palestina, Dahlan melarikan diri ke pengasingan. Ia terpaksa untuk melarikan diri ke Yordania, selanjutnya ke Mesir dan ke Uni Emirat Arab (UEA). Dalam sebuah wawancara dengan al-Arabiya, Dahlan menolak tuduhan terhadap dirinya dan mengatakan ia belum pernah menghasut untuk menentang Abbas atau semua afiliasinya. Ia kemudia melaraikan diri di Uni Emirat Arab (UEA), dan membangun hubungan dekat dengan anggota keluarga kerajaan. Awalnya berhubungan dekat dengan Syekh Hazza bin Zayed, mantan rekannya di lembaga keamanan UEA. Dia juga terhubung dengan saudara laki-laki Sheikh Hazza, Sheikh Mohammed bin Zayed, yang menjadi presiden pada tahun 2022. Dahlan bahkan menjadi salah satu penasihat utamanya. Dekat CIA dan Shin Bet Dahlan dianggap terlalu dekat dengan Mesir dan dekat dengan ‘Israel’. Dahlan tidak lagi disukai di Tepi Barat pada awal tahun 2000-an dan terpaksa mengundurkan diri sebagai kepala keamanan tahun 2007 setelah Hamas berkuasa di Gaza. Dia mengasingkan diri pada tahun 2011, awalnya pindah ke Kairo dan kemudian menetap di Abu Dhabi bersama istrinya Jalila Dahlan dan keempat anak mereka. Sambil terus mengawasi politik Palestina, ia mengambil peran baru sebagai penasihat khusus Putra Mahkota Mohammed bin Zayed Al Nahyan, yang saat itu adalah seorang pilot pesawat tempur di Angkatan Udara UEA.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Dahlan kemudian menjadi perwakilan kepentingan UEA di luar negeri, terutama di Serbia, tempat ia membantu bisnis UEA, dan di Yaman tempat ia mengawasi perekrutan perusahaan militer swasta (Intelligence Online, 24/10/18). Baca: Turki Minta Interpol Tangkap Mohammad Dahlan Ia tetap terdepan dalam hubungan UEA-Israel pasca normalisasi diplomasi kedua negara pada tahun lalu. The Guardian tahun 2021 menulis, bahwa Dahlan memiliki kontak dekat dengan CIA dan Dinas Keamanan Israel, Shin Bet, dan terus mengumpulkan kekayaan pribadi. Dia dituduh memasukkan pendapatan pajak ke rekening banknya dan dianggap korup. Dokumen WikiLeaks mengungkapkan komentar-komentar tidak menyenangkan mengenai sosok yang mudah berubah secara emosional dan mengintimidasi. Seorang pejabat senior pertahanan ‘Israelo yang mengunjunginya setelah dia jatuh sakit pada tahun 2005 mengatakan kepada diplomat AS: “Dia kejam, yang berarti dia telah pulih,” kata Yuval Diskin, Kepala Shin Bet. “Jika dia melihat keuntungan pribadi dalam membantu Presiden [Mahmoud] Abbas, dia akan melakukannya, karena ketika dia menginginkannya, dia tahu bagaimana mengendalikan Gaza,” katanya lagi. Dia melarikan diri ke Mesir tetapi membantah menerima uang atau dukungan AS. Dia membayar “tidak hanya atas kegagalan militernya, tetapi juga atas apa yang dia simbolkan: kesombongan dan rasa percaya diri yang berlebihan, sikap agresif, dan mempunyai terlalu banyak musuh”, tulis seorang pakar Israel.*

Frustasi, Kepala Shin Bet Ancam PBB: Yang Ingin Dunia Aman, Jangan Ikut Campur!

Hidayatullah.com—Kepala Badan Keamanan Israel, Shin Bet, Ronan Bar menyampaikan surat yang panjang bernada ancaman kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Ia meminta organisasi itu tidak ikut campur. “Kami bertekad untuk menyelesaikan misi kami di Gaza. Semua yang bercita-cita untuk melihat dunia yang lebih aman, kita harus menahan diri untuk tidak ikut campur atau menghentikan kita,” tulis Ronan Bar dalam suratnya yang dimuat laman The Jerusalem Post, Selasa (12/12/2023). “Piagam PBB menyatakan bahwa tujuan organisasi ini adalah untuk ‘memperbarui keyakinan terhadap hak asasi manusia yang paling mendasar, terhadap martabat manusia dan pentingnya kehidupan manusia, serta kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan.’ Hamas telah memerintah Jalur Gaza selama 17 tahun dan mengabaikan prinsip-prinsip ini, serta kebutuhan 2,2 juta warga yang tinggal di Gaza,” tambahnya. Dalam pesannya yang panjang, Barr menyatakan bahwa Piagam PBB menetapkan bahwa tujuan organisasi ini adalah untuk memperbarui keyakinan terhadap hak asasi manusia yang paling mendasar. Termasuk terhadap martabat manusia dan pentingnya kehidupan manusia, serta kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan.   Namun ia mengklaim, Hamas di Jalur Gaza selama 17 tahun telah sepenuhnya mengabaikan prinsip-prinsip ini dan kebutuhan  juta warga yang tinggal di Gaza. “Selama aktivitas Hamas pada tanggal 7 Oktober, tidak ada rasa hormat atau hak apa pun. PBB didirikan untuk memastikan bahwa ‘tidak akan pernah terjadi lagi’, di mana pun di dunia. Namun pada hari terjadinya pembantaian di bulan Oktober, PBB kembali dengan kekuatan penuh. Orang Yahudi dibunuh secara brutal, hanya karena mereka Yahudi. IDF adalah tentara yang beroperasi sesuai dengan prinsip moral tertinggi. Kami tidak bertindak dengan sengaja terhadap warga sipil,” katanya. Kepada Guterres, ia mengatakan,  “Ini saatnya untuk mengingatkan Anda, Tuan Sekretaris Jenderal, bahwa (pemimpin Hamas di Gaza) Yahya Sinwar sendiri dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Israel karena membunuh warga Palestina, bukan Yahudi. Gaza harus dibebaskan dari Hamas, bukan dari Israel. Hamas adalah ISIS,” begitu tulisnya. Dia menambahkan agar PBB membantu aksi brutalnya. “Tolong bantu kami menghilangkan aturan jahat di Jalur Gaza dan mengembalikan kepercayaan pada hak asasi manusia yang paling mendasar sebagaimana diatur dalam Piagam PBB,” tulis dia. “Bantu kami memulihkan kepercayaan pada persamaan hak antara pria dan wanita, warga Palestina, Israel, Muslim, Umat ​​Kristen, Yahudi, dan lain-lain. Bantu kami dalam memulangkan ayah, ibu, saudara laki-laki dan perempuan kami ke rumah mereka,” katanya, mengabaikan sebanyak 19 ribu warga Palestina yang telah dibantainya, dan jutaan warga Gaza yang saat kini melarikan diri, kelaparan dan tidak ada tempat aman. “Saya memintanya agar PBB memperkuat faktor-faktor penstabil di wilayah tersebut dan membantu menetralisir faktor-faktor yang menyebabkan ketidakstabilan. Antara lain,” tulis Bar. Dalam suratnya yang dimuat di media Yahudi itu ia mengatakan telah meminta bantuan PBB mendukung pihaknya, termasuk membantu menyetop masuknya senjata ke Gaza lewat Sinai (Mesir), namun semua permintaan itu tidak pernah ditanggapi. “Tidak ada permintaan saya yang dikabulkan, dan apa yang terjadi adalah apa yang kita semua khawatirkan akan terjadi.” Menurut The Jerusalem Post, surat pimpinan Shin Bet kepada Sekjen PBB mencerminkan rasa frustrasi para pengambil keputusan di Israel.  “Surat luar biasa dari pimpinan Shin Bet kepada Sekretaris Jenderal PBB mencerminkan rasa frustrasi di antara para pengambil keputusan di Israel, di semua tingkatan, mulai dari ketidakpedulian internasional hingga apa yang terjadi pada tanggal 7 Oktober, dalam menghadapi semakin besarnya identifikasi Israel yang menyebabkan penderitaan warga Palestina di Gaza,” tulis media itu.*

Ulangi Operasi Munich, Intelejen ‘Israel’ Siap Buru Tokoh Hamas di Turki & Qatar

TEL AVIV (Arrahmah.id) — Kepala Badan Keamanan Dalam Negeri Israel (Shin Bet), Ronen Bar, mengatakan Israel akan memburu tokoh kelompok perlawanan Palestina Hamas di berbagai negara. Ronen Bar menargetkan anggota Hamas di Lebanon, Turki, dan Qatar. Kepala Shin Bet itu siap melakukannya meski akan memakan waktu bertahun-tahun. “Kabinet telah menetapkan tujuan bagi kami, melalui pembicaraan […]

‘Israel’ Klaim Bebaskan 1 Tawanan Tentara Perempuan, Kebohongan Zionis Dikuliti Netizen  

Hidayatullah.com—Pernyataan bersama oleh tentara Zionis dan Dinas Keamanan Shin Bet hari Senin (30/10/2023) yang menyatakan bahwa tentara penjajah yang bernama Ori Megidish “telah dibebaskan selama operasi darat,” dan bahwa “kondisinya baik dan telah bertemu keluarganya” memicu polemik. Sebelumnya, juru bicara militer ‘Israel’ mengklaim telah berhasil membebaskan tawanan dari pejuang –mengatakan bahwa dia tidak akan mengungkapkan rincian apapun mengenai pembebasan tentara tersebut – rupanya telah menimbulkan kebingungan tentang kredibilitas terkait cerita proses pembebasannya. Media Penjajah Tak Percaya Surat kabar penjajah, Israel Today mengutip sumber yang dekat dengan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa tahanan tersebut telah dibebaskan dalam “Operasi Darat di Jalur Gaza” versi Shin Bet, bahwa tujuan pengumuman ini untuk meningkatkan moral orang  ‘Israel’. Laman Akka untuk Urusan ‘Israel’ melaporkan bahwa halaman dan komentar ‘Israel’ di platform media sosial telah meminta pernyataan resmi dari Abu Ubaida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam, untuk mengklarifikasi kredibilitas berita pembebasan tahanan ‘Israel’ versi Shin Bet. Mereka mengatakan sangat tidak mempercayai pernyataan Benyamin Netanyahu, Menteri Angkatan Darat, atau pernyataan juru bicara militer, termasuk Shin Bet sendiri. Dikuliti Netizen Sementara itu, para aktivis Palestina menyebarkan informasi dan mengugkap wanita yang diklaim oleh tentara penjajah sebagai tahanan Brigade Izzudin al-Qassam dan telah dibebaskan. Wanita itu bernama asli Ori Megidish, seorang tentara IDF. Daftar yang dikeluarkan oleh otoritas ‘Israel’ mengenai “tawanan” tersebut rupanya telah ditambahkan besoknya. Dengan mengakses daftar tahanan yang ditahan oleh Brigade Qassam di arsip surat kabar Haaretz, tidak ada namanya di daftar lama, dan namanya ditambahkan kemudian setelah pengumuman pembebasannya. Sementara akun Facebook, yang menunjukkan bahwa perempuan itu sebelumnya sempat mengunggah komentar pada 12 Oktober, yaitu 5 hari setelah pertempuran Taufan Al-Aqsha, yang menunjukkan bahwa dia tidak termasuk di antara para tahanan dalam daftar orang yang ditawab Brigade Al-Qassam. Tidak Ada yang Percaya Patut dicatat bahwa anggota Biro Politik Hamas, Izzat al-Rishq, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengumuman ‘Israel’ itu bertujuan untuk mengganggu video tiga tahanan wanita, yang sebelumnya meminta segera dibebaskan dan telah menyebabkan kegoncangan besar bagi warga ‘Israel’. “Tidak ada seorang pun yang percaya pada narasi ‘Israel’ yang tidak konsisten, bahkan masyarakat ‘Israel’ sendiri tidak mempercayai para pemimpinnya, dan apa yang akan dikatakan oleh kelompok perlawanan adalah keputusan akhir,” kata Al-Rishq. Pengumuman penjajah ini muncul beberapa jam setelah Brigade Al-Qassam menerbitkan rekaman video 3 tahanan wanita di mana mereka menyerang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menuduhnya bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam “Operasi Taufan Al-Aqsha” dan menuntut agar dirinya dibebaskan segera beserta seluruh warga tawanan ‘Israel’ dengan imbalan tawanan Palestina.*